Pagi ini, sama seperti pagi biasanya.
Aku bangun tidur, lalu lanjut membereskan tempat tidur, sarapan, dan berangkat sekolah bersama Sela.Tadi pagi-pagi sekali Sela pulang kerumahnya karena ia lupa membereskan buku pelajarannya hari ini.
Mood ku sedang baik, mungkin karena tidurku cukup semalam.
"Sil, nanti istirahat mau beli makanan apa?" Tanya sela padaku, kita sedang berjalan di koridor kelas 12 Mipa.
"Baru juga sarapan udah mikirin makanan kantin aja nih anak", jawabku sambil menggaplok ringan lengannya.
"Ya kan gapapa kali rencanain du...."
BRUKK...."Ahh untung aja hanya nabrak, bukan terpeleset jatuh", bisiknya padaku. Bisa-bisanya dia mempunyai pikiran seperti itu di saat habis menabrak dada bidang seorang laki-laki.
(Eh sela, hanya nabrak?, Ckck)-author.
Aku yang melihat sela hampir terjatuh refleks langsung membantunya tanpa memperdulikan apa yang di tabrak sahabatku.
"Aahh maaf, apakah ada yg terluka?", Ucap suara bass dari sana. Sepertinya milik cowok yang ditabrak Sela.
Aku dan Sela langsung mendongakkan pandangan kami bersamaan, ada dua orang pria berseragam berbeda yang kami tidak kenal, yang satu memiliki frame kacamata berwarna hitam dan memiliki tatanan rambut rapi di sisir ke atas, dan yang satunya lagi memiliki frame kacamata berwarna coklat dan tatanan rambut lurus menutupi alisnya.
1.
2.
Tinggi mereka berdua sekitar 170cm, sedangkan tinggi ku dan Sela sekitar 158cm.
"Iya gapapa kok cuma nabrak doang", Sela tersenyum ramah pada kedua pria itu.
"Ohiya ngomong-ngomong kalian anak dari sekolah mana ya?", Tanyaku pada kedua orang tersebut.
Eh, aneh, kok aku berani bertanya seperti ini pada orang yg tidak ku kenal? Ah mungkin aku terbawa cerita novel yang baru kubaca kemarin, sehingga aku meniru karakter tokoh utama dalam cerita itu.
"Kami dari SMA di kota Bogor, kami kesini karena ada program beasiswa yang di tawarkan guru dan sekolah pada kami", jawab satu pria berkacamata coklat.
"O-ooh gitu ya hehe", jawabku canggung.
"Ohiya masih 20 menit sebelum bel bunyi, maukah kalian membantu menemani kami ke ruang kepala sekolah?", Tanya si pria berkacamata hitam dengan wajah yang sedikit memelas, mungkin mereka daritadi muterin sekolah ga ketemu-ketemu kali ya ruangannya, kan sekolahan ini gede banget.
"Boleh dong dengan senang hati kita pasti bantuin ya gak Sil?", Jawab Sela semangat sambil membisikkan sesuatu di telingaku 'lumayan cogan Sil, embat!'
Yaelah kebiasaan banget ni bocah, tapi yaudahlah itung-itung olahraga pagi.
"Tunggu, kita belum kenalan! Nama gue Ronald, dan temen gue yg kacamatanya coklat namanya Rendra", mereka mengulurkan tangannya kepada aku dan Sela.
Akupun ikut mengulurkan tanganku, dan bersalaman dengan mereka berdua, "Hai salam kenal aku Silsa".
Setelah berkenalan kami bergegas ke ruangan kepala sekolah.
"Nah ini udah sampe, kita tinggal dulu yah, nanti kasih tau kita kalian dapet kelas dimana oke?", ucap Sela pada Ronald dan Rendra.
"Iya siap".
Mereka ber empat sudah bertukar nomor sehingga mudah untuk saling menghubungi
***
Hai gais!!!
Oke sebenernya aku kekurangan ide cerita, jadi. Maaf guys KLO ceritanya agak prik wkSemoga suka
See you ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Silsa
Teen FictionSilsa si anak kutu buku, ia di besarkan di panti asuhan sedari ia masih bayi. ia memiliki sahabat yang bernama Sela, Sela pun sama ia adalah anak yang di besarkan di panti asuhan. sejak umur 10 tahun, ada orang tua asuh yang mau mengangkat Silsa. Hi...