4. tanya dokter

20 4 360
                                    

Semakin hari, setiap di perhatikan dengan cowok itu, perasaan ku semakin tidak karuan..

Ada apa ini aku gak paham, aku udah memfokuskan diriku pada bacaan buku yang ada di tanganku tapi tetap saja pikiranku teringat ke cowok itu..

Tok-tok-tok "sellaa Lo ada di kamar?", Aku mengetuk pintu kamar Sela dan berniat menanyakan apa yang ku keluhkan ini.

"Iyaa masuk aja pintunya gak di kunci!", Jawabnya yang sepertinya sedang ada di kamar mandi.

"Ewh bau apa ini? Sela kau sedang?...", Aku mencium bau bau gas metana disini.

"Ya udah Lo keluar dulu aja", ucapnya padaku, yasudah aku keluar dari kamarnya dan kembali ke kamarku.

Aku membuka laptopku dan mengetik sesuatu di sana.
'kenapa jantung berdebar-debar?'

Aku terkejut ketika membaca apa yang ada di layar laptop itu, katanya itu adalah salah satu dari gejala penyakit jantung. Ya Tuhan, aku gak salah makan kan?, Aku sangat takut!

"Heyyo!"

"Astaghfirullah!!, Sela! Coba kau ketuk pintu dulu kalo mau masuk! Gue kaget sumpah!!", Cerca ku karena Sela tiba-tiba masuk ke kamarku.

"Lu lagi ngapain si? Serius amat!", Tanya Sela yang sedang merebahkan badannya di ranjang kasurku.

"Eh Sel, gue mau tanya deh. Kenapa akhir-akhir ini jantung gue tuh deg-degan terus?"

"Em.. habis makan apaan emngnya? Batu?", Tanyanya enteng.

"Yakali gue troll bisa makan batu!, Serius gue nanya", jawabku kesal. Sela emng anaknya suka sok santai kalo di tanyain suatu hal padahal kalau aku kenapa-kenapa, dia adalah orang pertama yang paling panik.

"Hahaha, ya gue kaga tau. Kalo kata gue sih Lo kebanyakan begadang, baca buku kebanyakan, Terus bisa jadi karena itu....", Sela tak melanjutkan omongannya.

"Karena apaaa?", Tanyaku penasaran.

"Jatuh cinta! Eh ta-tapi gue ga yakin anak kutu buku kaya Lo gini bisa jatuh cinta, Lo suka sama siapa?" ucapnya Sambil memainkan handphone ku di tanganya.

Aku terdiam dan menerka-nerka, masa sih aku jatuh cinta?, Hah enggak! Aku harus pergi ke dokter besok.

"Silsa! Apa ini?", Sela menunjuk ke layar ponselku.

"Ada apa?..."

"Rendra... Lo sering chatingan sama Rendra?", Matanya sungguh berkilauan.

Aku memang lumayan sering chatingan dengan nya, tapi ya chat biasa saja masalah pelajaran. Lagian apa yang Sela pusingkan? Kok reaksinya sungguh menegangkan.

"Y-yaa iya kenapa sih?", Jawabku bingung.

Di dalam ponselku ada pesan darinya bertuliskan ' kau sudah makan? ' .

Sela masih dengan reaksinya yang tadi, begitupun dengan reaksiku. Apa maksudnya dia menanyakan itu? Mungkinkah karena dia ingin membawakan ku makanan? Hohoho~ semoga terjadi.

"Gue tau sekarang", tatapan Sela sungguh sangat minta di tabok!.

"Lo ngira gue suka sama Rendra??, Hah ga mungkin!", Celah ku. Aku ga mungkin menyukainya, ada-ada saja.

"Terus typing ini apa Silsa..., Atau bisa jadi si Rendra yang suka sama Lo, apa maksudnya coba? Tiba-tiba nanyain udh makan apa belum".

"Sela udh deh yah!! Mungkin dia lagi gabut aja, terus mungkin dia juga anak yang baik jadi mau ngasih gue makanan? Kan? Bisa jadi!", Kataku, aku berusaha berfikir positif tentangnya.

"Hah, sudahlah Lo masih terlalu dini untuk pacaran", Sela membalikkan handphone ku ke arah bawah dan menelungkup kan tubuhnya.

"Siapa juga yang pacaran!", Jawabku kesal. Apa coba? Dia cuma bertanya tentangku saja, kenapa Sela harus seheboh itu? Aku saja menanggapi itu biasa saja.

Intinya besok aku harus ke dokter!.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Di dokter:

"ada keluhan apa dek?", Tanya dokter itu kepadaku yang baru saja mendaratkan bokongku diatas kursi.

Lalu aku menceritakan semua keluhan ku, dari awal mula aku terjadi jantung berdebar kencang hingga tangan ku yang mendingin.

Tetapi di saat aku bercerita di bagian "setiap aku melihat orang itu jantungku tiba-tiba berdebar dengan sangat kencang", dokternya seketika tersenyum dan tertawa kecil. Aku terheran-heran tetapi aku tetap berfikir positif mungkin saja beliau ingin membuatku happy agar tidak terlalu memikirkan penyakit ini.

"Apa debaran itu datang setiap saat? Atau hanya datang ketika kamu sedang berada di dekat dengan temanmu?", Tanya dokter itu, tentu saja dengan wajah yang menahan tawa.

Aku mengingat-ingat semua yang terjadi, dan memang debaran hebat ini terjadi ketika aku dekat dengan cowok itu...

Dan aku menjawab jujur ke dokternya, dokter itu benar-benar tidak bisa menahan tawanya.

Oh tidak! Apakah aku mengunjungi dokter yang salah??, Aku benar-benar kesal saat ini. Apakah di wajahku ada suatu kesalahan? Atau aku memiliki tompel tak kasat mata yang di lihat olehnya? Apa di belakangku ada badut?, Berbagai pertanyaan besar ada di otak ku. Tapi tetap saja aku tidak bisa menanyakan itu semua.

"Ahh maaf ya dik! Saya tidak bisa menjawab keluhan kamu, sebaiknya kamu pulang saja, karena penyakit ku tidak ada obatnya". Ucapnya.

"Kok bisa begitu Bu? Cobalah cek lagi jantung saya, mungkin ada kesalahan", aku tak terima. Masa iya aku di suruh pulang tanpa membawa obat.

Akhirnya Bu dokter kembali memeriksaku dan Bum.... Hasilnya sama seperti tadi, katanya aku sehat wal Afiat dan tidak ada penyakit apapun..

"Terus apa yang harus aku lakukan Bu?", Tanyaku benar-benar penasaran.

"Tidak ada sayang, hanya waktu yang bisa memberitahumu. Pulanglah dan tenangkanlah dirimu, kamu sehat!", Ucap Bu dokter itu lembut.

"I-iya deh dok", jawabku pasrah. Dan keluar dari ruangannya dengan penuh tanda tanya, sedikit jengkel tentunya.

Pasien mana yang kesal, ketika dia ke dokter tapi di dalamnya hanya di tertawa kan dan disuruh pulang tanpa membawa obat.

Diary SilsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang