× Fourteen ×

1.1K 302 117
                                    

------------
Truth Or Dare?
-------------------
.
.
.


































Pak Mino masih setia memeluk tubuh Mashiho yang sudah tak bernyawa itu, Somi yang masih bersimpuh di hadapan pak Mino hanya diam dan menunduk seraya meremat-remat benda yang di berikan oleh Mashiho tadi.

Sebuah kain panjang berwarna merah dengan lonceng berwarna setengah biru dan pink di bagian tengah kain itu, dan ada sedikit bercak darah milik Mashiho.

Tiba-tiba jingels itu berbunyi, tapi hanya sebentar dan itu mengundang tanda tanya bagi Somi.

Baru saja Somi hendak membuka mulutnya untuk berbicara ke pak Mino, betapa kagetnya ia saat melihat pak Seokjin mengangkat sebuah kursi dan hendak dipukul kan ke pak Mino.

Dengan cepat Somi berdiri dan menyeruduk tubuh pak Seokjin hingga tubuh pak Seokjin jatuh terlentang, dan kursi tadi terlempar jauh di belakang sana.

Somi yang juga sempat jatuh bersimpuh itu segera berdiri dan menatap pak Seokjin yang sudah setengah terduduk.

Pak Mino yang terkejut akan serangan tiba-tiba itu, menaruh tubuh Mashiho perlahan di atas lantai. Dan dia ikut berdiri, di sebelah Somi.

"Pak Seokjin! Bapak ini kenapa?!" seru Somi dan pak Seokjin segera berdiri lalu menatap kedua manusia berbeda gender di hadapannya secara bergantian.

"Kalian.. Kalian berdua pasti komplotan dari pembunuh itu kan!" ucap pak Seokjin seraya menunjuk mayat Mashiho.

Pak Mino yang tak terima menarik kerah pak Seokjin dan hendak melayangkan sebuah pukulan di wajahnya. Tapi,

Dorr!!

Bunyi tembakan itu menganggetkan ketiganya, sampai-sampai pak Mino mengurungkan niatnya untuk memukul pak Seokjin.

"Pa- pak.. A- asalnya dari lantai bawah..." ucap Somi dengan nada gelisah. Somi langsung berlari keluar lebih dulu meninggalkan pak Mino menuju tempat tujuannya yang tak lain tak bukan adalah Aula.

Pak Mino yang juga mendengar bahwa tembakan itu berasal dari lantai bawah, menatap pak Seokjin sejenak dan mendorong tubuh pak Seokjin dengan sedikit kasar, hingga tubuh pak Seokjin terhuyung ke belakang tapi tak membuatnya jatuh.

Pak Mino membalikan badannya dan berjalan ke arah mayat Mashiho, dirinya setengah berlutut dan mulai memposisikan agar mayat Mashiho dapat ia taruh di punggungnya.

Setelah sudah pas, pak Mino mengangkatnya dan mulai berjalan keluar dari ruang musik itu dan mulai menuruni tangga satu persatu.

Pak Seokjin masih di ruang musik itu ia memilih untuk berlutut dan bersujud seraya menjambak surai gelapnya. Ia mengerang penuh frustasi, dia kehilangan bu Jisoo, saat tiba-tiba seseorang memukul tengkuk pak Seokjin hingga ia kehilangan kesadaran dan sebelum kesadarannya hilang sepenuhnya ia bisa mendengar jeritan bu Jisoo meminta tolong. Tapi, saat dia tersadar ia mendapat i Mashiho duduk di sebelahnya. Karna di penuhi amarah pak Seokjin mencekiknya, menghantamnya dengan kepalan tangannya bahkan membantingnya dengan membabi buta. Ia mengira bahwa Mashiho pelakunya dan ternyata.. Bukan.

"Apa yang sudah aku lakukan.." gumam pak Seokjin, di iring i dengan isakan.

Tap... Tap... Tap...

[1] Truth Or Dare? ✖ Treasure   [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang