3

113 97 39
                                    

06.20

Elang sudah sampai mengantarkan Aya ke sekolahnya. Sebelum Aya masuk, mereka berbincang sebentar.

"Lo jangan cuek - cuek, gada yang ngasih contekan mampus" ucap Elang

"Otak gue ga sebodoh yang lo pikir njir" jawab aya

"Iya - iya tau, yang peringkat 1 dari kelas 1 sd" jawab Elang dengan menekan kata 'sd'

Aya memang dari kelas 1 hingga kelas 6 SD ia mendapat gelar juara kelas selalu. Tetapi, ketika memasuki masa putih biru rasa malas bertamu padanya dan bodohnya dia menerimanya sampai detik ini.

Aya hanya menjawab dengan melototkan matanya dan segera masuk gerbang. Elang pun melajukan motornya ke sekolahnya.

______

Ketika Aya memasuki pintu gerbang, ia melihat beberapa anggota osis dan ketos sedang berjaga untuk memeriksa perlengkapan.

Saat didepan para osis, ia berjalan dengan santai. Namun, perjalannya terganggu dengan adanya sebuah tangan dilengan sebelah kirinya.

Reflek dia menengok untuk memastikan siapa pemilik tangan yang sudah dengan beraninya menyentuh kulit tangannya dan mengehempaskannya dengan kasar.

Ketika ia menengok pemilik tangan itu, ternyata tangan cowo kemarin yang sudah memberhentikan dia dilapangan dan yang ia temui didepan kelasnya.

Tanpa basa basi Aya langsung mengangkat sebelah alisnya sebagai tanda 'kenapa'. Cowo itu peka apa yang dimaksud olehnya dan ia pun menjawab....

"Mana dasi lo?!" ucap si cowo dengan muktar nan tatapan tajam

"Lo punya mata?!" dengan menatap mata cowo tersebut tak kalah tajam

"Razia perlengkapan!" jawab si cowo dengan muktar

"Tu anak ga pake sabuk di bolehin masuk!" jawab Aya dengan nada sedikit tinggi

Ia tadi sempat melihat ada siswa yang ga pake sabuk masuk ke area sekolah.

"Masuk" jawab tu cowo dan memalingkan wajahnya

Tanpa basa basi Aya melanjutkan jalannya menuju gerbang selanjutnya.

Tapi, 5 meter sebelum gerbang selanjutnya ada tangan yang menyentuh lengan kanannya. Ia berhenti lalu menoleh dan melihat cowo itu lagi.

Disekolahnya terdapat 2 gerbang didepan. Satu sebagai penyambutan masuk area sekolah dan kedua gerbang penyambutan masuk area kelas.

Setelah Aya menoleh tangan cowo itu langsung ia hempaskan dengan kasar. Ia tidak suka jika ada cowo yang memegang dia.

"Pak Bambang yang razia perlengkapan hari ini!" Kata cowo itu datar dengan melepaskan dasinya.

"Pake" Ujar si cowo dingin dengan menyodorkan dasinya

Aya tidak langsung menerima dasi itu. Namun, ia menengok ke kebelakang dan benar saja guru botak itu sedang melakukan razia perlengkapan.

Ia meraba lehernya dan benar saja ia tidak memakai dasi. Kebiasaan memang para siswi siswa tidak lengkap menggunakan atribut sekolah pada hari selain senin.

Mau tidak mau ia harus menerima dasi si cowo itu agar dia bebas dari hukuman.
Saat ia sedang berfikir untuk menerima atau tidak cowo itu kembali bersuara.

"Pake!" Ucap cowo itu dengan mengulurkan dasi ke Aya.

Tanpa menjawabnya Aya langsung mengambil dasi itu dan memakainya.
Ia langsung menuju gerbang selanjutnya dan meninggalkan sebuah kalimat ke cowo itu.

Ayasha vs Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang