27. New Teacher

1.1K 178 17
                                    

BEL pertanda ganti pelajaran berdentang dengan sangat keras. Pak Minho kemudian membereskan semua bukunya, waktu mengajarnya di kelas 2-A telah selesai. "Baiklah, sekian untuk hari ini."pamit pak Minho lalu pergi dari ruangan kelas unggulan 2-A.

Suasana kelas mulai riuh setelah kepergian pak Minho. Pelajaran selanjutnya adalah Kimia. Tentu saja para murid kelas 2-A  penasaran siapa yang akan menggantikan guru kimia mereka yang sebelumnya— yaitu Kai. Setelah sekian semester akhirnya guru mereka diganti juga.

"Siapa guru barunya?"

"Bukannya pak Kyungsoo yang akan menggantikan pak Jongin yah?"

"Pak Kyungsoo hanya khusus mengajari kelas satu."

"Aku harap guru kita perempuan, yang lebih cantik dari Bu Irene."

Lain halnya dengan Renjun dan Jaemin yang sengaja menyibukkan diri mereka. Bukan, mereka belum tahu siapa guru barunya. Lagipula mereka tak peduli, toh mereka akan mempelajari Kimia bukan berniat menggoda gurunya jika memang perempuan.

Sudahlah, mau siapapun gurunya, Jaemin dan Renjun tetap tak akan peduli.

"Kenapa gurunya lama sekali sih?!"protes Renjun. Ia benci dengan suasa kelasnya yang ribut tak terkontrol.  Dan Seungmin sebagai ketua kelas sama sekali tak meredakan keributan kelas itu. Walaupun kelas unggulan sekalipun, tetap saja ribut saat jam kosong tak bisa dihilangkan. Dan Renjun paling benci dengan suasana tidak kondusif seperti sekarang.

"Sebentar lagi Ren—"

Seseorang masuk ke dalam membuat suasana kembali hening. Rambut nyentrik warna merah gelap miliknya serta tubuh tegapnya yang memakai pakaian formal yang terlihat kesan berwibawanya benar-benar menarik atensi semua murid. Tak terkecuali Jaemin dan Renjun.

"Selamat pagi semuanya!"sapanya ramah. "Perkenalkan saya Taeil, guru kimia kalian yang baru. Mohon kerjasamanya."

"Selamat datang!"balas semuanya kompak. Kecuali Jaemin yang tak henti-hentinya menatap orang di depan yang mengaku sebagai guru barunya.

Saat yang lainnya sibuk di absen, Jaemin masih saja menatap tak percaya guru kimia barunya itu. Kenapa dia bisa ada disini?!, batinnya masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.

Kau pasti bercanda.

"Jaemin!"panggilan dengan  suara tertahan milik Renjun membuyarkan lamunan Jaemin. Semua orang menatapnya heran dengan Jaemin yang masih saja berdiri menatap sang guru baru.

"Kenapa kau melamun?"

"Na Jaemin, ada masalah?"tanya pak Taeil, senyum ramahnya membuat Jaemin tertegun.

"Ah-maafkan aku."ucapnya kikuk lalu kembali duduk.

Masa bodoh dengan ucapannya yang tidak peduli dengan guru baru. Yang jelas sekarang Jaemin benar-benar tak habis pikir dengan orang yang mengaku gurunya tersebut, yaitu pak Taeil.

* * *

Saat istirahat jam makan siang. Seperti biasanya kantin benar-benar sangat ramai. Untung saja Jaemin dan Renjun mendapatkan tempat duduk bersama Jisung, Chenle dan Haechan. Mark pasti sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan ujian kelulusan yang sebentar lagi akan datang. Bahkan Lucas, Hendery, dan Xiaojun tak ada satupun dari mereka yang datang bergabung. Kelas 3 benar-benar sedang disibukkan oleh ujian. Dan sama sekali tidak bisa diganggu gugat.  Sedangkan Yangyang dan Shotaro mungkin sedang bersama Sungchan. 

"Siapa guru barunya?"tanya Haechan mulai membuka pembicaraan diantara mereka.

"Memangnya ada guru baru?"sahut Chenle ikut bertanya.

"Iya, pengganti pak Jongin."

"Cantik tidak?"

"Dia laki-laki Chan!"ucap Renjun lalu memukul kening Haechan gemas dengan sumpit yang ada ditangannya.

"Kan aku hanya bertanya!"protes Haechan.

"Sudah-sudah."lerai Jaemin. Dia terkekeh kecil karena Renjun dan Haechan yang  jarang sekali akur.

Tapi perhatiannya teralihkan saat ia merasakan seseorang sedang menatapnya. Tatapan mereka sempat bertemu beberapa detik sebelum akhirnya pak Taeil memutuskannya dan berbincang bersama pak Kyung Soo.

Renjun tidak bodoh untuk tidak menyadari jika Jaemin sejak tadi terus saja memperhatikan pak Taeil. Jelas dari matanya yang terus saja menatap ke arah meja pak Kyung Soo dan pak Taeil. "Ada apa Jaem?"

"Hah? O-tidak apa-apa."

"Siapa dia?"tanya Jisung.

"Pak Taeil, guru pengganti pak Jongin."jawab Jaemin dan hanya direspon dengan anggukan oleh Jisung.

* * *

Disisi lain, dimana semua orang dengan pakaian formalnya berkumpul. Layaknya orang rapat di kantor, ruangan itu penuh dengan beberapa orang. "Mereka bukan anak biasa, jadi kita harus segera menangkapnya."

"Tapi tetap saja mereka masih anak-anak yang bersekolah! Kita tidak bisa mengambil keputusan seenaknya saja. Tetap saja mereka dilindungi Undang-Undang."sanggah yang lainnya.

Laki-laki yang sedang menjelaskan presentasinya di depan hanya menghela nafas jengah. Ternyata cukup sulit menghasut para penjabat di depannya itu. "Mereka jelas-jelas sudah membunuh saudaraku, Kim Jongin!"ucapnya frustasi. Slide demi slide foto Jongin yang mati beberapa saat lalu ditampilkan lewat proyektor.

"Jadi kau dendam pada mereka, Kim Jumyeon?"

Suho tersenyum, tebakan pak tua yang menjabat sebagai menteri pendidikan itu memang sangat pintar menebak pikirannya. Tapi tetap saja Jumyeon harus mengelak bukan jika ingin rencananya cepat selesai. "Bukan, aku hanya ingin membuat kalian sadar jika anak-anak itu tidak seharusnya membahayakan dunia."katanya mendramatisir sekali.

"Dia benar pak Jung, harusnya mereka direhabilitasi."

"Tapi pak Im, tetap saja mereka itu anak-anak. Lagipula belum tentu mereka yang membunuh Kim Jongin, mereka tidak ada bukti."

"Aku punya bukti."sela Suho. Kembali jari-jarinya bermain di atas keyboard mencari sebuah file.

Sebuah tayangan video saat Hendery dengan brutalnya memukul kepala Hyunjin hingga Hyunjin terjatuh dan mungkin malahan mati terputar di proyektor. Untung saja Suho memiliki rekaman memori Winwin untuk mengelabui mereka. "Jadi... apa buktinya cukup untuk menangkap mereka?"

"Bukankah cukup menguntungkan juga jika mereka bisa dikendalikan dan dijadikan senjata negara?"sambung Jumyeon dengan senyum manisnya.

* * *
—»tbc.

Revisi: 2 November 2021

[01.] RESONANCE Ft. NCT 2020 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang