[🌖] O4. - Rasa yang Masih Utuh

116 29 4
                                    

ㅡ Almost, hampir yang tak akan pernah terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅡ Almost, hampir yang tak akan pernah terjadi. ㅡ

"A-apa?"

"Buka mulutmu," suruhnya.

Matanya mendelik tak percaya, apa katanya tadi?

"K-kau bertingkah aneh, M-Mitsuki-san." Sumire memalingkan wajahnya ke arah Sarada. Gadis raven itu masih sibuk dengan makanan dan perbincangannya dengan Boruto.

Ia merasa wajahnya kembali memanas, pasti pipinya telah memerah rona sekarang. Ah! Ia sungguh malu.

Mitsuki benar-benar aneh, ketika Sumire mencoba untuk merelakannya, lelaki itu malah membuat perasaan itu kembali bereksplor, membuat pipinya memerah jambu, juga degup jantungnya menjadi tidak normal.

Ia kembali menyendok krim putih itu, membuka mulutnya, dan memasukan sesuap. Kelopak mata kanannya tertutup menahan dinginnya es, apalagi suasana di dalam ruangan masih sedikit dingin seperti di luar.

Ia meneguk cairan bening hangat di gelas kristal yang ia pegang, bagaimanapun juga Sumire harus menghabiskan pesanannya.

"Sumire." Mitsuki kembali menyodorkan sumpit dengan yakiniku-nya, mulutnya terlihat sedang mencerna makanannya.

"Aku tidak mau makan," tolaknya.

"Aku juga tidak biasa untuk makan, maka dari itu aku meminta bantuanmu untuk menghabiskan satu tray ini." Mitsuki membalikan sumpitnya, kembali menyuapi mulutnya sebuah daging.

"Kau mau Sarada mengomel?" bisiknya.

Kepalanya menggeleng. "Y-ya ... tidak mau."

"Makanlah," ucap Mitsuki.

"T-tidak mau. Hari ini kau sungguh aneh."

Lelaki bulan itu tertawa kecil. "Aku hanya ingin melakukan apa yang sebenarnya aku ingin lakukan."

Apa?! Yang sebenarnya Mitsuki ingin lakukan?

"M-Mitsuki-san aneh!"

Gadis itu menunduk menyembunyikan wajahnya, fokus pada mangkuk es krimnya yang hanya cair sedikit, bahkan masih membentuk bulatan.

Ia kembali menyuapi mulutnya satu sendok penuh krim putih itu, dan menelannya dengan cepat.

"Berhenti memakan itu, Sumire." Mitsuki kembali membuyarkan perhatiannya. "Kau bisa sakit."

"Minum sup ini," suruhnya. Lelaki bulan itu mendorong sebuah mangkok merah kecil berisi kuah berwarna coklat muda pucat.

"T-tidak mau, n-nanti gigiku sakit, Mitsuki-san." Beruntungnya giginya yang sensitif bisa menjadi alasannya.

"Kalau begitu, makanlah ini." Sumpitnya kembali tersodor di hadapan wajah gadis itu, masih sama, mengapit selembar yakiniku, bedanya kali ini terisi sedikit nasi.

Almost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang