"Arghhhhh...!!! "
Clara berteriak pagi-pagi buta karena gorengan telur yang meletup-letup ke arahnya. "Lucas, letupanya ngejar aku! Sakit kalau kena tangan!" Ujarnya manja.
"Kalau kamu nggak bisa bikin telur goreng yang normal, aku bakal suruh kamu goreng telur sampai sore."
Clara mendesah dan tak bisa protes. Bibirnya terus mengerucut. Setidaknya sudah 2 kilo telur yang ia goreng. Namun masih tak ada yang sempurna. Semuanya gosong.
Melihat tangan Clara sudah memerah karena letupan minyak, akhirnya Lucas mengalah. Ia pun mendekati wanita itu, lalu mendekapnya dari belakang. Tangannya terulur untuk mengajari Clara tata cara menggoreng yang baik dan benar.
Clara kagum akan sosok Lucas. Ia baru menyadari pesona pria itu. Tak hanya tampan, Lucas juga pengusaha yang begitu sukses dan disegani. Ia pintar membersihkan rumah, dan pintar memasak. Sungguh suami idaman bukan? Terlebih ketika di atas ranjang. Lucas memang sempurna.
Clara menggeleng. Mikir apa dia? Jangan bermimpi! Hubungannya dengan Lucas tak akan seperti itu.
"Jangan takut dengan letupannya, nggak terlalu sakit. Nanti juga terbiasa." Lucas masih memegang tangannya dan membimbing gadisnya memasak. Ia juga masih mendekap tubuh wanitanya.
Clara membeku. Sungguh romantisnya pagi ini. Namun kata-kata Lucas yang tiba-tiba keluar, membuat suasana romantis itu menjadi.... memuakkan. Apa Clara cemburu?
"Kamu harus belajar memasak. Kamu akan menyiapkan aku dan Serena sarapan nantinya." Ujar Lucas santai. "Aku akan ajak Serena tinggal disini. Kamu tahu kan? Pernikahan aku dan Serena 2 bulan lagi?"
Clara terdiam dengan wajah memerah. Setelah 4 lembar telur tergoreng sempurnya, Lucas membawanya ke meja makan. Menikmatinya dengan roti bakar yang Clara buatkan.
"Makan Cla. Kenapa diam?"
"Nggak nafsu. Kamu makan aja sendiri. Kalau mau berangkat kerja, aku udah siapin semua barang kamu di ruang tamu."
"Bersihin rumah. Serena nanti malam akan datang." Ujar Lucas lagi.
"Terserah." Suara Clara terdengar bergetar. Clara menangis?
Lucas tersenyum smirk. Jadi wanita itu cemburu? Ia bersumpah akan membawa Serena ke rumah. Ia tidak peduli jika Serena tau hubungannya bersama Clara terungkap suatu hari.
****
Lucas menatap wajah pria paruh baya yang merupakan calon mertuanya dengan penuh hormat. Pria paruh baya itu tertawa sembari menepuk pundaknya.
"Aku percayakan Serena padamu."
"Makasih om."
"Kamu menantu hebat memang. Tampan, pintar, sukses. Bahkan kamu berhasil mengambil alih perusahaan Robert. Dengar-dengar kamu memungut Clara?"
"Lumayan buat jadi pembantu." Balas Lucas santai.
"Kenapa kamu nggak suruh jadi pembantu disini aja? Kebetulan om sendiri."
Lucas tersenyum saja. "Biar jadi asisten Serena om." Balasnya ramah, dan Markus tersenyum saja. Tak lama Serena keluar dengan koper besarnya.
"Kamu kenapa tiba-tiba ajak aku tinggal sih? Bukannya kamu bilang mau beli rumah baru aja?"
"Aku berubah pikiran. Kita tinggal di rumah aku aja sayang."
"Pa, Serena pamit ya?" Serena memeluk ayahnya.
"Lucas, titip Serena ya? Jangan sakiti dia."
"Aku bakal jagain bidadari cantik ini." Lucas berujar sambil mengecup kening Serena.
Keduanya pun beranjak meninggalkan rumah mewah tersebut. Mengendarai mobil, dan mendarat lagi di rumah mewah kediaman Lucas.
"Makasih ya sayang, kamu ijinin aku disini. Ya meski ada Clara. Aku tahu kamu hanya kasian, aku akan mengerti."
"Aku suka kedewasaan kamu sayang. Sungguh wanita idaman. Ayo masuk!" Lucas mendekap pinggang Serena untuk masuk ke dalam.
Baru saja pintu terbuka, matanya tertuju kepada Clara yang sedang tertidur pulas di sofa. Sepertinya wanita itu kelelahan karena membersihkan rumah seharian ini.
Lucas menelan ludah melihat pakaian yang Clara kenakan. Itu salah satu gaun tidur sexy yang Lucas berikan. Kenapa dia memakai itu? Apa Clara sengaja? Apa Clara melakukan itu karena cemburu? Karena ia tahu Serena akan datang?
"Kenapa dia tidur sembarangan sayang?" Ujar Serena kesal. Ia sedikit iri dengan kemolekan tubuh yang Clara miliki. Terlebih Clara masih sangat muda. Berbeda dengan dirinya dan Lucas yang sudah mencapai kepala tiga. Ia takut Lucas tergoda.
Serena pun mengahampiri Clara. Ia menjambak rambutnya dengan kasar, dan memaksanya untuk bangun saat itu juga.
"Siapa yang suruh kamu tidur sembarangan? Kamu itu cuman numpang, pembantu, jangan lancang!" Teriak Serena sambil mendorongnya.
"Kamu dengar apa kata Serena, Clara? Cepat pergi dan siapkan kami makanan. Siapkan juga air hangat untuk kami." Ujar Lucas dingin. Ia menggandeng Serena pergi sambil mengangkat koper milik calon istrinya tersebut.
Clara hanya menunduk. Ia kesal sekali dengan kesombongan anak dari saingan perusahaan ayahnya. Kenapa Lucas bisa bersamanya?
Tapi apa daya? Ayahnya sudah meninggal. Wajar dia mencari partner perusahaan besar seperti mendiang ayahnya. Lucas kaya dan sukses. Dia bisa bekerja sama dengan perusahaan apapun.
Namun yang paling membuatnya kesal adalah kedekatan Lucas dengan Serena.
"Aku akan membuat Lucas jatuh kepelukanku. Lucas selalu mengejarku dulu. Tidak mudah mendapatkannya lagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucas (Cinta dan Gairah) [END]
Romance21+ Clara kehilangan keluarganya yang meninggal karena kecelakaan pesawat. Untuk menyambung hidup ia terpaksa menjadi pelayan ranjang seorang Lucas. Namun siapa sangka jika seroang Lucas yang kejam sebenarnya sangat rapuh dan menyimpan misteri? Apak...