Harist membuka pagar garasi mobil. Ada tiga mobil tersedia di dalam sana.
Hem, pake yang mana ya?
Dia berfikir dahulu, lebih baik dan bagusnya pakai mobil yang mana untuk pergi ke kampung Aisyah.
Dilihat-lihat, rasanya sayang sekali mobil sebagus dan sekeren itu dibawa ke desa yang belum menjamin permukaan jalannya bagus.
Harist garuk kepala, masih bingung. Lalu, ia berjalan maju melihat-lihat kendaraan yang lain di garasi.
Matanya menemukan motor besar warna hitam, dan bersampingan dengan sebuah vespa metic merah yang dulu ia suka pakai waktu bersekolah.
"Masa iya naik motor?" Harist melipat dada menatapi dua kendaraan itu.
Hem..
Kalo diperjalanan tiba-tiba ujan gimana? Terus ribet pake jaz ujannya. Belom lagi.. Aisyah harus pake jaket tebel agar tidak kedinginan.
Oh ya, belum barang-barangnya mau taruh dimana coba? Isi bensin juga cukup sering.
Heiss
Garuk-garuk kepala lagi Harist. Ia beralih ke sekitar mencari yang lain.
Hem?
Mengerut alisnya. Di pojok garasi sebelah kiri, ada pintu garasi lain. Harist pun, langsung menuju ke sana.Oh, benar. Ini merupakan garasi yang bisa dibilang rahasia. Hanya orang tertentu yang boleh membuka garasi tersebut.
Harist melihat pintu garasi ini digembok. Kemudian, ia memutar badan berniat mencari kuncinya. "Oh! Kalo gak salah..." berlari ke lemari kecil di sekitar. "ah, ini dia." senyum bibirnya setelah mendapatkan kunci dari gembok pintu tersebut.
Diputar-putar kuncinya, alhasil gembok pun terbuka.
Harist membuka lebar-lebar untuk melihat ruangan di dalam. Kebulan debu dan suasana hening, menyambut kedatangannya. Seketika pun, penampakan mobil klasik berwarna jingga ada hidapannya kini.
W-woh
Terpana wajahnya. Warna jingga yang masih terang, lampu bundar ciri khas zaman dulu, serta bentukan tubuh mobil tersebut, benar-benar masih terjaga. Sungguh, Harist sudah sangat lama tidak melihat keberadaan mobil ini bertahun-tahun.
"Nak, mobil ini seperti teman Abi sendiri. Abi udah punya banyak cerita dengan mobil ini. Kalau Abi udah gak ada.. Tolong ya temani dia lagi. Ajak dia untuk berjalan jalan-jalan, agar dia tetap hidup."
Ya, itu adalah mobil klasik milik Abinya dulu. Ya.. bisa dibilang, Harist diberi amanah untuk merawat mobil kesayangan Luzman jika dirinya sudah tiada. Dan mungkin, saat inilah ia bisa menjalankan amanah tersebut.
"Ok, deh! Gw bakal pake mobil ini!" menepuk badan mobil dengan senyuman senang.
Setelah memakai cadar, Aisyah menutup pintu kamar. Dari atas, ia melihat ke bawah di pagar balkon, toleh sana-sini, sibuk mencari.
Karena tidak ada, ia pun langsung melangkah ke tangga menuju lantai bawah.
Saat dibawah, Bibi lewat di hadapan Aisyah sedang membawa kemonceng dan lap basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Grandmother (siswi bercadar season 2) ✅
Romance‼️🔞🔞‼️ Tiba-tiba Aisyah ingin bertemu nenek kakeknya yang tinggal jauh di pedesaan, diwaktu yang tidak tepat. "Habib, udah deket belum?" ini ke lima belas kalinya Aisyah bertanya. "Masih jauuuh.." Sejauh mana sih mereka pergi? dan apakah keingina...