AN : Ayo penuhin setiap paragraf pakai komentar kalian! Tinggalkan jejak yaa❤
•••
"EH, Maudy em kayanya tasnya pake yang kecil aja deh." Rhea mengulurkan sebuah tas kecil selempang berwarna hitam.
Zara berdiri di samping Maudy dengan melipat kedua tangannya. "Itu nggak kekecilan? Lo mau Maudy cuma bawa permen doang?"
Rhea menghela napasnya. "Ini tuh muat buat hp, uang, liptint, parfum kecil. Ngarang lo cuma muat permen doang! Biar nggak ribet, makanya bawa tas kecil aja."
Maudy hanya dapat tersenyum pasrah. Ia menuruti semua perkataan kedua temannya ini. Dan, syukurnya hasilnya tidak terlalu ribet dan simple menurut Maudy.
Bawahan ripped jeans dipadukan dengan crop sweater tak lupa sepatu converse berwarna putih. Riasan wajah yang sederhana membuat Maudy terlihat semakin manis.
Rhea menjepitkan jedai putih di tali tas kecil itu. "Nih jedai biar rambut lo nggak berantakan." Ia menyerahkan tas kecil itu kepada Maudy.
Tas hitam menggantung silang dengan sempurna di pundak kanan Maudy. Maudy berjalan ke arah cermin fullbody, mengecek kembali penampilannya memastikan bahwa tidak ada yang berantakan ataupun kurang.
Ting! Tong!
Ketiga gadis itu saling bertatapan ketika mendengar bunyi bel Apartemen Maudy. Rhea tersenyum lebar seraya menepuk pundak kanan Maudy, sedangkan Zara mengacungkan jempolnya menandakan bahwa penampilan Maudy sudah sempurna.
"Kak Raja tuh Kak Raja!" Rhea menggandeng tangan Maudy agar cepat keluar dari kamar.
Pintu Apartemen Maudy terbuka menampilkan wajah Raja dengan senyum manisnya. Bukan hanya Maudy yang kagum dengan aura Raja malam ini, tapi kedua temannya pun seketika membeku—lebih tepatnya Rhea.
"Cantik banget Ibu Negara." Raja mencubit pipi Maudy pelan, membuat sang pemilik pipi itu bersemu merah.
"Aduh-aduh, Zara tugas kita udah selesai. Ayo kita pulang." Suara Rhea memecahkan atmosfer keuwuan.
Mata Raja beralih menatap Rhea. "Eh? Lo yang sempet di chat sama Andromeda kan? Parah lo nyuekin temen gue, terima aja gih ajakannya."
"Apaan sih, Kak. Orang gue nggak mau." Rhea menatap Raja dengan malas. Dirinya tetap tidak mau menerima ajakan Andromeda. Membayangkan ketika dirinya dan cowok itu berdua di atas motor saja sudah membuatnya malas.
Apalagi jika beneran terjadi. Ah! Rhea tidak ingin.
Zara terkekeh. "Tau nih, Kak. Malu-malu anjing anaknya emang. Pantauin aja Kak nanti juga lama-lama mau."
"Heh! Mulut lo ya, Zar bener-bener. Nggak ya nggak mau gue sama dia!"
Menyaksikan pertengkaran kecil ini cukup membuat Maudy tertawa kecil. Raja berhenti tertawa, ia mengalihkan pandangan ke arah Maudy yang sedang tertawa kecil. Senyuman manis terukir di wajah Raja.
Cantik banget calon pacar gue, batin Raja terkagum.
"Ekhem! Iya, tau kok temen gue cantik," sindir Rhea yang memergoki Raja menatap Maudy dengan kagum.
Kedua mata Raja mengerjap ketika mendengar sindiran Rhea. Kemudian ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Raja menggandeng tangan kanan Maudy. "Eh, ayo Ody kita jalan nanti keburu makin malem."
"Idih, Kak Raja salting." Zara tertawa terbahak bersamaan dengan menjauhnya dua sejoli tadi.
Zara menatap Rhea. "Cie yang malam tahun barunya sendirian."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFAIR
Teen Fiction-Kisah yang lama dengan alur baru. Raja bertemu dengan gadis bermata hazel yang selalu mencuri perhatiannya di beberapa waktu. Gadis itu selalu berkeliaran di pikirannya, Raja menyukainya. Namun, ini tidak semulus yang kalian bayangkan. Setiap Raj...