13

367 52 3
                                    

3 tahun yang lalu..

"Bagaimana?"

"Disini sudah tertulis semua yang dibutuhkan,"

"Baiklah keluarlah!"

Gini-gini Arashi sesekali bantu ayahnya. Sekarang ini ia membantu ayahnya menyelidiki seseorang.

Dan siapa yang menduga, orang yang tengah dia selidiki ternyata memiliki hubungan keluarga dengan orang yang membully-mu.

Awalnya Arashi hanya ingin membantu ayahnya untuk menyelidiki saja. Tapi sepertinya, ia tertarik untuk membantu ayahnya menghabisi keluarga pengkhianat itu.

---

Beberapa hari kemudian, ia mengikuti ayahnya mengunjungi rumah keluarga tersebut.

Kedatangan mereka tentu saja di sambut dengan baik oleh keluarga itu. Mereka mengira kalau Arashi dan ayahnya datang karena sesuatu yang baik.

Arashi pun bisa melihat gadis itu. Orang yang sama dengan orang yang membully-mu.

Tidak seperti hari biasanya, saat ini Arashi hanya menunjukkan ekspresi datar.

"Silahkan duduk tuan," Ucap sang kepala keluarga ramah.

Benar-benar seperti seorang penjilat.

"Tidak perlu, saya tidak ingin banyak basa-basi disini," Ucap ayah Arashi dengan tegas.

Tiba-tiba sekelompok orang dengan setelan jas hitan muncul. Mengejutkan keluarga tersebut.

"Tu-tuan Narukami, a-ada apa ini ya ?"

Ayah Arashi tidak mengatakan apapun. Dia hanya memberikan aba-aba pada sekelompok orang tersebut. Dengan cepat mereka bergerak dan mulai menghancurkan barang-barang yang ada di rumah tersebut.

Sebagian menghancurkan dan sebagiannya lagi menahan pergerakan mereka yang berusaha memberontak.

"Tuan Narukami, apa maksudnya ini !"

"Tidak perlu berpura-pura lagi, dengan semua bukti ini, bersiaplah untuk dipenjara," Ucap Ayah Arashi sambil melemparkan lembaran-lembaran bukti pengkhianatan dihadapan sang kepala keluarga itu.

"Tuan Narukami, ini hanya kesalahpahaman, saya dijebak !"

"Jangan anggap saya bodoh, anda kira saya tidak tau apapun,"

"Arashi-sama, saya mohon ayah saya tidak bersalah !"

Gadis itu mencoba mendekati Arashi, namun langsung ditahan oleh pria berjas hitam itu. Sementara Arashi tidak peduli dengan apapun yang dikatakan oleh gadis itu.

Pengkhianat tetaplah pengkhianatan. Apalagi ditambah gadis itu berani menyentuh orang yang ia pedulikan, baik, jangan harap bisa hidup dengan tenang.

Kepala keluarga itu sepertinya tau apa yang di lakukan putrinya. Tidak, bukan sepertinya, tapi dia memang tau. Sebagai bagian dari keluarga kaya, ia sangat memanjakan putrinya.

Tidak peduli yang dilakukannya salah atau tidak.

Namanya juga buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Anak yang memiliki kelakuan tidak baik, pasti orang tuanya juga berperilaku sama.

"Tuan saya mohon jangan lakukan ini!"

Di kediaman mewah milik sebuah keluarga pengusaha itu kini telah berantakkan. Banyak barang yang di hancurkan hingga tak terbentuk.

Kepala keluarga pemilik kediaman itu berlutut sambil menggenggam erat celana milik Ayah Arashi.

"Tuan saya akan mengajarinya lebih baik, tapi tolong jangan hancurkan semua ini!"

Tatapan dingin dari "tuan" Tersebut membuat sangat kepala keluarga gemetar ketakutan, begitu pula dengan anggota keluarganya.

Penampilan yang sudah acak-acakan, dandanan yang sudah luntur, dan rumah yang sudah tak utuh. Seperti orang kaya yang baru saja jadi gelandangan.

Tapi faktanya sebentar lagi mereka akan seperti itu.

Jadi gelandangan hingga tak ada lagi yang mengenali mereka. Kalau perlu jadi gelandangan yang hina.

Seperti itulah yang dipikirkan oleh "tuan"

"Bereskan semuanya!"

"TIDAAAK!"

Ayah dan anak itu pergi meninggalkan keluarga itu. Bisa dipastikan akan ada sebuah berita mengenai mereka besok.

Namun siapa yang menduga bahwa apa yang ayah anak lakukan malam itu menjadi dendam tersendiri bagi gadis itu.

Gadis itu berpikir bahwa semua karena adalah kesalahan sosok yang baru muncul di samping Arashi itu. Jika tidak, ia mungkin masih ada kesempatan.

Obsesi berpadu dendam memang menghancurkan semuanya.

---

Ya ini isinya flashback doang..
Pendek pula...

𝐀𝐟𝐭𝐞𝐫 𝐓𝐡𝐚𝐭 || Narukami Arashi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang