× Nine ×

1.2K 330 139
                                    

------------
Truth Or Dare?
-------------------
.
.
.












07.30 p.m

Kematian Ayen masih terbayang-bayang di benak semua orang yang ada di aula.

Mayat Ayen di pindahkan di depan panggung aula dengan tertutup i blazer milik pak Mino, dibagian kepala hingga dada.

Mereka semua tampak terdiam dan bermain dengan pikiran masing-masing, tampak Jaehyuk tengah menatap kedua kakinya yang dia selonjorkan dan menggerak-gerakkannya.

"Masih sakit?" tanya Yedam dan Jaehyuk mendongak menatap Yedam yang ternyata sudah ada di dekatnya.

Jaehyuk hanya menggeleng dan kembali menatap kakinya.

"Jujur jae, lo pasti tau sesuatu kan?" ujar Yedam secara mendadak membuat Jaehyuk kembali menatap Yedam dan mengernyit.

Kini bukan hanya Yedam yang menatap Jaehyuk, seluruh orang yang ada di aula itu memusatkan atensi mereka ke Jaehyuk.

"Maksud lo apa Dam?" tanya Jaehyuk bingung.

Terdengar Yedam menghela nafas, ia kemudian berdiri dan berjalan menjauh dari gerombolan, lebih tepatnya menuju pintu keluar Aula.

"Bang Yedam!" Teriak pak Jinhwan dan saat pak Jinhwan hendak menyusul Yedam , Renjun menahan tangan pak Jinhwan.

"Biar saya saja pak" pak Jinhwan hanya mengangguk, mengiyakan permintaan Renjun.

Renjun berlari menyusul Yedam sembari meneriakkan namanya.

"Dia pasti gelisah," Jihoon menghela nafas sejenak sebelum kembali melanjutkan kalimatnya.

"Kalo gue jadi Yedam, mungkin gue juga bakal gitu," Jihoon menatap Jaehyuk yang kini menatapnya juga.

"Gue bakal nanya gitu juga ke Jaehyuk."

"Maksud hyung apa ?" tanya Jaehyuk, dan terdengar dengusan dari Jihoon.

"Gak usah sok gak tau deh Jae," Jihoon berdiri dan menatap Jaehyuk dengan senyum miring di wajahnya.

"Lo kan penyebab semua ini, Ya kan?" tuduh Jihoon dan Jaehyuk sontak melotot dan menggeleng.

"Park Jihoon!" bentak pak Mino seraya berdiri dari posisinya, Jihoon menatap pak Mino.

"Apa bapak gak curiga?!, kenapa dia bisa tau kombinasi angka-angka itu?, dan lagi itu membentuk tanggal dan bulan kejadian yang melibatkan Jae–"

Bugh!

Satu pukulan mendarat di pipi kiri Jihoon, saat dengan cepat Yoshi berdiri dan memukul laki-laki itu.

Jihoon kini terduduk sembari menatap tajam Yoshi yang berdiri di hadapannya.

"Jaga omongan lo, Jihoon!" tegas Yoshi.

Jihoon mendecih kemudian berdiri menghadap Yoshi, ia menedekatkan kepalanya ke kepala Yoshi dan membisikkan sesuatu di telinga Yoshi.

"... ..... .. ... .... ...... .... .... ...,"

Kepalan tangan Yoshi mengendur seketika, Jihoon menjauhkan kepalanya dan berlalu pergi menuju pintu keluar Aula.

[1] Truth Or Dare? ✖ Treasure   [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang