Simbiosis Mutualisme

184 42 3
                                    

Hai Hai, jangan lupa vote dan komen ya...

Selamat membaca...

"Kalau pacar mau makan itu temenin, jangan malah ngumpet. Gak tanggung jawab banget jadi pacar."

Siera sudah tidak bisa bisa berkutik, kala tangan besar milik Arion mencekal pergelangan tangannya. Bahkan bekas kemerahan yang kemarin saja belum hilang, pria itu memang suka melakukan penyiksaan.

"Di markas aja." ucap Arion pada para sahabatnya.

Siera tidak tahu, mengapa ia diseret menaiki tangga hingga kakinya terasa patah karena mengikuti langkah panjang milik Arion. Dirinya menahan diri untuk tidak merintih kala pergelangan tangannya kembali terasa ngilu.

Hingga Siera dan empat pria tampan itu sampai di rooftop, tempat yang memiliki ruangan kecil yang mereka sebut markas. Gadis itu baru tahu jika tempat seperti ini ada.

Langit dan Galaksi meletakkan hidangan untuk makan siang mereka, menarik kursi bersiap menyantap makanan. Sedangkan Siera, mematung sembari berpikir apa yang harus ia lakukan. Apalagi dengan tatapan Arion yang menelisiknya dari atas hingga ke bawah.

"Gue benar-benar benci pencitraan, tapi gua ngelakuin itu." Arion menyuapkan sepotong siomay ke dalam mulutnya. Matanya masih mengunci Siera yang berdiri kaku, seperti rusa yang siap diterkam oleh singa.

Sio, pria yang tak begitu banyak bicara itu menarik kursi, menyorot Siera yang masih membeku. "Kalau lo berdiri terus, kaki lo bisa kesemutan."

"I-iya, makasih Kak." Siera mendudukkan diri dengan perasaan was-was. Sebenarnya apa mau Arion membawanya ke tempat ini?

"Denger baik-baik, gue gak akan ngulang. Tugas lo, setiap jam istirahat temenin gue makan, di kantin, atau bahkan di sini. Pulang sekolah bareng gue, dan yang paling penting. Follback akun gue, Pea." Arion kembali menyuapkan siomay ke dalam mulutnya.

Siera tengah loading, mencerna ucapan dari sang kakak kelas. Kenapa ia memiliki tugas seperti itu? Bahkan tugas Matematika saja sudah cukup meresahkan, kenapa pula pria tengik ini memberinya tugas?

"Ke-kenapa saya harus dapat tugas itu?"

"Ya karena lo pacar gue!!"

"Sejak kapan?"

"Sejak lo ngelakuin dare bodoh itu!!" sarkas Arion.

"Tapi, Kak!!" Siera benar-benar kehilangan kata-katanya. Otaknya sudah blank, ia tidak tahu mengapa harus terjebak di situasi seperti ini.

Dua sahabat Arion terdiam, tidak bisa menikmati siomay lagi. Ini bukan perseteruan yang biasa, setahu Galaksi dan Langit, Arion memang tidak suka jika dipermainkan di balik sikapnya yang selalu narsis. Maka tentu saja, gadis itu berada di situasi buruk. Sedangkan Sio, menyorot Siera tenang sembari meminum susu cokelat miliknya. Siera merasa tengah dikepung oleh para musuh yang mengintimidasinya.

"Gimana pun, gue mau anak-anak sekolah tau kalau lo cewek gue. Lo bisa anggap ini simbiosis mutualisme, lo populer karena punya cowok ganteng kaya gue. Dan masalah gue, terbantu karena lo." Arion mengunci manik mata gadis yang berada di depannya, senyum miring pria itu seolah menunjukkan bahwa dirinyalah yang memegang kendali di permainan ini.

Suara derap langkah terdengar, hingga kemunculan sosok Renatta Lee Cartush membuat gadis bernama Siera itu mengernyitkan dahi. Hanya ada satu informasi yang ia kantongi, bahwa menurut gosip yang beredar pria di hadapannya itu mengejar sosok sempurna seperti Renatta. Satu pertanyaan mulai muncul, lalu untuk apa Arion menjadikannya pacar jika yang ia kejar adalah sosok Renatta?

"Kita perlu bicara." Gadis yang disebut-sebut gadis paling cantik di sekolah itu menyorot Arion tenang. Sekalipun ada raut terkejut kala mendapati sosok Siera duduk bersama empat pria populer.

"Kalian bisa pergi kalau udah selesai." ucap Arion sebelum masuk ke dalam ruangan yang Siera yakini itu adalah tempat yang disebut markas. Setelah Renatta masuk, pintu tertutup rapat, dengan tirai jendela yang ditutup. Seolah memang disengaja, agar tidak ada satu pun yang menguping pembicaraan mereka.

"Gue bingung, kenapa Si Renatta ke sini. Ada urusan apaan sama si Arion?" Langit mulai kepo.

"Intinya pasti bukan urusan perasaan. Kan dia ditolak." Jawab Galaksi sembari cekikikan.

"Kalian mau ditebas sama Arion?" Ancam Sio.

"Ampun bang jago!!!" jawab Langit setengah meledek, pria itu segera merangkul Galaksi membawa sang sahabat mencari mangsa untuk bersenang-senang. Dua orang itu memiliki kepribadian yang sama, suka sekali tebar pesona pada adik kelas. Mereka merasa bahwa adik kelas terkesan masih polos dan imut daripada yang satu angkatan.

Siera tidak bersuara sejak tadi, hanya mengamati interaksi para pria populer itu. Ia cukup mendapat informasi baru, bahwa Arion ditolak oleh Renatta? Itu adalah kabar yang sangat besar jika Via mendengar ini. Tapi Siera sendiri saja sedang berada di lingkaran setan, bagaimana mungkin ia ada waktu untuk menyebar informasi yang tidak ada untung untuknya.

"Kak Renatta, sering ke sini ya?" Tanya Siera penasaran.

"Baru kali ini." ucap Sio sembari meminum susu cokelatnya.

"Kayanya, Kak Arion sama Kak Renatta deket ya?"

Sio berhenti meneguk susunya, menyorot Siera dengan pandangan datar. Gadis itu mulai kikuk, merasa pasti terlalu lancang jika menanyakan pertanyaan itu.

"Gak usah mencari tahu, hal yang gak seharusnya lo tahu. Lo harus tetep di batasan lo, itu cara lo biar aman." ucap Sio dingin.

"Maaf."

Sio tetap mempertahankan ekspresinya, datar. Membuat Siera merasa sedikit kikuk. Pria itu tipe yang tidak banyak bicara, namun bisa menghunus secara diam-diam. Lebih baik Siera lebih berhati-hati pada sosok di sampingnya.

"Eh?"

Siera kaget, kala Sio mendadak meraih tangannya, mengamati pergelangan tangan gadis itu yang memerah. Ditekannya sedikit, sehingga gadis itu mengaduh kesakitan. Sio tidak bicara, hanya menyorot Siera yang tengah bingung. Apa yang sedang pria itu lakukan?

"Lo bisa kompres pakai handuk hangat biar lebih mendingan." Pria itu menyorot Siera, kali ini dengan tatapan lebih lembut.

Siera mengangguk, senyumnya terbit dari bibir merah mudanya. Setidaknya, geng yang ia sebut meresahkan itu memiliki salah satu anggota yang berkepribadian baik. Pria yang tidak terlalu banyak tingkah seperti ketiga temannya yang lain.

Pintu terbuka, memunculkan sosok Renatta lebih dahulu. Pandangan gadis itu, tampak tidak bersahabat dengan Siera. Seolah memiliki dendam besar, Siera tidak tahu mengapa kakak kelasnya yang terkenal cantik itu tiba-tiba saja seperti mengobarkan bendera perang kepadanya.

Setelah kepergian sosok Renatta, Arion baru keluar dari ruangan itu. Wajahnya jauh lebih masam daripada sebelumnya, Siera hanya berdoa. Semoga saja dirinya tidak terjebak dengan mood buruk Arion.

"Pulang sekolah, tunggu gue di parkiran. Sekarang lo bisa balik ke kelas."

Siera mengangguk patuh, ia sendiri tidak tahu mengapa tubuhnya mengikuti perintah dari kakak kelasnya itu, seperti tengah terhipnotis. Teka-teki besar muncul di otaknya, kala kakinya melangkah di lorong. Apa sebenarnya hubungan Arion dan Renatta? Kenapa Arion menganggap hubungannya dengan Siera adalah simbiosis mutualisme?

 Apa sebenarnya hubungan Arion dan Renatta? Kenapa Arion menganggap hubungannya dengan Siera adalah simbiosis mutualisme?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Arsio Dewanta~

DEAR A.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang