11

357 53 12
                                    

Di dalam mobil kamu tidak henti-hentinya merasa panik. Jarak antara rumahnya dengan rumah keluarga Tsukinaga cukup jauh, membuatmu merasa ingin segera sampai. Bahkan berkali-kali kamu meminta Himari untuk menaikan kecepatan mobil.

"(Name)-chan, ini jalan umum, tidak mungkin aku menambah kecepatan lagi," Jawab Himari setiap kamu memintanya untuk menaikan kecepatan.

Himari sendiri ikutan panik karena kamu terus terusan memintanya untuk lebih ngebut. Tak henti-hentinya gadis itu melirik ke arahmu sambil mencoba untuk tetap fokus.

Setelah 1 jam perjalanan. Kalian pun akhirnya sampai di rumah keluarga Tsukinaga. Dengan buru-buru kamu keluar dari mobil dan menekan bel rumah.

Tidak ada jawaban.

Kamu terus menekan bel dan mengetuk pintu secara bergantian dengan keadaan panik. Himari berusaha menenangkanmu karena khawatir juga akan mengganggu tetangga sebelah.

Tapi kamu tidak peduli, yang kamu pedulikan adalah kamu harus bertemu Ruka saat ini juga.

"Kalian sedang mencari pemilik rumah ini ?"

Kalian berdua menoleh. Disana ada seorang ibu-ibu yang kelihatannya heran dengan kalian berdua.

"Sudah 5 hari ini pemilik rumahnya tidak ada, coba hubungi nomornya saja,"

Setelah mengatakan itu, ibu itu pergi meninggalkan kalian berdua.

Kamu merasa lemas dan jatuh terduduk di depan pintu. Himari memegang tubuhmu agar tidak langsung terbentur dengan lantai.

"Ba-bagaimana ini...."

"(Name)-chan, kamu tenang dulu,"

"BAGAIMANA AKU BISA TENANG JIKA DIA TIDAK BISA DIHUBUNGI ?!"

Kamu mulai emosi. Hormon kehamilan membuatmu tidak bisa mengontrol emosi mu sendiri. Padahal jika PMS kamu masih bisa menahan diri.

Himari kebingungan. Ia sudah mengirim pesan pada Arashi tadi. Tapi tidak ada balasan. Ia pikir laki-laki itu masih sibuk.

Namun jika dibiarkan kamu panik seperti ini juga tidak bagus. Ibu hamil tidak boleh terlalu banyak pikiran, apalagi usia kehamilanmu masih sangat rentan untuk keguguran.

Tidak.. Himari tidak mau itu.

"(Name)-chan !"

"Na-Narukami-san,"

Arashi langsung berlari ke arahmu yang masih terduduk di lantai. Tangannya mengambil alih tubuhmu dari Himari dan mencoba untuk membantumu berdiri.

Kamu yang tau dihadapanmu saat ini adalah suami mu pun langsung memeluknya dengan erat. Tanganmu mencengkram kemeja Arashi dengan erat.

Arashi memberi tatapan pada Himari seakan-akan bertanya apa yang terjadi. Namun Himari sendiri bingung apa yang sebenarnya terjadi. Gadis itu hanya bisa mengatakan hal yang sama dengan pesan tadi pada Arashi.

Sekarang ini pun Arashi tidak bisa menanyakan apapun pada dirimu. Kamu sedang dalam keadaan tidak tenang.

---

Cukup lama membujukmu untuk pulang ke rumah. Akhirnya kamu pun pulang bersama dengan Arashi dan Himari. Berbeda saat berangkat tadi, kini kamu lebih banyak diam dan tidak mengatakan apapun.

Sebuah nada dering terdengar dari HP Arashi. Itu panggilan dari Natsume.

"Halo ?"

"Jangan pulang ke rumah,"

"Apa ?"

"Jangan bawa (name) ke rumah, orang itu saat ini ada disana,"

"Lalu harus kubawa kemana ?"

"Bawa kemana pun sejauh mungkin dari rumah kalian saat ini, lebih jauh lebih baik,"

"Apa ada lagi ?

"Kamu tadi bertanya kenapa ia menanyakan Ruka bukan ? Ruka ternyata sudah dibawa oleh orang itu,"

"..."

Arashi terdiam mendengar itu. Bagaimana bisa gadis kecil itu ikut terlibat.

Arashi sangat tau seberapa dekat dirimu dengan Ruka sejak pertemuan pertama kalian. Bahkan kalian berdua seperti kakak beradik. Ruka yang jarang menemui kakaknya pun jadi sering datang hanya sekedar ingin bertemu denganmu.

Ya setidaknya itu selama kamu menjadi produser. Walau begitu, kalian masih berhubungan lewat pesan.

"Jika tebakanku benar, dia menggunakan Ruka untuk mengancam mental (name),"

Pupil Arashi mengecil tanda terkejut. Tolong jangan katakan kalau jantung yang ia lihat pagi tadi adalah milik gadis kecil itu.

"Ya... Jantung itu miliknya," Ucap Natsume seakan bisa membaca pikiran Arashi.

Tidak, dia memang bisa membacanya.

Arashi mendadak memberhentikan mobilnya.

Apa Natsume bilang ?

Itu bercanda bukan ?

Apakah Leo tahu tentang ini ?

Tidak,sepertinya laki-laki itu tidak tahu. Arashi ingat sebelum ia menyusulmu, Leo bilang kalau ia belum menghubungi Ruka selama seminggu ini.

Apa yang terjadi jika adik kesayangannya telah menjadi seperti ini ?

Bisa dibayangkan betapa hancurnya dia.

Dari hadapan mereka. Tiba-tiba muncul 3 motor yang mengarah ke kalian. Sepertinya mereka memang sengaja menaikan kecepatan motornya ke arah kalian.

Arashi mencoba menghindar. Tapi sepertinya mereka benar-benar mengincar kalian.

Kamu yang awalnya diam mulai kembali ketakutan. Sementara Himari   mencoba menutup matamu agar kamu tidak terbayang apapun yang menakutkan.

PRANG !!

---

Gantung lagi~

𝐀𝐟𝐭𝐞𝐫 𝐓𝐡𝐚𝐭 || Narukami Arashi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang