7

35 39 36
                                    

_Sekolah adalah kewajibanku, berjalan dengan damai keinginanku_
-Ayasha

Pagi ini ada yang berbeda,  jarum jam sudah menunjukkan pukul 06.15 namun Elang belum terlihat batang kulitnya.

"Elang kemana si?"

"Tumben banget jam segini belum nongol"

"Gue telpon aja lah"

Sudah beberapa kali ia mencoba menghubungi sahabatnya itu. Namun, belum ada jawaban diterima dari sahabatnya itu. Dan, dipanggilan ke- 6 panggilannya terjawab.

"Hallo Ay?"

"Lo dimana? Jam berapa ini woi?!"

"Hehe iya, otw rumah lo"

"Hm"

Setelah menunggu sekitar 5 menitan, tubuh Elang mulai tercium kedatangannya. Dan yups, dia sudah berhenti didepan Aya yang sedang berjongkok menunggunya.

"Naik Ay"

"Ga mau, ga suka gelay" Jawabnya dengan memutar bola matanya

"Lo fans nya?"

"Buruan, gua terlambat lo habis!"

"Waduh, pegangan cepet"

Setelah memastikan sahabatnya sudah duduk dengan posisi aman, ia mulai menarik gas dengan kecepatan yang non wajar.

Di sepanjang jalan, Aya selalu menyumpah serampahi sahabat gilanya ini.

"Njir, jangan ngebut!"
"Woi, ntar nabrak!"
"Woi, ada sepeda itu heh!!!"

"....."

Sudah pasti Elang tidak mendengar sumpah serapahnya dari tadi karena tidak ada sahutan darinya.

"Gua lebih sayang nyawa gua, gua harus teriak nih" -Batin Aya

"ELANGGGG!!! LO NGAJAK MATI BARENG?!!! GILA YA LOO!!! JANGAN NGEBUT NJIR!!! ELANGGGGGGGG!!!! AAAAAAAA!!!!!"

Secara reflek Aya memejamkan matanya dan mempererat pegangannya pada tas Elang.

Dan.......

Mereka sudah sampai di sekolah Aya tepat pukul 06.38.

Dengan segera Aya turun dari motor dan bersiap - siap menyumpah serapahi Elang gilanya.

"Kalo bosen hidup bilang!!"

"Kalo mau mati, jangan ngajak - ngajak!!"

"Gila ya lo!!"

"Hehe, sorry Ay daripada telat kan, babay Aya cantik"

Ayasha vs Ketua OsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang