Chapter || âme sœur

984 105 24
                                    

Hari ini adalah hari kepulangan Yujin, tepat satu minggu sebelum hari pernikahan kami. Hari bahagia kami. Hari yang akan mengikat kami dalam satu ikatan suci pernikahan.

Saat ini aku sedang menunggu kabar kedatangan Yujin, sebelumnya tadi dia mengabarkan bahwa pesawatnya delayed karena cuaca buruk disana.

Aku mengalihkan perhatianku dari undangan pernikahan kami saat mendengar ponselku berbunyi. Senyumku mengembang saat melihat nama yang tertera dilayar ponselku.





Yujinku 💙 is calling..


"Halo, sayang.." ucapnya dari ujung sambungan telepon kami.

"Iya sayang? Gimana cuaca disana?"

"Cuaca disini sudah lumayan. Ini aku baru mau take off."

"Iya sayang. Safe flight, Yujinku."

"Iya calon istriku," sahut Yujin dengan kekehannya yang membuatku tertawa mendengar ucapannya.

"Soon to be, Yujinku."

"Minjoo.." panggilnya terdengar serius.

"Iya kenapa, Yujin?"

"Aku mencintaimu," ucap Yujin tiba-tiba yang membuatku mengerutkan keninga saat mendengar pernyataan cintanya yang tiba-tiba, sangat jarang terjadi.

Iya, Yujin bukan tipe orang suka dan dengan mudahnya mengucapkan kata-kata cinta. Yujin lebih sering menunjukkan perasaan sayang dan cintanya dengan sikapnya.

"Tumben banget."

"Gapapa, pengen ngasih tau kamu aja," ucapnya yang membuatku terkekeh geli.

"I love you too, Yujinku."

"Makasih sayang," sahutnya lagi. Yang lagi-lagi membuatku sedikit heran.

"Ya sudah aku matikan dulu ya, pesawat aku sudah mau berangkat."

"Iya sayang, kabarin aku kalau sudah sampai Incheon ya."

"Oke sayang. See you later~"

"See you~"

Aku memutus panggilan teleponku. Lalu kembali melanjutkan kegiatanku yang sebelumnya terhenti.

17 jam bukan waktu yang sebentar untuk menunggu kedatangan Yujin. Aku pun memilih mengecek kembali segala persiapan pernikahanku.




































































































Dering bunyi ponselku menghentikan kesibukkanku. Aku mengerutkan keningku saat melihat nama kontak yang menghubungiku.





Yujinku 💙 is calling..

"Halo?" dengan ragu aku mengangkat panggilan ponselku.

"Halo, Nona Kim Minjoo?" sapanya ramah.


Suara ini? Bukan suara Yujin.

Aku sedikit bingung, penerbangan Yujin baru sekitar 9 jam yang lalu. Jadi bukankah harusnya Yujin masih dipesawat dan baru akan sampai sekitar 8 jam lagi?

Tapi kenapa dia bisa menghubungiku? Ah maksudku kenapa nomor ponselnya bisa menghubungiku? Jujur aku bingung, pikiran-pikiran buruk mulai melintas dikepalaku.

Memikirkan kemungkinan apakah terjadi sesuatu yang buruk pada Yujin hingga dia bisa tiba lebih cepat? Aku segera menggeleng kepalaku agar menghilangkan pikiran-pikiran negatifku.



"Iya saya sendiri. Maaf ini siapa ya? Yujin 'nya dimana?"

"Saya assisten Tuan Ahn. Mohon maaf, saya hanya ingin menyampaikan pesan, ada titipan untuk Nona Kim Minjoo."

"Titipan untuk saya?"

"Iya titipan untuk Nona Kim Minjoo dari Tuan Ahn Yujin. Titipannya sudah sampai didepan kotak pos rumah Nona Kim, silahkan Nona cek."

"Tunggu. Titipan apa?" tanyaku bingung.

"Mohon maaf saya kurang tau Nona. Tiga hari yang lalu saya hanya diminta Tuan Ahn untuk mengirimkan dan memberitahukan titipan itu pada saat keberangkatan Tuan Ahn hari ini pada Nona."

"Sebentar, bagaimana bisa ponsel Yujin ada sama Anda?"

"Tuan Ahn memang sengaja meninggalkan ponselnya disini, Nona."

"Ah baiklah. Kalau begitu terima kasih," ucapku sebelum mematikan sambungan telepon itu.

Seketika perasaan takut dan khawatir menghampiri dan membanjiri diriku.

Ada apa dengan Yujinku? Apa terjadi sesuatu yang buruk padanya? Aku pun bergegas turun ke bawah untuk mengecek titipan yang Yujin kirimkan tiga hari yang lalu itu.




































































































Seketika air mataku turun saat melihat titipan yang Yujin kirimkan itu. Bahkan air mataku sudah turun dengan derasnya, seolah tidak bisa aku bendung.

"Hei, kenapa nangis hm?" tanyanya khawatir saat melihatku menangis tersedu.

Aku memukul dada bidangnya sedikit kuat, membuatnya meringis kecil.

Dia, Ahn Yujinku, sedang berdiri dihadapan pintu rumahku. Yujin berdiri dengan senyum bahagianya, dengan sebuah buket bunga Lily putih kesukaanku ditangannya.

"I miss you, calon istriku," ucapnya sebelum mencuri cium dipipiku yang basah karena air mata.

Yujin lalu memberikan buket bunga Lily itu padaku sebelum memelukku erat. Melepaskan rasa rindu kami yang begitu menggebu.

"Jahat," ucapku ditengah isakanku.

"Jahat? Siapa? Aku?"

"Hm"

"Wae?"

"Ya kamu jahat sudah bohongin aku. Aku takut ada apa-apa sama kamu," ucapku menatap matanya dengan mata basahku.

Yujin mencium kedua mataku bergantian, membuatku memejamkan mata basahku. Menikmati ciumannya.

"Maaf.." ucapnya merasa bersalah.

"Aku cuma pengen bikin kejutan buat kamu. Maafin aku kalau bikin kamu khawatir."

"Iya gapapa. Aku aja kayanya yang berlebihan."

"Itu karena kamu sayang sama aku," ucapnya dengar cengiran khasnya.

"Sok tau.. Yaudah ayo masuk," ajakku pada Yujin sebelum menutup pintu rumahku.

_____________
tbc.

_blue_

Special Chapter [JINJOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang