PAGI harinya para siswa sekolah digemparkan dengan kasus penemuan jasad Kai, si guru Kimia. Tak ada yang tahu apa penyebab Kai mati, dan kenapa jasadnya bisa berada di bekas laboratorium kimia yang dirumorkan berhantu itu. Desas-desus tentang rumor laboratorium yang angker dihubungkan dengan kematian Kai menyebar luas diantara para siswa. Spekulasi tentang jasad Kai yang ditemukan di laboratorium semakin menguatkan rumor itu.
Ditambah Kai ditemukan dalam keadaan yang benar-benar mengenaskan. Membuat para siswa berpikiran jika kematian Kai benar-benar ada kaitannya dengan rumor laboratorium berhantu itu. Mereka tidak pernah tahu jika kejadian ganjal yang sering terjadi di labratorium itu ulah Kai sendiri.
Tapi ternyata ada untungnya untuk Griffin, setidaknya mereka tidak ketahuan.
"Guru Kim benar-benar ditemukan disana?"
"Jasadnya sungguh mengenaskan."
"Apa benar rumor tentang laboratorium yang angker itu ada hubungannya dengan kematian pak Kim?"
"Aku ingin pindah sekolah saja rasanya..."
Tidak tahu saja mereka jika semalam adalah pertarungan hebat antara Griffin dan Kai. Andai mereka tahu; pastinya mereka tidak akan percaya saking tidak masuk akalnya.
Mark yang memukul Kai hingga sekarat, sampai Haechan yang membuat Kai mati mengenaskan karena potensi listriknya. Siapa yang akan percaya dengan keanehan cerita itu. Yang ada orang yang bercerita akan dianggap gila.
"Kita gagal."ujar Xiaojun. Lucas —beserta kawanannya— sedang berkumpul di kantin setelah diberitahukan bahwa semua guru sibuk dengan rapat. Iya, seperti katanya Kai kemarin. Lucas yang menyuruh beberapa orang untuk menculik Taeyong dan membunuhnya. Nyatanya mereka gagal, yang Lucas dapatkan malah anak buahnya yang mati jatuh ke jurang.
"Kai juga bahkan gagal. Dia berjanji akan menyerahkan Mark tapi malah mati."sahut Sungchan santai. Hendery dan Lucas lebih banyak diam mendengar ocehan Xiaojun dan Sungchan.
"Kita yang pancing Mark."celetuk Lucas membuat ketiga temannya mengeryit bingung. Memancing bagaimana? Mark itu bukan ikan.
"Kau tahu pasti jika Mark bukan orang biasa Luke."peringat Hendery. Mereka sudah tahu jika Mark memiliki potensi untuk bisa menghancurkan mereka.
"Aku juga bukan orang biasa lagi kalau kau mau tahu."
"Tapi—"
"Kita gunakan Jisung sebagai umpan."
Lucas dan keputusannya itu benar-benar tidak bisa diganggu gugat.
* * *
"Tidak bisa!"keluh Jisung. Entah sudah berapa kali dia mencoba potensinya tapi tetap saja tidak bisa. Sejak tadi Jisung terus mencoba mengerjapkan matanya berkali-kali, sampai kelopak matanya rasanya sakit sekali. Tapi tetap saja waktu tidak mau berhenti! Yang kemarin, setiap Jisung refleks menutup mata waktu dengan mudahnya terhenti. Sekarang kenapa susah sekali sih!
Jisung mendengus pasrah kemudian duduk di sofa. "Kau tidak akan bisa jika kau terus mengeluh."komentar Mark. Mereka sedang di basecamp omong-omong. Jaemin dan Renjun masih ada kelas, sedangkan Jeno ada urusan ektrakulikuler. Hanya Shotaro, Yangyang, Mark, Chenle, dan Haechan yang menemani Jisung di basecamp. Tapi mereka semua sibuk dengan kegiatan masing-masing. Termasuk Mark yang sibuk menyuruh Jisung melatih potensinya. Berlagak seperti coach trainee para idol.
"Tapi hyung..."
"Coba lagi."sela Mark. Jisung ingin sekali bertanya kepada Mark kenapa dia sangat menyebalkan tapi Jisung urungkan. Dia tidak mau dicap sebagai adik kurang ajar oleh Mark.
Jisung menutup matanya kembali lalu membukanya detik berikutnya, tapi yang dia dapatkan malah wajah Mark yang mendadak muncul di depannya membuatnya kaget setengah mati. Dan anehnya, waktu dengan mudahnya berhenti. "Jadi aku harus terkejut baru bisa menghentikan waktu?"monolog Jisung.
Jisung kembali menutup matanya memfokuskan pikirannya untuk mengembalikan waktu. Dan berhasil. "Jadi...?"tanya Mark. Dia sudah kembali ke tempat duduknya sambil menatap Jisung penasaran.
"Waktunya akan berhenti jika aku terkejut. Tapi soal mengembalikan waktu, aku bisa dengan mudah melakukannya."
"Berarti kau hanya harus memikirkan satu hal."kata Mark. "Yaitu, waktu berhenti, atau waktu berjalan."
Sepertinya Jisung memang harus mencobanya.
* * *
Jika saja Sungchan tidak dipaksa Jaehyun untuk bergabung dengan geng Renjun, sudah dipastikan jika Sungchan tidak akan bertindak ogah-ogahan pada Renjun. Tapi kata Jaehyun, yaitu saudaranya. Sungchan harus menemui Renjun untuk menemukan maksud dibalik keanehan yang sering sekali dirasakannya. Karena katanya; "Sia-sia kau bertanya pada dokter, mereka tidak akan tahu."
Dan sekarang Sungchan malah terjebak di perpustakaan —tempat yang paling dia benci. Terjebak bersama Renjun. Renjun masih sibuk dengan bukunya, mengabaikan atensi Sungchan yang tiba-tiba ingin menemuinya. Padahal Sungchan sudah merelakan waktunya hanya untuk menemui Renjun, sampai dia harus berbohong pada Lucas. Tapi yang Sungchan dapatkan hanya Renjun yang mengajaknya bergabung dengan gengnya.
"Tapi mana mungkin mereka menerimaku!"akhirnya Sungchan kembali membuka pembicaraan setelah beberapa lama mereka dilanda keheningan.
"Mereka tidak akan menolak."
"Kau tahu Mark dan Lucas bahkan tidak akur. Mark juga tahu aku dekat dengan Lucas."ujar Sungchan, sengaja membuat Renjun menolaknya masuk ke dalam gengnya agar tak usah mematuhi kata Jaehyun. Tapi dia sendiri sebenarnya penasaran tentang kenapa perasaan anehnya bisa terjadi.
"Aku yakin Mark hyung tak akan keberatan."
"Apa kau tak takut jika aku menjadi orang yang membeberkan rahasia geng-mu."
"Aku yakin juga kau tak mau rahasia dibalik fakta tentang dirimu ketahuan orang lain."sahut Renjun lagi membuat Sungchan kehabisan kata-kata. Demi apapun, kenapa Renjun sangat pintar membalikkan kata-katanya. Sungchan jadi tidak punya alasan untuk tidak mematuhi kakaknya yaitu Jung sialan Jaehyun.
"Memangnya kau tahu apa tentang aku?"tanya Sungchan penasaran. Sengaja memancing Renjun akan mengatakan hal yang membuatnya kebingungan setengah mati itu.
"Kau sering merasa aneh bukan karena tubuhmu Jung Sungchan. Kau pasti tak akan percaya dengan apa yang aku katakan. Tapi kau adalah pemilik potensi elasticity strength."
"Hah?!"
Sungchan tak mengerti, tak paham juga dengan apa yang disebut oleh Renjun barusan. Sungchan tak pernah mengerti bahasa istilah nama tanaman, benda atau apapun.
Sama hal-nya dengan orang yang mengikuti Sungchan secara diam-diam sejak tadi. Dan juga tentu saja menguping pembicaraan antara Renjun dan Sungchan.
Yaitu,
"Hai, Xiaojun Lee..."
Tapi sepertinya sang penguntit ketahuan, karena Chenle baru saja menyapanya dengan senyum manis yang terlihat menyeramkan dimata Xiaojun. Xiaojun dipergoki oleh Chenle, sial sekali nasibnya.
* * *
—»tbc.
Revisi: 1 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
[01.] RESONANCE Ft. NCT 2020 ✔
Fanfic[END] [FIRST BOOK SERIES OF RESONANCE NCT 2020's PROJECT] Semuanya berawal dari hilangnya Mark Lee. Membuat adiknya, Jisung Lee bertekad harus menemukan kakaknya yang menghilang secara misterius. Dimulai dari Jisung yang pindah ke sekolah barunya de...