19. Traitor Among Us

1.1K 271 24
                                    

SEORANG anak kecil terus menangis seiring besarnya kobaran api. Dia terjebak dalam sebuah kebakaran besar. Dan belum ada yang menyelamatkannya. "Hyung!"panggilnya saat melihat seorang anak laki-laki sedang mendekap seorang balita. Anak lelaki itu hampir menutup matanya saat pingsan mulai menderanya, tapi dia tahan saat anak laki-laki lain memanggilnya.

"Hyung, tolong aku!"serunya panik. Mereka terhalang kobaran api yang semakin membesar membuatnya harus terjebak tak bisa saling menolong. Anak lelaki yang lebih tua itu— Minhyung, mengangkat tangannya seakan meraih sesuatu. "Hyung akan menyela-mat-kanmu..."bahkan sebelum Minhyung menyelesaikan kalimatnya, kesadarannya telah direnggut duluan. Dia pingsan dengan Jisung yang masih menangis dalam pelukannya.

"HYUNG!"

Minhyung tak bisa menyelamatkannya, api semakin berkobar mengelilingi anak lelaki itu.

* * *

Yangyang terdiam mencerna informasi yang tak sengaja dia dapatkan saat menyentuh seseorang. Bukan hanya kejadian saat kebakaran yang dia dapatkan. Tapi suatu kejadian yang sungguh mencengangkan. Kilasan kejadian masa lalu seseorang itu hilang saat sentuhan mereka terlepas. Dan Yangyang kemudian tersadar. "Kau tidak apa-apa?"tanya Hendery panik saat menyadari Yangyang terus saja melamun tak menyahuti panggilannya.

"Ah? Aku baik."balasnya kikuk. "Aku hanya shock karena potensi Sungchan tadi."dustanya. Dan Hendery mengangguk. Setidaknya beberapa orang diantara mereka akan percaya bukan? Tapi memang tidak sepenuhnya Yangyang bohong. Dia memang sedikit terkejut tadi karena Sungchan. Baru mengeluarkan kekuatannya saja sudah menghancurkan beberapa properti di basecamp, bagaimana nanti? Sungchan tak sengaja menyenggol sebuah vas bunga karena tak bisa mengendalikan tangannya sendiri. Bahkan sampai membuat Xiaojun takut. Untung saja Xiaojun sudah lebih tenang sekarang hingga mereka tak berakhir menjadi manusia beku saking dinginnya suhu di dalam basecamp. Percaya atau tidak, rasanya mereka sedang di dalam kulkas barusan.

Berterimakasihlah pada Renjun yang pandai sekali membuat Xiaojun tenang.

Chenle, dia terus menatap Yangyang dengan kening berkerut. Sudah dipastikan jika Chenle membaca pikiran Yangyang. Yangyang memang tak akan pernah bisa menyembunyikan sesuatu dari Chenle. "Yangyang! Renjun! Bisa kita bicara? Aku ingin curhat dengan kalian."pinta Chenle tiba-tiba. Yangyang tahu Chenle hanya beralibi. Tapi kenapa harus sesi curhat sih yang menjadi alibinya? Seperti acara tv saja.

"Lele, kau tak mengajakku? Wah apa hanya segini persahabatan kita? Dan kau memilih hantu kuyang ini?"tanya Haechan dramatis. Kenapa mereka memiliki anggota yang sangat lebay sih?

Jika saja dia bukan senior sudah kulempar ke sungai amazon, sayangnya niat Yangyang hanya sebatas dipikirannya saja.

"Aku hanya ingin berbicara dengan mereka sialan!"umpat Chenle.

"Aish, iya-iya!"rajuk Haechan. Chenle menarik Yangyang dan Renjun tanpa peduli dengan lainnya yang semakin asik dengan membahas potensi Sungchan dan Xiaojun. Dan sepertinya Lucas dan Mark sedikit mulai berbaikan? Setidaknya bisa dibilang begitu bukan? Walaupun pada akhirnya perbincangan mereka berakhir dengan perdebatan tentang Sungchan. Sungchan masih belum menerima potensi anehnya.

Setelah menutup pintu ruangan rapat mereka Chenle membukanya kembali. Melirik ke arah Jaemin yang sibuk sendiri dengan komputernya. Biasanya sih dia hanya bermain game, iya game meretas keamanan sekolah.  "Jaemin,"panggil Chenle.

Jaemin tak menyahut tapi menoleh ke arah Chenle yang kepalanya menyembul di pintu. "Matikan penyadapnya sialan!" Chenle tidak peduli walaupun Jaemin itu lebih tua darinya.

Dengusan kesal Jaemin menjadi jawaban setujunya. Tapi sayangnya Jaemin itu bukan orang yang penurut. Tentu saja dia penasaran dengan apa yang akan dibahas tiga orang itu.

Biarkan saja Chenle marah nanti, yang penting Jaemin ingin juga terlibat dalam pembahasan rahasia mereka.

* * *

"Ya seperti yang kau baca dalam pikiranku,"kata Yangyang. Untuk apa Yangyang harus menjelaskan penerawangannya tadi jika Chenle saja bisa membacanya. Membuat air liurnya mubazir saja.

"Sudah kubilang, tidak mungkin dia muncul lagi dengan suatu kebetulan setelah dulu hilang."kata Chenle. "Aku bahkan tak bisa membaca pikirannya."keluh Chenle.

"Aku tau, tapi aku juga tak yakin dia akan balas dendam pada kita."balas Renjun. Dia juga sebenarnya khawatir, dan bingung harus bagaimana menghadapinya.

"Jadi kita harus bagaimana?"tanya Yangyang. Mengetahui ada yang akan berkhianat diantara mereka tidak mungkin harus dibiarkan bukan?

"Kita biarkan saja dulu."

"Hyung!"seru Chenle tidak terima. Tidak mengerti dengan jalan pikiran Renjun yang malah membiarkan orang yang akan membalas dendam pada mereka bebas. Harusnya Chenle langsung saja menyuruh Haechan menggunakan potensinya untuk membunuh orang tersebut. Tapi jika dipikir-pikir, mereka pernah dekat, malahan sangat. "Aku mengerti."ujarnya akhirnya pasrah pada keputusan Renjun. Yangyang juga tidak mungkin harus membantah.

Walaupun Yangyang tidak ingin ikut campur dalam masalah masa lalu mereka, tapi tetap saja Yangyang akan ikut terlibat nanti.

Jaemin masih mendengarkan percakapan mereka dibalik earphonenya
Karena nyatanya, sebelumnya dia tidak mematuhi perintah Chenle untuk mematikan penyadap di dalam ruangan itu. Tapi bukan hanya Jaemin yang bisa mendengarnya, karena nyatanya Shotaro mengaktifkan potensi sensitive strenght miliknya.

"Jadi hanya kita yang tahu?"

"Kau tahu Jaemin pasti tidak akan mendengarkanmu Le."

"Sialan itu."gerutu Chenle. Dan tentu saja Jaemin mendengarnya.

"Dan Shotaro juga pasti mendengarnya."

Shotaro yang sejak tadi diam dikelilingi beberapa orang yang masih berdebat menggigit bibirnya kuat. Renjun tahu jika dia sedang menguping. Tidak sepenuhnya Shotaro yang salah bukan? Potensinya memang mebuatnya bisa mendengar dengan jelas pembahasan antara Chenle, Yangyang, dan Renjun. Tapi... Shotaro jadinya tak enak telah mendengar masalah itu. Mudahan saja mereka tidak keberatan.

Disisi lain, lebih tepatnya ditempat lain. Sebuah ruangan seperti laboratorium, dengan sebuah tabung besar yang mengurung seseorang di dalamnya. Bukan, bukan seseorang, lebih tepatnya sebuah robot. Tapi mungkin dia terlalu nyata untuk disebut robot. "Sempurna."kata seseorang dengan nada puas saat melihat hasil ciptaanya. Kim Jumyeon atau panggil saja Suho, berhasil menyempurnakan sebuah robot yang dia ciptakan sejak bertahun-tahun lalu. "Tenanglah Jongin-ah, hyung pasti akan membalaskan dendammu pada mereka. Dan tujuan kita sebentar lagi akan tercapai."

"Jadi, Winwin-ah... bangunlah sekarang."suruhnya sembari membuka tabung kaca yang mengurung robot tersebut.

"I'm turn on mode."

"Selamat datang di dunia Winwin, dan bantulah aku membalaskan dendamku atas kematian Jongin."

"Siap tuan Jumyeon."

Sepertinya masalah baru akan tercipta sebentar lagi. Apakah para Griffin sanggup? Bahkan dengan penghianat yang bisa saja menghasut mereka satu persatu.

Seandainya ada yang bisa memberitahu para Griffin tentang rencana Suho yang sebenarnya.

* * *

—»tbc.

Revisi: 1 November 2021

[01.] RESONANCE Ft. NCT 2020 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang