115 19 4
                                    

Jinhwan begitu ceria pagi ini , ia sejak pagi-pagi sekali sudah bangun untuk menyiapkan sarapan sendiri hingga para pekerja dibuat malu pada diri mereka sendiri yang bangun terlambat . Padahal sebenarnya bukan mereka yang terlambat bangun tapi pemilik rumahlah yang terlalu cepat bangun .

Semua penghuni rumah kecuali Tuan besar dan putri kecilnya tahu bahwa hari ini adalah hari yang paling dinantikan Jinhwan . Bagi pekerja dirumah megah tersebut , sosok tuan mereka yakni Jinhwan merupakan orang yang memiliki aura yang misterius . Susah ditebak namun tak pernah berlaku kasar pada mereka . Tetapi meski mereka tahu sikap lembut majikan , tapi bukan berarti mereka akan bersikap seenaknya . Semua pekerja di rumah ini mulai dari pembantu di dapur hingga penjaga pintu gerbang adalah orang yang tidak dianggap ditempat mereka semula . Ada yang dibuang oleh keluarganya karena tak memiliki pekerjaan , ada yang dihianati sahabatnya dan menjerumuskannya ke perdagangan manusia , ada pula yang karena yatim piatu maka dianggap hama dikota mereka serta masih banyak lagi cerita masa kelam dari para pekerja di rumah besar itu .

Mereka berada dirumah tersebut , menjalani hari dengan bekerja tanpa harus mendapat umpatan dan caci maki , mereka semua benar-benar diperlakukan layak .

Jinhwan , seorang yang berwajah orang Korea namun berbahasa Jepang adalah sosok yang mengangkat mereka dari pembuangan masyarakat . Mereka tidak tahu asal usul majikan mereka pun dengan hal-hal pribadi tapi satu harapan bahwa orang yang tuan mereka cintai dan merupakan anak dari majikan mereka tersebut adalah kebahagiaan Jinhwan yang perlu mereka lindungi .

"Nani-sama , mohon biarkan kami melakukan pekerjaan ini . Anda bisa istirahat"

Jinhwan berbalik dan tersenyum pada kepala pelayan yang usianya telah 50 tahun itu
"Tidak , aku akan memasak untuk Hanbin ehehe"

Kepala pelayan dan pelayan lainnya hanya bisa pasrah sebab tuan mereka memiliki sifat yang tidak suka ditentang meski itu untuk kebaikannya sekalipun

"Bunaaaaa~~~"
Teriak Chia berlari dengan muka bantalnya . Jinhwan tertawa renyah lalu menyambut anaknya yang melompat kepelukannya

"Anak Buna sudah bangun rupanya . Pintar sekali hum"

"Tentu saja . Chia anak pintar" balas anak berpipi gembul tersebut sambil mengecup pipi Jinhwan

"hauee Chia bau belum mandi ya"

Chia mengendus badannya sendiri lalu menyengir lucu pada sang Buna
"Dingin Buna"

"No no no , Chia harus segera mandi jika ingin masak masakan Buna . Mengerti ?"

"O'ok buna tantip"

Jinhwan menurunkan Chia dari gendongannya lalu mengacak surai hitam sang anak
"Buna tampan loh" ucapnya dengan cemberut

"No no no , Buna itu tantip seperti mamanya Yuna teman Chia"

Raut wajah Jinhwan seketika berubah sendu . Kepala maid yang tahu situasi segera membawa Chia untuk mandi .

Selepas perginya anak kecil kesayangan Jinhwan tersebut , ia berbalik lagi untuk mematikan api karena masakannya telah matang .

"Siapkan makanannya di meja , panggil yang lain untuk makan bersama . Aku akan membangunkan Hanbin" ucap Jinhwan dengan nada tanpa intonasi , terdengar datar ditelinga para pekerja yang langsung mengangguk untuk melaksanakan tugas

Jinhwan berlalu dari dapur , berjalan menuju kamarnya . Ketika ia membuka pintu , hatinya seolah kosong saat menatap wajah Hanbin yang masih terlelap . Ia melanjutkan langkahnya memasuki kamar mandi untuk membasuh wajahnya agar kembali segar

Sekitar lima menit ia keluar dan mendapati wajah Hanbin yang nampak gelisah dalam tidur , ia rasa sebentar lagi kekasihnya itu akan terbangun .

Jinhwan melangkah mendekati sisi ranjang tempat Hanbin , ia mengepalkan tangannya untuk melampiaskan rasa kesal dan gelisah dalam yang entah bagaimana menghampirinya setelah ucapam Chia tadi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UNTOUCHABLE   [  sʜᴀᴅᴏᴡ 2  ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang