Part 2

62.9K 885 11
                                    

Setelah memimpin rapat di perusahaanya, Lucas tersenyum membayangkan betapa hebatnya percintaannya semalam.

Akhirnya ia bisa mendapat tubuh yang ia idamkan selama ini. Akhirnya ia bisa mencium bibir yang dulu sering mencibir dan meludahinya.

"Sayang?" Seorang wanita muncul dengan senyum termanisnya. Serena. Wanita itu langsung duduk dipangkuan Lucas, dan memeluknya dengan manja.

"Kenapa kemari? Kangen ya?" Goda Lucas sembari mengecup bibir kekasih sekaligus calon istrinya tersebut.

"Lucas, kenapa kamu membeli rumah baru untuk kita? Kenapa tidak di rumahmu saja?"

"Rumah itu khusus untuk mengenang ibuku saja Serena. Aku mohon kamu ngerti ya? Lagian yang penting kita bersama kan?"

Serena mengangguk untuk percaya. Tentu saja itu hanya bualan Lucas. Karena rumah itu akan ia pakai untuk meniduri Clara di setiap ia ingin. Agar tidak ada yang menganggu.

"Aku sayang sama kamu. Aku nggak sabar kita nikah. Aku pengen punya anak, aku pengen disisi kamu selamanya."

"Aku juga sayang." Lucas mencubit hidungnya.

"Aku kesini cuman mau bawain kamu makan siang."

"Nggak mau yang lain?" Lucas menggodanya dengan menyingkap kaos yang wanita itu pakai. Meremas dada yang masih terbungkus bra dengan rapi.

"No!" Serena menurunkan kembali kaosnya.

"Yakin? Kamu nggak kasihan sama Lucas junior? Dia udah kangen banget sama kamu."

"Dasar mesum!"

"Sebentar aja sayang."

Pada akhirnya Serena jatuh dalam pesonanya. Hanyut dalam rayuannya. Dan Lucas berhasil menelanjanginya. Memasukinya, serta membuatnya mendesah selama berjam-jam.

Lucas menidurkan Serena di meja kerjanya. Ia menghujam wanita itu sambil berdiri, dan mengangkat kakinya ke atas pundak. "Kamu sempit Ser... " meski tak senikmat Clara. Pikirnya sambil mengeluar-masukkan senjatanya dengan brutal.

Lucas jadi kepikiran bagaimana nasib Clara sekarang. Mereka bercinta semalaman penuh tanpa jeda. Mungkin wanita itu masih terlelap saat ini. Mungkin bercinta di bawah air siang ini menjadi hal yang menyenangkan. Itu ide bagus bukan?

*****

Clara mengerjabkan mata memandang langit-langit kamarnya. Tubuhnya terasa remuk. Bahkan tak terasa sampai jam satu siang ia tertidur.

Clara sangat lelah melayani Lucas. Pria itu terus memasukinya semalaman. Bahkan hingga jam 8 pagi ketika Lucas sudah bersiap untuk bekerja. Pria itu rela melucuti setelan kerjanya, hanya untuk menikmatiya lagi.

Sekarang Clara mengerti kenapa ayahnya selalu memaksanya mandiri. Kenapa ayahnya selalu mendidiknya untuk bekerja meski kekayaan mereka sudah berlimpah.

Dan ia menyesal tidak mendengarkan apa yang ayahnya katakan. Ia menyesal selalu berfoya-foya. Menghabiskan uangnya untuk memanjakan Axel. Pria yang bahkan tidak peduli di saat ia terjatuh saat ini

Dulu ada kakak yang menjaganya. Ada ayah yang mencintainya. Ada ibu yang selalu memeluknya ketika ia takut. Tapi semua orang itu telah tiada meninggalkannya sendiri. Ia hanya sebatang kara yang tak punya apa-apa. Bahkan untuk menyambung hidup, ia harus menjual dirinya kepada Lucas.

"Kakak, Clara takut. Katanya kakak bakal lindungi Clara. Mana buktinya? Kakak bohong!" Isaknya.

Clara terus terisak. Bahkan jasad keluarganya belum di temukan dalam kecelakaan pesawat itu. Ia tidak tahu sudah jadi apa tubuh mereka. Mungkin di makan hiu. Atau hancur tak berbentuk.

Ini sudah sebulan kecelakaan itu berlalu. Dan harapan untuk menemukan jasad keluarganya sudahlah pupus.

"Mama.... " Isaknya lagi. Hingga sebuah tangan melingkar di perutnya. Memeluknya dengan erat.

"Mama...." Isaknya. Ia pun kembali terpejam di dalam pelukan itu. Tidak peduli siapa yang memeluknya, tapi ia merasa nyaman sekarang. Ia merasa aman. Setelah selama sebulan penuh hidupnya selalu diliputi rasa ketakutan.

Lucas (Cinta dan Gairah)  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang