- Almost, hampir yang tak akan pernah terjadi. ㅡ
Krek ... krek.
Pria berjubah putih ala dokter itu memutarkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, engsel putar dalam tubuhnya berputar hingga mengeluarkan suara dari lehernya yang pegal. Ia membenarkan kacamata hijau kotak yang bertengger di hidungnya, alat pembantu penglihatan kedua manik coklatnya. Di balik lensa kotak, kedua mata bundarnya memperhatikan senja yang telah menyapa langit, dengan warna jingga memesona.
Katasuke, pria yang kini sudah berumur empat puluh lima lebih itu berniat mencari angin segar sembari melihat langit jingga yang sebentar lagi akan berubah menjadi gelap. Ilmuwan asal Konoha itu jenuh dengan senjata ninja ilmiah yang sedang ia garap, matanya lelah karena terus meneliti alat-alat tersebut tanpa henti dari pagi hingga sore hari.
Namun, bagaimanapun juga, ini adalah pekerjaan yang ia pilih, pekerjaan yang ia suka sedari pria itu berusia remaja.
"Katasuke-san!" Suara lembut memanggil dirinya dengan sedikit menaikan volume, dengan pemilik suara tersebut yang sedang berlari tergopoh-gopoh ke arah Katasuke.
"Ada apa, Sumire?"
Gadis bersurai violet majikan dari Nue itu telah tumbuh dengan cepat, sudah lima tahun lamanya ia mengabdi menjadi bawahan setia Katasuke, dan meninggalkan kehidupannya sebagai Kunoichi.
Ia masih memiliki surai panjang dengan gaya kepang khasnya, manik ungu bundar yang tampak lebih memikat, wajahnya yang bertambah manis, dan tubuhnya yang sudah setinggi kepala bagian daun telinga Katasuke.
Kakei Sumire sudah genap berusia delapan belas tahun, dan ia telah tumbuh menjadi gadis remaja yang anggun. Gadis violet itu pun sudah kembali ke desanya, Konoha, sebagai asisten Katasuke di laboratoriumnya. Sekarang ia dapat bertemu dan bersapa dengan teman sewaktu Sumire di akademi dulu.
"Akita-san mencarimu, ada beberapa berkas yang perlu ditandatangani, juga alat-alat ilmiah yang perlu diperiksa, Katasuke-san."
"Aku akan kembali ketika langit sudah gelap."
Jemari Sumire menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, pasalnya sangat jarang pria yang ada di hadapannya ini menyendiri ... apalagi di waktu senja.
"Baik. Aku duluan, Katasuke-san," pamit gadis itu.
Tidak seperti tadi, Sumire berjalan pelan sembari menikmati sepoian angin yang berhembus mengenai wajahnya. Kalau dipikir-pikir ia juga mau mencari angin segar layaknya Katasuke, tetapi ia terlalu takut bilamana Akita histeris karena tak menemukan dirinya dan Katasuke yang sama-sama menghilang.
Angin dingin yang menabraknya membuat tubuhnya sedikit menggigil, membuat gadis satu ini membayangkan onsen panas yang pastinya sangat menyegarkan di waktu pulang kerja. Aahhh!
Sumire kembali berlari meneruskan langkahnya ke gedung bertingkat yang ada di hadapannya. Ia ingin cepat-cepat menyelesaikan tugasnya lalu pergi ke tempat pemandian air panas.
Awan-awan jingga mulai tergantikan dengan langit kebiruan juga biru tua yang mendominasi, yang bertanda beberapa menit lagi malam akan datang.
Katasuke mulai melangkahkan kakinya menuju laboratorium kembali. Dan beribu sayang, pria itu tak melihat keadaan sekitarnya.
Bugh!
Sebuah tangan kekar memukul pangkal lehernya hingga pria bermata coklat itu terjatuh ke tanah. Kaca matanya yang terlepas membuat Katasuke tak dapat melihat dengan jelas, juga kesadarannya yang makin menipis.
"Genjutsu!"
Katasuke mulai kehilangan kesadarannya, matanya sangat berat untuk dibuka, apalagi punggungnya yang ditekan membuat pria itu tak bisa melawan seseorang yang memberinya puing-puing genjutsu.
"Putra Orochimaru, senjata penghancur kepingan bulan, Rokudaime Mizukage, Desa Konoha dan Kiri."
"Lakukan perintahku, Katasuke."
Dari sinilah, cerita mereka dimulai.
To be continued ...
Plagiarism is strictly prohibited.
Jangan lupa tinggalkan jejak, juga follow akun ini untuk cerita MitsuSumi lainnya. Terima kasih.
Cerita ini berhasil masuk ke dalam reading list akun resmi WattpadFanficID sebagai fanfiksi anime terpilih pada bulan Maret. Terima kasih atas dukungannya selama ini. 💙💜
ㅡ Almost, hampir yang tak akan pernah terjadi. ㅡ
KAMU SEDANG MEMBACA
Almost
Fanfiction[Boruto, N. Next Gen] [TrueFanficIndo March'21 Reading List] Ini tentang hampir yang tak pernah jadi, juga rasa yang sama. Namun, tak pernah terungkap. Rahasia dan keraguan, hingga waktu telah terlambat, mereka tak bisa bersama lagi. "Tapi ... kenap...