"Saya turut berduka atas apa yang baru saja Professor alami, saya akan selalu mendukungmu keputusanmu Prof." Ucap seorang siswa Hogwarts dari logo jubahnya sepertinya dia seorang Hufflepuff.
Harry benar-benar bingung, apa yang baru saja mereka ucapkan padanya? Ada apa dengan dirinya hingga mereka turut berduka untuknya? Sebenarnnya ada apa ini?
Sudah hampir separuh siswa Hogwarts mengucapkan 'turut berduka Professor' padahal Harry yakin dia baik-baik saja, ketiga anak-anaknya juga baik-baik saja dalam penjagaan keluarga Malfoy. Lantas untuk apa semua ucapan itu?Siswi Hufflepuff yang baru saja mengucapkan kalimat turut berduka padanya melihat raut kebingungan di wajah Harry hingga segera dia menunjukan berita utama headline dari surat kabar Daily Prophet.
Iris emerald itu membola membaca judul berita kabaryang tercetak sangat jelas karya Rita Skeeter. 'Ginerva Weasley, The Bitch With Her Bad Attitude' pantas saja Hogwarts gempar pagi ini. Foto bergerak Ginny bersama lelaki lain dalam pose sangat intim tercetak jelas di headline Daily Prophet.
Dalam berita kabar karya Rita Skeeter itu dituliskan bahwa Ginny sedang berada di Paris bersama selingkuhannya, menyorot keintiman keduanya.
Harry sepertinya tahu siapa orang dibalik surat kabar yang menggemparkan itu, Draco Malfoy. Demi Rowena Ravenclaw walaupun Draco terlihat tak sedikit pun membenci Ginny, tak ada yang tahu isi hatinya. Harry bukanlah seorang pengguna Legillimeny yang handal, untuk Occlumensy saja kemampuan Harry sangat terbatas, tapi bahkan orang bodoh sekalipun pasti tahu seberapa besar Draco membenci Ginny. Harry tahu kebencian terpendam Draco pada Ginny, walau Draco hampir tak pernah menunjukkannya secara gamblang.
"Harry, boleh ikut keruanganku sebentar?" Minerva menepuk pelan pundaknya seraya bertanya hati-hati pada mantan muridnya itu.
"Tentu Professor McGonagall." Harry berbalik dan tersenyum ke arah Minerva.
Sebenarnya Minerva merasa sangat prihatin dengan keadaan rumah tangga juga mental seorang Harry Potter. Pasti mentalnya sedikit tergoncang ketika mendengar kabar perselingkuhan istrinya. Minerva hanya mampu mendoakan kebahagiaan Harry.
"Harry aku turut berduka atas kejadian yang menimpamu. Dan aku memberimu cuti selama seminggu untuk menenangkan diri, aku tahu kau pasti sedikit terguncang akibat peristiwa ini." Minerva berkata lirih, memandang penuh rasa khawatir lewat iris matanya.
Harry tak percaya bahwa guru transfigurasinya dulu juga mengikuti trend 'mari ucapkan turut berduka kepada Harry'. Kekasih Draco Malfoy itu hanya mampu menghela nafas dan tersenyum kikuk setelah mendengar penuturan Minerva.
"Terimakasih Professor." Jawab Harry. Lagi pula seminggu itu bisa Harry gunakan untuk quality time bersama ketiga anaknya.
"Minerva, panggil aku minerva. Aku bukan lagi gurumu Harry." Pinta Minerva, setelahnya Harry berlalu pergi.
***
"Ung Dray."
Dengan tiba-tiba Harry muncul di ruang kerja Draco dan memeluk si pirang dari belakang, wajahnya ia usak-usak pada punggung Draco membaui aroma segar milik kekasihnya.
Draco membalikan badannya memeluk erat tubuh yang lebih kecil. Mengangkat dagu Harry mencium bibir Harry dan suara decakan erotis antara dua lidah yang basah memenuhi ruangan.
"Ahh sudah Dray." Harry berkata di sela pertempuran lidahnya.
Draco menuruti perintah Harry walau dia enggan melepaskan bibir Harry. Tangan kekar milik Draco menggendong Harry ke atas meja kerjanya memposisikan Harry berada tepat di depan wajahnya.
Gairahnya selalu tersulut saat bersama Harry, staminanya seakan terus berkobar ketika si raven memberikan respon positif akan sentuhannya.
"Dray bolehkah aku duduk dengan normal dan bukannya seperti ini?" Harry memohon dengan sangat, dia tak ingin duduk dalam posisi tidak senonoh menghadap Draco.
"Tidak, tetap di posisi itu."
Harry ingin memutar bola matanya, Draco itu egois dan tak ingin dibantah sedikitpun.
"Tidak Rry tatapanmu dan semua cara lainnya yang kau gunakan tak akan mampu mempengaruhi diriku sekarang."
Harry menghela nafas, jengkel sekali dia.
"Aku hanya ingin bertanya, tentang semua yang baru saja terjadi. Aku tahu kau pasti tahu sesuatu Dray."
Draco yang saat itu sedang menenggelamkan kepalanya di perut Harry seketika langsung mengangkat kepalanya dan memandang bingung pada Harry.
"Maksudmu love?"
Harry tersenyum dan mengelus surai blonde platina milik kekasihnya, memberi rasa amandan nyaman.
"Semuanya Dray, aku tak akan menghakimimu Dray."
Draco memandang khawatir pada Harry, yang dibalas gelengan kecil Harry.
"Tak apa Dray, kau bisa mengatakannya kapanpun kau siap, aku tak akan membenci juga menjauhimu Dray. Pegang janjiku."
"Orang suruhanku berhasil melacak wanita itu beberapa hari lalu." Draco membuka suara.
"Setelah mendengar kabar itu aku segera ke tempat wanita itu berada. Aku bahkan membawa kamera sebagai barang bukti nanti. Aku mengikutinya, dia menginap di sebuah hotel bersama lelaki itu. Ku akui aku memang sangat tak menyukai Weaslette itu dan sangat ingin menjatuhkannya."
Harry tak bereaksi apa pun, dia sudah tau keinginan Draco jauh sebelum Draco memberi tahunya. Sejujurnya dia tak peduli akan fakta bahwa Ginny tidur dengan lelaki lain, tapi berita yang beredar itu bisa jadi alasan kuat perpisahan untuk Harry dan Ginny walau berita itu sedikit mengganggu ketentraman Harry.
"Aku memoto semua adegan intim keduanya, saat mereka berciuman di gang sempit, saling menggerayangi, fellatio, dan kegiatan lainnya di depan umum. Kalau kau ingin tahu wanita jalang itu melakukan fellatio di sebuah bar dan disaksikan beberapa orang."
Demi Merlin, Harry tak tahu Ginny serendah itu. Harry jijik bila harus membayangkan apa yang terjadi disana.
"Aku mengikuti keduanya masuk kedalam kamar dengan bantuan mantra invisible untuk satu jam kedepan pada saat itu. Mereka bersenggama tanpa tahu malu, menghadap balkon dan mengumpatimu Rry, aku tak suka jalang itu merendahkanmu." Draco berseru dengan perasaan jijik dan marah.
Harry tersenyum pada Draco, membungkukkan badannya, dan mencium Draco dengan penuh ketulusan. Selama sikap dan keputusan Draco bisa Harry toleransi, dia akan selalu memaafkan Draco.
"Kemudian terlintas dalam kepalaku cara tentang bagaimana memilikimu secara utuh. Saat dunia tahu dia tak pantas bersanding denganmu, kau akan semakin cepat menjadi milikku seutuhnya, kau akan sah di mata hukum menjadi Harry Malfoy. Aku menyuruh orang-orangku untuk menyerahkan foto juga sebuah ekstrak ingatan dan berita itu tersebar." Draco menyeringai mengingat hal tersebut, awal kejatuhan Weaslette.
"Kau terlihat bahagia Dray." Harry tertawa geli saat melihat wajah berseri-seri Draco.
"Tentu love, you're mine yesterday, now, and forever!"
Draco mengangkat tubuh Harry mengajaknya berputar bersama dalam pelukan penuh rasa bahagia. Harry tak marah padanya dan malah terkekeh geli, haruskah Draco bertanya?
"Kau tak marah love?"
"Untuk apa? Secara teknis kau meringankan pekerjaanku Dray."
TBC
Untuk mantra invisible 100% aku ngarang, karena untuk tidak terlihat cuman bisa pake jubah Harry yang relikui kematian doang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anomaly (Revisi)
RomanceDalam cinta tak ada kata terlambat bukan? Kejarlah dia dengan cara mu, genggam tangannya dan jangan pernah kau lepaskan sumber kebahagiaan mu. OoOoOoO Di hari pernikahan Harry, Draco memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya. Di atas altar dalam bi...