ɪᴄʜɪ 一

293 30 13
                                    

"Ne ne ne papa"

"Hum ?"

"Pa pa ma ma"

"Hahaha ne ini papa dan nanti kita bertemu mama "

"...."

"ugh lucunya . Jangan menatap papa seperti itu , papa janji akan mempertemukanmu dengan mama " senyum tulus itulah yang selalu gadis kecil berumur tiga tahun pegang sebagai janji dari ayahnya . Pasti dia akan bertemu sosok yang disebut mama

Lima tahun
"mama ada ditempat jauh . Sabar ya"

Tujuh tahun
"Mama ada diruangan itu . Tapi kamu tidak boleh menganggu mama dulu ya , mama sedang istirahat "

Sembilan tahun
"Sudah papa bilang untuk bersabar bukan ?"

Keinginan itu tidak pernah terwujud karena hingga usia sepuluh tahun , ayahnya hanya memberikan anak polos itu , sebuah foto ibunya tanpa pernah mempertemukan mereka

Dia merasa kesepian . Ayahnya tidak mengizinkan untuk masuk sekolah dasar seperti anak seusianya . Jika ditanya alasannya maka sang ayah akan memberikan jawaban seperti ,
"diluar berbahaya"

Putri kesayangan tuan Kim tersebut tidak pernah mengerti apa maksud dari ayahnya tetapi jika itu membuat orang yang ia sayangi bangga padanya maka dia akan menurutinya . Tapi terkadang ia merasa ayahnya berusaha membentuk karakter lain pada dirinya seperti memintanya bermain pistol air sesekali jangan selalu boneka . Atau jangan terlalu sering berada didapur melihat bibi memasak , tetapi belajarlah teknik bela diri dan bahkan saat mereka keluar bersama ia akan diminta menggunakan penyamaran sebagai laki-laki . Itu aneh dan tentu tidak nyaman tapi ia hanya bisa menurut

Seiring berjalannya waktu , dia tumbuh sendiri tanpa mengenal anak seusianya . Menyendiri , belatih dan belajar adalah garis besar kehidupannya di rumah yang sangat besar tersebut .

Waktu berlalu begitu cepat hingga tak terasa kini usianya tepat lima belas tahun . Keinginan terbesarnya adalah bertemu sang Ibu .

Tapi akankah itu terwujud kali ini ?

.
.
.
.
.
.
.

Tokyo , 7 Juli 2042

Seorang pria yang tahun lalu telah berumur empat puluh lima tahun , tengah duduk dikursi kebesarannya dalam sebuah ruangan bernuansa hitam putih . Meski hampir memasuki usia kepala lima , karisma dan parasnya tidaklah berkurang . Aura kepemimpinan itu semakin menguar terlebih jika sedang mengenakan pakaian formal seperti saat ini , jas hitam dengan kemeja merah dipasangkan dengan celana kain berbahan kelas atas membuat dirinya pasti akan digilai oleh banyak wanita diluar sana terlebih dengan gelarnya sebagai pengusaha terkenal yang bulan ini menduduki peringkat teratas orang nomor satu terkaya di Jepang . Satu-satunya pria ternama Jepang yang tidak diketahui latar belakangnya , ahhh sungguh pria idaman bukan ? Tapi di zaman moderen ini bahkan identitasnya tidak tersentuh . Pada kalangan pebisnis , dia dikenal dengan nama Shadow . Para karyawannya pun tidak ada yang mengetahui wajah pemilik perusaah tempat mereka bekerja .

2042 , tahun dimana tidak ada lagi benda pipih bernama smartphone tidak lagi berguna di Jepang . Sebagai gantinya , benda canggih lain menyerupai jam tangan bernama Monito kini telah digunakan oleh semua orang di Jepang . Tidak seperti smartphone yang tidak semua orang bisa memilikinya , Monito diproduksi dari perusahaan pemerintah Jepang dimana setiap orang mulai dari bayi 3 bulan hingga orang tua usia lanjut harus menggunakannya . Monito berisi indentitas yang mencakup tentang semua hal tentang pemiliknya , benda tersebut bekerja dengan teknologi hologram . Semua yang ditampilkan baik menu maupun data dibuat dalam hologram . Seiring kemajuan teknologi pula , monito semakin banyak diproduksi dengan banyak ragam . Salah satu perusahaan penghasil monito terbanyak dengan kualitas terbaik adalah Perusahaan KH yang mana pemiliknya adalah orang yang disebut Shadow .

Kembali pada pria berparas sempurna yang kini sedang berbincang dengan salah satu bawahan kepercayaannya sejak lama
"Hyuk , ada kemajuan di perusahaan yang kemarin berbuat curang itu ?"

"Sejauh ini saya telah menemukan beberapa orang mereka diperusahaan Satori"

Pria itu mengangguk puas dan membuat gestur dengan tangan agar bawahannya itu keluar

Dengan patuh pria tinggi itu keluar dari ruangan tuannya . Ia tersenyum kecil mengingat pengabdiannya pada pria tak berperasaan itu . Hyuk adalah orang yang dipungut orang bernama Kim Hanbin di Negara Korea Selatan , ia bekerja pada Hanbin dan mendapatkan imbalan gaji . Pekerjaan apapun yang tuannya perintahkan , akan Hyuk kerjakan . Oleh karena itulah ia kini tetap berada disisi tuannya tersebut .

Ya , Shadow adalah Kim Hanbin . Seorang yang sehari setelah kematian mantan rekan kerjanya bernama Kim Jinhwan , Kim Hanbin pun dinyatakan hilang . Keberadaannya tidak diketahui bagai ditelan bumi dan disinilah mereka saat ini , Negara Jepang yang kekasih tuannya itu sangat sukai . Terlalu banyak kisah yang telah terjadi dalam hidupnya mengabdi pada Hanbin tetapi gadis polos nan cantik yang tak lain adalah putri dari Tuannya dan Kim Jinhwan membawa kebahagiaan tersendiri untuknya terlebih untuk tuannya . Namun , kadang Hyuk memperhatikan Tuannya yang memandangi putri tunggalnya dengan tatapan berbeda . Seperti memuja...mungkin ?

Setelah Hyuk pergi , pria bernama asli Kim Hanbin itu sedang menatap lamat sebuah cincin yang melingkar dijari manisnya . Cincin pernikahannya dan sang istri , jika boleh jujur Hanbin bahagia dengan kehidupan barunya . Tanpa identitas yang diketahui oleh halayak , ia tidak ingin anaknya diketahui oleh dunia sebagai anak dari Shadow ataupun Kim Hanbin . Mereka bahagia dengan keadaan ini .

Larut dalam mengenang pertumbuhan anaknya , Hanbin dikejutkan oleh radar yang melingkar ditangannya tanda ada yang menghubunginya . Dengan segera ia menjawab Wes ( sebutan untuk panggilan seperti telephone ) yang ternyata dari sang putri

"papa"

"tidak sopan" dapat Hanbin lihat tawa kecil putrinya itu

"ehehe hari ini makan dirumah ?"

"maafkan papa sayang tapi setelah ini masih ada tiga rapat yang harus papa urus . Besok bagaimana ?"

Remaja berusia enam belas tahun itu menunduk , dapat Hanbin rasakan jika putrinya kecewa .
"Hey , bukannya papa sudah jelaskan jika pekerjaan papa sangat banyak . Tapi memang ada apa hum ? Ada yang special ?"

"um mm" gumam anak cantikya

"hahh ada apa ? Katakan dengan jelas sayang . Kau sudah berumur enam belas tahun dan besok kau akan tujuh- "ucapan Hanbin tiba-tiba terhenti
"bodoh . Anakmu ulang tahun !!" umpat Hanbin dalam hati menyadari kesalahannya yang hampir melupakan ulang tahun anaknya

"maafkan papa ya , papa bukannya lupa tapi hanya akan menjahilimu sedikit ehehe" tawa paksaan itu jelas menunjukkan kebohongan , tapi dengan baiknya putrinya mengangguk dan meminta Hanbin untuk jangan memaksakan diri bekerja . Setelahnya monito itu tak menampilkan apa-apa lagi yang artinya Wes diputuskan sepihak

"hahhh kenapa dia sangat mirip ibunya ? Tingkah dan wajahnya bahkan tidak memiliki banyak perbedaan . Aku bisa gila"

Hanbin kembali menghubungi putri yang sedang ngambek itu tapi baru saja tersambung , sepertinya sudah akan diputus lagi . Dari karena itu , Hanbin segera mengiyakan tentang makan malam hari ini hingga anak itu berteriak senang seperti anak tujuh tahun
Menggemaskan

"sudah ya , papa harus kembali bekerja . Shia jangan keluar rumah ya sayang , tunggu papa bawa cake yang sangat besar"

"siap laksanakan papa ehehe"

Kali ini Hanbinlah yang memutus Wes lebih dulu .

Ya , putrinya bernama Shia . Acacia , yang dalam bahasa Jepang menjadi Akashia yang berarti lembut namun memiliki duri , dalam budaya kuno Jepang Akashia memiliki makna
" Terlahir dari keabadian "

_________________TBC__________________

UNTOUCHABLE   [  sʜᴀᴅᴏᴡ 2  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang