GERBANG sekolah terbuka kemudian Ferrari hitam memasuki wilayah Adhitama High School. Seketika semua pandangan tertuju pada satu titik. Aura Raja memang bukan main, yang lewat memang mobilnya saja namun mampu mengalihkan perhatian sekitar.
Raja segera memarkirkan mobilnya dan sibuk melepas sabuk pengamannya. Sedangkan, Maudy masih terdiam heran karena memikirkan respons sebagian siswi ketika mobil Raja melewati mereka.
Raja sadar dengan diamnya Maudy, ia menepuk pundak perempuan itu. Membuat sang empu mengerjapkan kedua matanya.
"Kenapa? Ayo turun, udah sampai."
Maudy segera melepas sabuk pengamannya kemudian membuka pintu mobil bersamaan dengan Raja.
Iya, pemandangan yang sudah biasa Raja lihat. Banyak tatapan menuju ke arahnya, dengan penuh kagum, suka, dan banyak lagi.
"Pada ngeliatin lo," ujar Maudy seraya mendongak menatap Raja yang lebih tinggi darinya, "lo setenar itu ya, Kak?"
Raja mengendikkan kedua bahunya. "Em, biasa aja menurut gue. Merekanya aja yang terlalu berlebihan. Buktinya lo nggak tau gue kan?"
Maudy terkekeh, lalu mengangguk. "Iya."
Raja hanya tersenyum simpul. Tangan kanannya ia gerakan untuk merangkul pundak Maudy, digesernya sedikit agar lebih dekat dengannya.
"Eh?" Sudut mata Maudy melirik ke rangkulan Raja.
"Udah, nggak apa-apa," ucap Raja dengan tenang.
Dua orang siswi keluar dari mobil yang bermerk Maserati GranCabrio. Siapapun yang menggunakan mobil itu, sudah dipastikan dia termasuk orang berada.
Gisel keluar dari pintu supir lalu menutupnya. Ia menunduk untuk bercermin di kaca, merapikan dandanannya sebelum keluar dari parkiran.
Rambut yang diombre dengan warna abu-abu membuatnya terlihat semakin cantik. Sedangkan, Ghina sibuk memakai liptint yang baru saja ia beli di Dior dua hari yang lalu.
Berbeda dengan Gisel, rambut Ghina hanya berwarna coklat dan gaya gelombang di bagian bawahnya.
Kini, mereka berdua yang menjadi pusat perhatian kaum adam. Banyak yang menetap di parkiran menunggu dua primadona ini datang, demi melihat aura cantiknya.
Lumayan untuk menyegarkan otak sebelum diisi dengan suntuknya pelajaran.
Rok hitam di atas paha dan kemeja putih yang pas dengan tubuh dua primadona ini, yang selalu saja menjadi santapan guru kesiswaan. Namun, apa daya salah satu orang tua dari keduanya adalah donatur berpengaruh di Adhitama.
Guru pun hanya memberikan surat peringatan, dan ya tidak ada tindakan lebih.
"Gue lagi ngincer seseorang nih," celetuk Gisel tiba-tiba.
Ghina memberhentikan langkahnya lalu diikuti oleh Gisel. "Hah? Maksud lo?"
Gisel tersenyum miring disusul dengan kekehan kecil. "Ngincer adik kelas yang berani deketin Raja," jawabnya sembari menatap Ghina.
"Sejak kapan lo jadi antagonis gini? Raja melet lo, Sel?" ujar Ghina dengan polosnya.
"Nggak antagonis kok, hanya menarik kembali apa yang seharusnya menjadi hak milik gue."
•••
"Nanti pulang sama gue juga," ujar Raja sembari mengusap puncak kepala Maudy. Yang membuat cewek itu tersipu malu.
"Ih! Apaan sih?" Maudy menyingkirkan tangan Raja yang ada di atas kepalanya dengan perlahan.
Dan, Raja yang terkekeh melihatnya. Cowok itu meninggalkan kelas Maudy, kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas XII IPA 3.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNFAIR
Teen Fiction-Kisah yang lama dengan alur baru. Raja bertemu dengan gadis bermata hazel yang selalu mencuri perhatiannya di beberapa waktu. Gadis itu selalu berkeliaran di pikirannya, Raja menyukainya. Namun, ini tidak semulus yang kalian bayangkan. Setiap Raj...