Hanbin menyelesaikan pekerjaannya setelah jam menunjukkan pukul 9 malam , membuat perasaan sesal itu hadir . Ia yakin putrinya telah tidur saat ini bahkan ketika dia baru saja keluar dari ruangan kerjanya pada lantai 40 diperusahaan besar itu . Bukan tanpa alasan keyakinan itu , sebab memang begitulah aturan yang ada untuk sang putrinya tersebut .
Sejak umur tiga tahun , Hanbin memberikan aturan keras kepada Shia termasuk larang keluar rumah . Pebisnis biasa hanyalah sebuah bayangan baginya karena dibalik itu tersimpan kesenangan yang membawa jiwa gelapnya selalu bersenang - senang , maka dari itu sangat besar kemungkinan anaknya menjadi sasaran para orang-orang kelas rendah untuk membuat cela pada pertaganan Hanbin
Pria tampan itu melangkah dengan tegap , melewati setiap ruang besar yang memperlihatkan lukisan abstrak dan juga beberapa potongan gambar yang berbeda disetiap sudut ruangan di lantai yang dimana hanya diperuntukkan untuknya sebagai pemilik perusahaan ini
Saat melewati sebuah kaca besar , Hanbin menjentikkan jari yang membuat sebuah monitor nampak didepannya
"selamat ulang tahun sayang , jadilah anak yang bisa membanggakan papa dan mama"
ucap Hanbin ketika melihat pada layar tersebut menunjukkan seorang gadis cantik yang membungkus badannya dengan selimut putih tebal hingga dada . Ada jejak air mata mengering yang tertinggal disanaHanbin tidak bereaksi lebih , atau akan bertindak selayaknya orang tua pada umumnya yang bergegas pulang guna minta maaf karena melewatkan janji pada anaknya bahkan tidak mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung . Tidak akan ada Hanbin yang seperti itu dan anaknya jelas tahu itu karena sesuatu yang dialami dengan terbiasa tidak akan meninggalkan rasa sakit
Jari jelunjuknya kemudian menekan icon merah di gologram tersebut dan muncul sebuah program yang mengharuskan penganalisa identitas dengan mata . Hanbin mendongakkan kepalanya dan satu tangan bergerak untuk melepas lensa dari mata kanannya . Lensa berhasil Hanbin lepaskan setelahnya hanya perlu mengarahkan matanya pada pendeteksi .
Tak lama dari itu , tampaklah sebuah ruangan yang didominasi warna hitam putih . Didalamnya terdapat sekat pembatas dari kaca transparan tebal yang mengelilingi sebuah ranjang berukuran besar berwarna merah pekat . Tidak ada siapapun disana , bahkan bantal yang biasanya akan ada di atas sebuah ranjang pun tidak ada
Mata Hanbin berbinar , ia begitu rindu sebab sudah satu minggu ini dia tidak memasuki ruangan tersebut
Lagi , telunjuknya mengarah pada icon suara
"Q , perlihatkan istriku""Akses diterima Master"
Seketika itu juga ranjang yang tadinya utuh kini terbagi menjadi dua bagian yang mana masing-masing bagian berpindah hingga bagian tengah menjadi kosong namun sebenarnya tidak benar-benar kosong .
Bunyi sesuatu yang terbuka terdengar ditelinga Hanbin yang membiarkan senyum tercipta diwajah tampannya . Beberapa kali akses masuk terdengar seiring dengan terbukanya lapisan-lapisan pengamanan
"007 terbuka"
"010 terbuka"
"000 terbuka"Kemudian terdengar lagi proses selanjutnya . Ruangan yang tadinya sunyi senyap telah tergantikan dengan suara-suara program yang terus berjalan
"pemindahan berjalan"
"pemindahan selesai"Sebuah benda menyerupai tangki besar muncul ke permukaan , terus naik kepermukaan lantai ruangan tersebut . Dengan cepat beberapa alat yang menyerupai tangan sejumlah empat pasang , turun dari langit-langit ruangan dan masuk dalam pembatas kaca itu . Bekerja dengan baik mengambil alih tangki tersebut dan mengangkatnya lebih tinggi dari jarak tinggi tempat tidur yang tadinya terpisah menjadi dua kini kembali merapat membentuk sebuah ranjang besar yang masih sama seperti semula . Bedanya , saat ini dengan perlahan alat-alat tadi kembali bekerja guna meletakkan tangki itu dengan hati-hati , tepat di tengah ranjang .
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOUCHABLE [ sʜᴀᴅᴏᴡ 2 ]
Hayran KurguKelanjutan dari Shadow , Bagaimana hidup putri Kim Hanbin dan Kim Jinhwan saat ini ? Apakah ada karma dari perbuatannya di masa lalu ? entahlah . Siapa yang tahu , Maka dari itu Ikuti dan jadilah saksi perjalanan menegangkan dari sisi kehidupan ge...