Prolog

35 12 20
                                    

Hallo namaku Raka, hehehe.
Hobbyku main futsal dan stalking gebetan, terus, apalagi ya hehe, aku juga bingung...
Oiya satu lagi, hobbyku dengerin lagu Queen yang judulnya bohemian rhapsody.

Oiyaa, aku hampir saja lupa, umurku saat ini menginjak 17 tahun, dan saat ini, aku duduk di kelas 3 SMA, disekolah ternama yang terkenal dengan para wanita-wanita cantik jelita.

Seperti biasa hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan bagiku, hari Senin adalah hari dimana semua murid-murid mengikuti upacara bendera.

Ada sebuah kisah yang sangat menyenangkan bagiku di hari Senin, tentunya sih bukan karena upacara bendera sambil panas-panasan, namun pada saat upacara benderalah aku bisa memandang dengan jelas sosok seorang perempuan yang aku sukai dan bahkan lebih dari sekedar rasa suka.

Mungkin bisa dibilang, rasa cinta dan kasih sayang kepada dirinya, tepatnya seperti itu.
Tetapi aku juga harus sedikit harus sadar diri, karena perempuan yang aku cintai serta sayangi telah menjadi milik orang lain.

Aku benci akan hal itu, namun harus aku akui dan aku terima kenyataannya, hanya butuh sedikit bersabar dan menahan akan sebuah harapanku.

Akan begitu indahnya hidupku, jika aku bisa memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya.

Oiya maaf hehe, aku lupa belum meperkenalkan sosok perempuan yang aku ceritakan hehe.

Namanya adalah Putri Permata, dia biasa dipanggil Puput sama teman-temannya, nama yang unik dan lucu, terus bagiku, adalah nama yang indah pula, seperti nama-nama ratu dicerita cerita legenda.

Sejauh ini aku belum pernah ngobrol dengannya, karena rasa malu dan belum berani untuk itu, bagiku untuk saat ini lebih memilih mengaguminya didalam diam, sedikit memberiku tantangan.

Setelah upacara selesai, kebahagiaanku sedikit menghilang, karena tidak bisa memandang dan memperhatikannya lagi dengan lama dan secara detail.

Seperti biasa, dihari Senin, pelajaran dijam pertama adalah pelajaran matematika, aku sangat sedikit membenci pelajaran ini, tetapi sudah sebuah aturan kurikulum bahwa aku harus mengikuti mata pelajaran yang sedikit menyebalkan itu.

"Assalamualaikum." Ucap Pak Yudi guru mata pelajaran matematika.
"Wa'alaikumussalam..." Jawabku dan teman-temanku.
"Baik murid-murid, coba buka bukunya dihalaman 32, sekarang kita masuk di bab integral." Ucap Pak Yudi.

Teman-temanku segera bergegas membuka buku halaman 32, namun bagiku, dengan mendengar bahasa integral saja sudah asing dan malas, membuatku menjadi ngantuk.

Tidak hanya aku yang benci dan kesal mata pelajaran matematika, akupun memiliki sahabat yang satu frekuensi denganku, namanya Bagas, dia seorang sahabat dekatku yang sama membenci mata pelajaran matematika.

"Bro Gas, males aku, pengen tidur, ngantuk jadinya." Kataku memanggil Bagas.
"Hadeeuh, sama bro, aku juga, gimana kalau kita keluar saja, terus diem dikantin." Ucap Bagas.
"Yaaah, mana mungkin bisa Gas, kita kan udah ada dikelas, lagian Pak Yudi juga sudah ada dikelas, hmmm." Kataku sambil menoleh kearah Bagas.
"Sudah bisa diatur, sekarang kita gantian saja izin ke air, terus jangan balik lagi kekelas, gimana?" Ucap Bagas.
"Berani ga kamu Raka?" Tanya Bagas.
Aku hanya berpikir sejenak dan terdiam, karena jika aku keluar pelajaran lagi, bisa menjadi hukuman yang ke 3 kalinya.
Tapi disisi lain akupun gengsi ditantang Bagas, dan akhirnya dengan terpaksa, akupun memutuskan untuk menyetujui ide bulusnya Bagas.
"Hmmmm, yaudah, oke." Jawabku dengan sedikit ragu.
"Oke kalau begitu, mantap, memang kamu sahabat sejatiku." Ucap Bagas sambil menepuk-nepuk pundakku.
"Yasudah, sekarang kamu yang duluan izin keluarnya." Ucapku kepada Bagas.
"Yaaah, kamu yang duluan saja." Ucap Bagas.
"Yaaah, kamu yang punya ide, masa aku yang harus duluan Gas, dasar cemen." Ucapku sambil memanas-menasi Bagas.
"Oke, kalau begitu, aku duluan, sorry aku bukan cemen." Ucap Bagas sambil beranjak dari bangku kelas dan pergi kearah Pak Yudi sembari meminta izin untuk ke air.

Kali ini adalah bagian aku untuk ngerjain Bagas, karena minggu kemarin aku yang dikerjain sama dia.

Daripada aku harus ikuti ide akal bulusnya Bagas, mending aku diem dikelas saja, karena sebentar lagi juga jam pelajaran matematika selesai.

Setiap orang mungkin memiliki surga dunia versi dirinya sendiri, begitupun aku, sama.
"Baik murid-murid, jam pelajaran matematika dicukupkan sampai disini saja ya, karena waktunya sudah habis, silahkan untuk beristirahat. Assalamu'alaikum." Ucap Pak Yudi sambil beranjak meninggalkan kelas.
"Wa'alaikussalam." Jawabku dan teman-teman sekelasku.

Kalimat itulah yang membuat hatiku senang dan merasa tentram, bagiku itu adalah surga dunia versiku.

Seperti biasa, jika jam istirahat tiba, aku berkumpul bersama teman-teman sekelasku didepan kelas, mengobrol sambil ngemil jajanan dari kantin sekolah.

"Eh, sebentar lagi kita akan menghadapi ujian, kelulusan dan perpisahan." Ucap Derry ketua murid di kelasku, kelas ipa 1.
"Itupun kalau kita lulus hahaha." Ucap Endang sambil tertawa.
"Ya berdo'a saja, mudah-mudahan kita lulus." Kataku.
"Aamiin." Kata Derry.
"Tinggal beberapa bulan lagi, kalau kita semua lulus, maka secara otomatis kita akan berpisah brader." Kataku sedikit merasa sedih.
"Benar juga bro, oiya, gimana kalau nanti sudah kelulusan kita adain acara saja touring ke pantai ujung genteng." Ucap Endang sambil menoleh kearahku.
"Setuju!" Jawabku dan derry.
"Yasudah, kita bahas lagi nanti bersama teman-teman yang lainnya, gimana?" Ucap Derry.
"Oke kalau begitu." Kataku.

Tidak terasa sudah hampir 3 tahun aku bersekolah, hal-hal indah bersama teman-teman yang tidak bisa dilupakan, tentang bagaimana saling menghargai dan membangun sebuah solideritas yang tinggi diantara aku dan teman-temanku.

Kini kian akan segera berubah seiring berjalannya waktu, aku merasa sangat sedih, dan pastinya kedepan, aku sudah tidak bisa memperhatikan lagi seseorang perempuan yang aku cintai, karena sebentar lagi aku akan lulus dan meninggalkan sekolah ini, untuk berjalan lebih lanjut mengejar semua impianku.

Berat rasanya, tetapi itulah sebuah kenyataan yang akan aku hadapi dikemudian hari, mungkin sebelum perpisahan nanti, aku harus memberikan Putri hadiah yang sangat sederhana namun sangat istimewa.

Bel sekolah sudah berbunyi, menunjukan sudah waktunya untuk pulang.

"Gas, kamu pulang langsung kerumah enggak." Tanyaku kepada Bagas.
"Iya atuh, masa kegarduh, aneh." Jawab Bagas yang sedikit kesal karena pertanyaanku yang sedikit tidak penting.
"Emangnya kenapa bro?" Tanya Bagas kepadaku.
"Bagaimana kalau hari ini kita kumpul dirumah kamu Gas." Kataku.
"Mau ngapain emangnya?" Tanya Bagas sambil melihatku dengan sedikit rasa keheranan.
"Yaaa, bisa ngobrol-ngobrol, kita ajakin Derry sama Endang."
"Oooooh, oke, coba ajakin Derry sama Endangnya."
"Oke."

Tidak seperti biasanya, ketika jam pulang sekolah sudah tiba, aku tidak pernah melirik kiri dan kanan, tujuanku hanya pulang kerumah dan tidur.
Tetapi kali ini, aku merasa ingin lebih lama lagi menghabiskan waktuku bersama sahabat-sahabat seperjuanganku.

**********

Kendati Tak MenepiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang