Chapter 26 : Rintik Hujan dan Kenangan yang Manis

122 28 106
                                    

Diharap baca sambil setel lagu di atas bro and sist, biar feel-nya nambah dan ga bosen ;)

Ini adalah hari baru. Hari di mana emosi baru setiap orang-orang akan terbentuk. Siklus ini terjadi secara terus-menerus. Namun, pagi ini disambut dengan hujan rintik-rintik membasahi seluruh penjuru kota. Titik-titik hujan itu turun membentuk pola Irama khasnya. Hawa dan baunya yang khas juga bisa terasa saat ini.

Narumi hanya bisa mengurung dirinya di dalam kamar. Sambil memeluk bantal panjangnya, kegiatan yang ia lakukan seharian hanyalah menangis. Ia masih belum bisa menerima pahitnya kenyataan.

Tok.. tok..tok..

Terdengar suara ketukan pintu berkali-kali dari luar kamar Narumi.

Tok.. tok..

"Narumi..!Narumi..! buka pintunya Nak!"

Namun, Narumi tak menghiraukan suara itu, ia masih setia memeluk erat bantalnya.

Tok..tok...

"Nak, ayolah keluar sebentar dan makan dulu, kamu dari kemarin belum makan loh. Nanti kamu sakit.." pinta sang Ayah dengan penuh harap dari luar sana.

"SEBAIKNYA AYAH PERGI SAJA! JANGAN GANGGU AKU!!"

Rasa sakit itu kembali menusuk dada Daichi, mau sampai kapan dia akan begini terus? Karena dinding penghalangnya telah hancur, cairan bening itu menetes tanpa seizinnya. Ia menyeka air matanya dan mendengus lemah. "Baiklah Nak, Ayah pergi sekarang.."

Daichi melangkah menjauh dari kamar putrinya. Dari dalam Narumi bisa mendengar langkah sepatunya.

Akan tetapi sekitar 15 menit kemudian, Daichi kembali lagi menuju kamar putrinya.

Tok..tok..

"Narumi! jika mau makan ambil saja makanan yang Ayah letakkan di atas nakas di dekat pintu kamarmu ini ya~"
tegas Daichi sembari meletakkan piring berisi makanan itu di tempat yang ia maksud.

Namun, sama saja, Narumi tak merespon apa-apa. Dan dia memutuskan untuk menutup matanya dan membiarkan dirinya masuk ke alam mimpi.

Kepala Daichi dikuasai rasa pusing, kini ia memijit-mijit bagian pelipis kepalanya. Lalu ia menyandarkan dirinya pada pintu kamar Narumi.

"Aku gagal menjadi seorang ayah.." lirihnya, perlahan kaki kekar itu perlahan meninggalkan pintu kamar itu dan menuju ke lantai atas.

Narumi fokus pada tidurnya, saat ini dia masih setengah sadar. Namun, seketika ia tersentak dan tersadar dari tidurnya. Ia mengingat suatu yang penting.

Flashdisk Lawrence!

Benda peninggalan terakhir milik Lawrence, Narumi sangat dihantui oleh rasa penasaran mengenai isi benda kecil itu.

Ia pun segera mencari laptopnya yang ada di dalam tasnya. Setelah benda lipat itu ketemu, ia langsung menyolokkan flashdisk itu lalu menyalakan laptopnya.

Ketika semua sistem laptopnya aktif, dia langsung membuka file-filenya yang ada.

Di sana terdapat banyak sekali foto-foto dirinya, yaa itu kejadian saat mereka hmm istilahnya nge-date lah ya :v . Foto saat di Cafe, di Taman kota ( bagi yang lupa bisa baca ulang Chapter 22! )

Ya waktu itu, Lawrence hanya sibuk dengan kameranya, memotret Narumi tak henti-henti. Tiap menit, tiap detik. Bahkan saat itu dia juga bilang bahwa ia rela memotret Narumi sampai mati saking usilnya '~'.

Namun hasil foto itu tidak ada yang mengecewakan, semua potretannya benar-benar sempurna bak profesional.

"Yang ada di sini kebanyakan hanyalah fotoku saja '~' " gumam Narumi.

Himawari no Himitsu (The Secret of Sunflower) | [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang