10

371 55 11
                                    


"AAAAAAAAA"

Pagi ini diawali dengan teriakan histeris darimu. Arashi yang baru saja bangun kaget dan langsung berlari keluar kamar untuk menemuimu. Ia melihatmu kini terduduk di depan pintu rumah.

"Ada apa (name)-chan ?" Tanya Arashi khawatir.

"I..i..i..itu...itu..."

Kamu menunjuk sebuah kotak yang tergeletak di depan pintu rumahmu. Arashi mendekati kotak tersebut dan betapa terkejutnya saat melihat kedalam.

Jantung.

Itu jantung sungguhan.

Kamu menarik nafasmu terburu-buru. Keringat dingin pun mulai bercucuran di wajahmu. Arashi yang melihatmu seperti itu pun langsung mendekatimu dan membawamu ke meja makan.

Disana ia memberimu segelas air.

Ini yang Arashi takutkan. Natsume mengatakan bahwa ada kemungkinan orang itu akan datang kembali. Entah datang secara langsung atau mengirimkanmu sesuatu dan dapat dipastikan bisa mendatangkan ketakutan.

Seperti saat ini, kamu tidak henti-hentinya menarik nafas dengan kuat. Jantungmu berdegup dengan sangat kencang.

Saat ini Arashi cuma bisa memelukmu dengan erat.

Kamu pingsan tak lama setelah itu.

Dengan perlahan, Arashi menggendongmu kembali ke kamar.

Hari ini ia memiliki jadwal yang padat. Tapi bagaimana bisa ia pergi bekerja jika kamu dalam keadaan yang sekarang.

Akhirnya Arashi mencoba untuk menghubungi Himari. Berharap gadis itu bisa menemanimu di rumah. Paling tidak kamu tidak sendirian di rumah.

"Moshi moshi Kiyomizu desu~"

"Benar kamu Himari ? Ini Arashi suami (name),"

"Aa..Narukami-san ya, ada apa ?"

"Bisa kamu datang kesini ? Nanti akan aku jelaskan,"

"Baiklah aku kesana,"

Setelah menunggu 15 menit. Akhirnya Himari tiba di rumah kalian.

Arashi pun menjelaskan keadaanmu pagi ini pada Himari.

"Jadi begitu ya, (name)-chan pasti akan trauma setelah ini,"

"Aku tidak tega meninggalkannya sendiri saat ini, tapi ada yang harus ku urus. Secepat mungkin aku akan kembali," Ucap Arashi

Himari mengangguk, kemudian dengan berat hati Arashi meninggalkan rumah menuju agensi.

Tapi siapa yang menduga kalau ada seseorang yang tengah mengawasi dari kejauhan.

"Ayo kita bermain~"

---

"(Name) nee-chan tolong aku !"

Kamu menoleh pada suara yang familiar di telingamu. Disana kamu melihat sosok gadis bersurai senja yang sangat mirip dengan teman seunit Arashi.

Tidak... Ini buruk..

Keadaan gadis kecil itu sangat mengerikan. Tangan yang terputus dan bagian dada yang penuh dengan darah. Tak sedikit luka sayat menghiasi tubuh gadis itu.

Kemudian muncul sosok berpakaian hitam berdiri di belakang gadis kecil itu. Dari balik topinya muncul seringai yang menakutkan.

Kamu terduduk gemetaran. Di sisi lain gadis kecil itu masih terus memanggilmu.

"(Name) nee-chan !"

KRAK

"AAAAA!!"

"Selanjutnya,"

JLEB

Entah sejak kapan sosok itu ada dihadapanmu. Ditangannya sudah ada sebuah pisau yang kini tertancap..

Tepat di perutmu.

"Na-nande...."

"Salahkan dirimu sendiri kenapa kamu hidup..."

---

"AAAAAAAA !!"

"(NAME)-CHAN !!"

Kamu terbangun dalam keadaan panik. Tentu saja yang mendengar itu akan ikut panik. Himari yang tadinya ada di dapur, langsung berlari menghampirimu.

"Hi-Himari....chan.."

Kamu menatap ke bawah, lebih tepatnya ke arah perutmu.

Tidak ada luka

Tidak ada darah

Semua baik baik saja.

Tapi gadis kecil itu...

Kamu buru-buru mengambil hp mu. Mencari kontak yang kamu cari dan segera menelponnya.

"Nomor yang anda tuju sedang sibuk, mohon-"

TUT

Tidak bisa dihubungi.

Kamu mencari kontak lain yang masih berhubungan dengan kontak sebelumnya.

"Halo siapa ini ?"

"Le-leo...san... Ka-kamu... Kamu bersama Ruka-chan ?"

"Aa aku sudah seminggu ini tidak menghubungi Ruka-tan, ada apa ?"

"Bi-bisa..."

"Aaa tunggu dulu Sena memanggilku, sampai nanti,"

TUT

Langsung dimatikan begitu saja. Bagaimana ini ?

"(Name)-chan ?"

Himari yang masih bingung dengan apa yang kamu lakukan pun mendekatimu.

"Antarkan aku...."

"Apa ?"

"Antarkan aku ke kediaman Tsukinaga !"

----

"Nee Naru, (name) kenapa ?"

"(Name)-chan ? Dia sedikit tidak enak badan hari ini, memangnya ada apa ousama ?"

"Hmm... Dia tadi menelponku menanyakan Ruka-tan, tapi sepertinya bicaranya aneh,"

"Aneh ?"

Apa lagi ini ? Apa terjadi sesuatu ? Tapi kenapa menanyakan adiknya Leo ?

Lalu tiba-tiba pesan masuk ke Hp Arashi. Laki-laki itu pun memeriksa HP nya untuk melihat siapa yang mengirimnya pesan.

Himari
Maaf Narukami-san, (name)-chan saat bangun tiba-tiba panik dan langsung menghubungi seseorang. Setelah itu dia minta aku mengantarnya kediaman Tsukinaga.

Aku harap Narukami-san bisa cepat pulang, kami dalam perjalan sekarang.

---

𝐀𝐟𝐭𝐞𝐫 𝐓𝐡𝐚𝐭 || Narukami Arashi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang