"Apa yang ingin kamu bicarakan Natsume-chan ?"
"Tentang paket itu,"
"Ara~ apa kamu menemukan sesuatu ?"
"Tentang itu..."
Natsume diam sesaat, mencoba mengontrol diri agar tenang. Karena ia pikir ini adalah masalah yang sangat serius.
"Beberapa hari sebelum kamu menghubungiku, ada seseorang yang datang menemuiku. Dia memintaku untuk menyiapkan benda mistis yang sekiranya bisa menghancurkan mental orang yang di bencinya,"
Kalian tahu sendiri kan bagaimana Natsume
"Aku memberikan benda itu. Tapi siapa yang menduga kalau orang yang diincar adalah (name). Aku bingung bagaimana menjelaskannya padamu saat aku melihat benda itu ditanganmu. Akhirnya aku berdalih kalau itu harus kuteliti,"
"Kemarin orang itu menghampiriku, dia menyerangku begitu saja. Aku berusaha kabur, tapi ia berhasil melukaiku hingga seperti ini. Untungnya ada warga yang lewat sehingga dia kabur,"
Lega rasanya setelah memberi tau semuanya pada Arashi. Tapi entah bagaimana reaksi Arashi saat tau paket itu ada hubungannya dengan Natsume.
Hening.
Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut mereka.
"Kamu tahu bagaimana wajah orang itu ?"
Natsume menggeleng.
Tunggu..
Arashi tidak marah ?
"Kamu tidak marah ?"
"Bukan salahmu Natsume-chan~ aku tau kamu juga tidak tau siapa yang orang itu incar~"
Sekarang Natsume benar-benar lega.
"Karena sudah begitu, aku butuh bantuanmu lagi~"
---
Di sebuah cafe yang tak jauh dari rumahmu. Kamu tengah menikmati beberapa dessert ditemani oleh Tsukasa.
Sebelumnya kamu sudah izin dengan Arashi. Awalnya Arashi melarangmu pergi, tapi dengan bujuk-bujukan dengan alasan ngidam akhirnya Arashi mengizinkanmu dengan syarat ada yang menemanimu.
Mumpung kerjaan sudah selesai. Arashi menyuruh Tsukasa untuk menemanimu.
"Ayo Tsukasa-san makan juga !"
Tsukasa yang notabene memang pecinta makanan manis pun dengan semangat ikut makan denganmu.
Mungkin orang lain mengira kalian adalah kakak adik. Apalagi muka Tsukasa yang baby face dan bertingkah seperti anak polos.
"Ara~ Ara~ kalian makannya banyak sekali,"
Arashi yang baru pulang dari rumah sakit langsung menyusulmu ke cafe. Disana ia melihat meja kalian yang penuh dengan makanan manis.
Kalian hanya cengar-cengir seperti baru saja kepergok diam diam mengambil sesuatu.
Arashi duduk di sebelahmu. Sementara Tsukasa merasa canggung.
Berasa jadi nyamuk.
"Bagaimana dengan Sakasaki-san ?" Tanya Tsukasa, sekedar memecah kecanggungan.
"Ah..dia baik-baik saja,lukanya tidak seburuk yang diberitakan,"
"Sakasaki ?"
Idol di Yumenosaki itu sangat banyak. Saking banyaknya, kamu kadang melupakan nama atau wajah-wajah mereka.
Seperti sekarang, kamu lupa siapa itu Sakasaki.
"Are~ (name)-chan tidak ingat ya~ dia leader Switch yang sangat suka sihir itu lho~ Sakasaki Natsume"
"Aah yang itu ya," Akhirnya kamu ingat orangnya.
Kamu kembali melanjutkan kegiatanmu memakan semua dessert yang mungkin totalnya mencapai 15 jenis dessert, belum termasuk yang punya Tsukasa.
Siapa yang bayar ?
Bayar masing-masinglah.
Kalian bertiga mengobrol ringan. Sekedar cerita tentang kegiatan kalian akhir-akhir ini.
Selesai menghabiskan semua dessert. Kamu dan Arashi berencana untuk ke dokter untuk memeriksa kondisimu. Sementara Tsukasa pamit untuk pulang lebih dulu.
"Nee Arashi-kun~"
"Doushitano ?"
"2 hari ini aku mimpi buruk," Ucapmu pelan.
"Sssttt.. Jangan ceritakan kalau itu mimpi buruk, itu hanya akan membebani pikiranmu (name)-chan~"
"..."
"Semuanya akan baik-baik saja," Ucap Arashi mengecup dahimu sambil merangkulmu.
"Ta-tapi..aku tidak tenang,"
"Lihat aku (name)-chan,"
Kamu melihat ke arah Arashi. Kedua tangannya kini menangkup pipimu yang semakin chubby seiring bertambahnya usia kandunganmu.
"Aku ada disini, aku tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada (name)-chan maupun 'dia'," Ucapnya dengan nada serius.
Kamu mengangguk, berusaha mempercayai ucapan Arashi. Bagaimana pun ia tidak boleh stress.
---
"AHAHAHAHAHA"
Suara tawa menggelegar di ruangan gelap nan sempit. Seseorang yang menjadi satu-satunya penghuni ruangan itu tertawa dengan keras ketika melihat sebuah adegan yang muncul di layar monitornya.
Sepasang kekasih yang tengah berpelukan.
Tertawa seperti orang gila. Setelah itu ia melempar pisau yang dimana pisau itu menancap tepat di foto seorang wanita yang persis dengan wanita yang ada di layar monitor.
"Sayang sekali.... Aku tidak akan membiarkanmu baik-baik saja..."
Orang itu menghampiri seorang gadis bersurai senja dengan mata emerald nya. Gadis kecil itu memberontak tak kala melihat orang itu datang dengan pisau di tangannya.
"Seharusnya aku tidak menyentuhmu karena kamu tidak memiliki hubungan darah apapun dengan 'dia',"
"Jangan salahkan aku...salahkan wanita itu,"
Pisau kecil nan dingin itu menggores pipi gadis kecil itu. Air mata tak terbendung karena pisau itu menggores pipinya dengan perlahan yang justru membuat pipinya semakin sakit.
"Tenang~ kita pelan-pelan mainnya~"
---
Hayooo siapa tuh ??
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐟𝐭𝐞𝐫 𝐓𝐡𝐚𝐭 || Narukami Arashi
Fanfiction┏━━━━°⌜ Narukami Arashi x Reader ⌟°━━━━┓ -ˋˏ [ ADAKBK Sequel ] ˎˊ- Kamu melupakan sesuatu. Tidak bukan melupakan, tapi kamu hanya berpikir bahwa semua telah selesai. Kamu tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang terlewatkan olehmu ┗━━━━°⌜ EnStars ©Hap...