04

553 68 8
                                    

Rezeki emang nggak bakal kemana. 3 bulan sejak kejadian malam itu. Kamu dinyatakan positif hamil.

Kalian mengetahui itu sebulan yang lalu saat kalian sedang kencan. Bisa-bisanya kamu pingsan saat sedang jalan. Waktu di periksa ternyata ada satu nyawa yang tumbuh.

Itu berita yang sangat bagus, tapi gara-gara itu pula Arashi jadi semakin protektif padamu.

Kalau mau belanja harus ditemenin dia. Kalau pengen sesuatu harus langsung hubungin dia. Kadang sehari bisa nelpon berkali-kali.

Rasanya gabut banget, nggak ada pekerjaan rumah yang bisa dikerjain. Efek dari kecil kerja romusha, sekali nggak ada kerjaan sedikit saja rasanya gabut banget. Untuk pekerjaan rumah juga jadi Arashi yang banyak kerjakan. Padahal dia sendiri juga pasti sangat lelah dengan pekerjaan dia sebagai idol sekaligus model.

Sudah berkali-kali kamu membujuk Arashi supaya dibolehkan melakukan beberapa pekerjaan, tapi pria itu tetap bersikeras. Katanya untuk bulan awal, kandunganmu masih sangat rentan.

Lah tapi ntar kalau tambah besar malah lebih susah lagi geraknya.

Kamu pun akhirnya memilih untuk menonton CD rekaman konser yang lama. Kamu nonton mulai dari debut pertama mereka satu persatu, sambil ngemil apapun yang ada di rumah. Kadang kalau sudah bosan dengan menonton, kamu mengutak-atik apapun yang ada di rumah.

Jadi kayak bocil aja.

Tiba-tiba bel rumah berbunyi. Kamu berpikir mungkin Arashi sudah pulang. Tapi tunggu...

Arashi bilang kalau dia akan pulang sore, dan ini masih siang. Lalu siapa yang datang?

Kamu mengintip dari lubang pintu dan kamu terkejut saat mendapati ada seseorang berpakaian serba hitam berdiri di depan pintu rumah.

Siapa dia? Apakah orang jahat?

Dengan panik, kamu mencoba menghubungi Arashi. Tapi hpnya justru tidak aktif.

Tanpa mempedulikan pintu yang masih diketuk dan bel yang masih berbunyi. Kamu pergi ke kamar untuk bersembunyi.

Di kamar kamu terus berusaha menghubungi Arashi. Tapi nihil, tidak ada satupun panggilan yang masuk.

Kamu semakin panik saat pintu di lempari batu kerikil. Memang tidak sampai pecah, namun tetap saja itu sangat menakutkan.

Seperti ada teror.

"Arashi-kun... Cepatlah pulang~" Gumammu sambil terus berusaha tanpa henti.

Suara ketukan pintu semakin kuat, seperti akan mendobrak.

Tunggu...

Mendobrak...

Gawat..

---

"(Name)-chan~ (name)-chan~"

Kamu membuka matamu, kini kamu bisa melihat sosok yang sedari tadi kamu tunggu kehadirannya.

"A-Arashi-kun.... "

Tangisanmu pecah seketika. Kamu tidak tahan ingin memeluknya, melepas semua rasa ketakutanmu sebelumnya.

"Ara~ sudah-sudah (name)-chan.. Orang itu sudah tidak ada~"

Tangisanmu tetap tidak mau berhenti. Mungkin karena hormon yang membuatmu tidak bisa menghentikan tangisanmu sendiri.

Arashi pun hanya diam sambil mengelus kepalamu, berharap tangisanmu mereda. Jujur saja, ia panik saat melihat pintu rumahnya di gedor saat ia pulang ke rumah tadi.

Flashback ON

Entah kenapa pertemuan yang seharusnya diadakan siang ini justru dibatalkan karena alasan ada tabrakan waktu dengan yang lain. Alhasil Arashi bisa pulang lebih awal dan tentu saja itu membuatnya sangat senang.

Namun di tengah perjalanan ia justru merasakan firasat yang tidak enak. Pikirannya pun langsung tertuju ke arahmu. Ia pun langsung menaikan kecepatan mobilnya agar cepat sampai ke rumah.

Sampai di persimpangan yang tak jauh dari rumahnya. Ia melihat seseorang dengan setelan serba hitam datang ke rumahnya.

Arashi belum ada rencana untuk turun dari mobil, ia akan memantau dulu apa yang akan dilakukan orang itu di rumahnya.

Beberapa saat mengawasi Arashi akhirnya menyadari bahwa orang itu sama sekali tidak baik. Dengan cepat ia memarkirkan mobilnya di pinggir jalan dan segera berlari keluar.

Dalam hati ia berharap istrinya tidak terjadi hal yang buruk.

Saat Arashi datang, orang itu langsung kabur. Arashi ingin mengejarnya, tapi ia lebih memilih untuk melihat kondisimu terlebih dahulu.

Pria itu memasuki rumah perlahan, matanya mencari keberadaanmu sampai akhirnya ia menemukanmu bersembunyi di balik selimut di kamar kalian.

Flashback OFF

Kamu tertidur karena lelah menangis. Perlahan-lahan Arashi membaringkanmu di kasur dan memperbaiki posisimu agar nyaman.

Siapa yang sebenarnya melakukan hal seperti ini?

Mungkinkah antagonis yang dulu muncul kembali?


𝐀𝐟𝐭𝐞𝐫 𝐓𝐡𝐚𝐭 || Narukami Arashi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang