~{Chapter 06}~

33 3 3
                                    


.
.
.

"Tuan, laporan dari ace mengatakan kalau orang-orang di pelelangan saat itu melihat seseorang yang mencurigakan disana. Tapi tidak sepenuhnya, sebab orang ini bersama seseorang yang berlangganan di pelelangan pasar bawah. Jadi mereka hanya meyakini kalau orang ini hanyalah tamu atau klien baru disana."
"Marco, suruh ace menelusuri lagi dan mencari di kyoto juga. Ku rasa kita akan menemukan sesuatu disana."
"Baik tuan."

Richard menelusuri laporan lainnya yang datang dari bawahannya di ponselnya. Sedangkan marco sudah pergi membuat panggilan lainnya.

Sudah berlalu, dan ini memang sulit. Tidak salah jika orang metropolitan sulit mengungkapkan status orang ini, dark jewelry.

__

Richard berjalan-jalan malam itu di ginza. Melihat kesibukan kota itu di saat malam hari. Dia hanya berkeliling seorang diri, namun dari jarak yang cukup, beberapa bawahannya menemani dia.

Tiba saat itu, richard tidak sengaja menemukan cafe yang jauh di dalam lorong. Namun saat melihat sekelilingnya lagi, itu tidaklah benar-benar di dalam lorong. Hanya penempatan cafe itu, dia melihatnya di dalan lorong saja. Cafe itu berdiri tepat di depan lorong, di depan cafe terdapat jalan yang sedikit lebar, cukup untuk satu mobil lewat. Di sisinya terdapat bangunan rumah milik penduduk disana. Kesibukan juga memenuhi jalan itu, sebab terdapat pertokoan ataupun cafe lainnya disana.Namun entah kenapa saat Richard melihat sekitarnya itu, dia hanya merasa tertarik dengan cafe yang pertama kali di dilihatnya tepat di depan lorong itu.

Memasuki cafe, cafe itu tidaklah besar. Namun cukup nyaman bila memasuki. Segera dia menempati tempat duduk di sudut yang masih kosong. Seorang pelayan cafe menghampirinya dan menawarkan buku menu. Disana Richard memilih secangkir coffe dan beberapa makanan kecil. 

Pengunjung cafe sendiri beberapa kalangan datang kesana. Namun, tak hanya itu saja. Beberapa orang seperti pekerja kantor dengan setelan jas rapi datang saat itu dan langsung menuju tangga di sudut naik ke atas. 

Richard merasa, orang-orang itu sudah biasa datang dari caranya langsung pergi ke atas. Selain orang-orang itu, selama saat itu menghabiskan waktu disana. Tidak ada lagi satu orang ataupun pengunjung yang datang untuk naik ke lantai atas. Walau pengunjung datang dan pergi. Sepertinya, lantai atas cafe ini untuk secara khusus.

Bagaimana pun itu, mungkin cukup membuat orang penasaran. Apalagi richard yang sibuk mencari seseorang kesana kemari. Bukankah tempat yang tidak pernah kita sangka, akan memunculkan sesuatu pada akhirnya? Tentu saja, itu yang dia pikirkan.

Seorang dari cafe tiba-tiba datang  menghampiri saat itu.

"Tuan, maaf apa kau menginginkan sesuatu yang lain untuk di pesan?"
"Ah, tidak. Ini sudah cukup, terimakasih."
"Baiklah. Bila tuan ingin sesuatu panggil kami. Saya permisi tuan."

"Tunggu."
"Iya tuan? Ada yang kau inginkan?"
"Aku hanya ingin menanyakan sesuatu. Bisakah kau mengatakan dengan benar?"
"Kalau itu tidak menganggu mu. Saya tidak masalah tuan."
"Aku tidak ingin mengulur waktu. Pada intinya, apa kalian juga membuka tempat duduk untuk di lantai atas? Kurasa tempat nyaman."
"....tuan. saya senang tuan nyaman di tempat kami. Tapi maaf, lantai atas hanya untuk tamu khusus cafe kami."
"Tamu khusus? Bisakah aku dalam kategori ini?"
"Tuan, kau pantas untuk itu."
"Jadi, bisakah aku melihat itu."
"....." pelayan tersebut melihat jam di pergelangan tangan kirinya. Orang ini cukup tampan untuk menjadi pelayan cafe.

"Tuan, ada syarat bila tuan ingin melihat hal ini. Masih ada sedikit waktu sebelum berakhir."
"Syarat? Baiklah, anggap aku sudah melakukannya."
"Baiklah. Mohon ikuti saya tuan."
Pelayan itu memimpin jalan menuju tangga di sudut cafe yang tidak mencolok sama sekali. Sebab tangga itu di warnai dengan warna hitam pekat, namun terlihat elegan.

Dari sudut tempat richard menghabiskan waktu. Masih terlihat sedikit ujung pegangan anak tangga itu. Jadi dia tahu, kalau itu akan mengarah ke suatu tempat.

Ternyata setelah naik sampai ke atas, masih ada lorong kecil disana. Melewati lorong kecil itu, sampailah pada pintu paling sudut.

Interior pintu itu, sangatlah biasa saja. Namun terlihat cantik, melewati lorong  itu. Lapisan karpet memenuhi lorong itu, dindingnya pun terdapat beberapa lukisan yang cukup mahal.

Terimakasih sudah mampir dear readers~

170621
Xiè xiè nî

My Groom ~{Richard Xseigi}~Where stories live. Discover now