5.

73 12 5
                                    

"Taukah kamu? Kelemahan ku adalah orang tua ku maka dari itu Tuhan mengujiku lewat mereka"

-Yura-

---oOo---

Seorang gadis tergesa gesa berlari di lorong rumah sakit mengkhawatirkan seseorang yang dikabarkan kondisinya memburuk.

Gadis itu langsung menerobos masuk kedalam ruang rawat dan terlihat seorang wanita paruh baya tengah terkapar lemah diatas brangkar, dan juga seorang gadis kecil yang baru berusia 13 tahun sedang duduk di samping brangkar.

"Kak" Gadis itu menangis dan langsung memeluk Yura yang baru saja datang.

Yura tak bisa berkata kata jantungnya bedegup kencang melihat kondisi sang bunda yang benar benar lemah.

"Bunda kenapa?" Tanya Yura lirih sambil mengusap pucuk kepala sang adik yang masih menangis.

"Kata suster bunda tadi ngamuk kak, trus jatuh dan ketimpah lemari yang ditendang bunda" Jelas Zoa, adik Yura.

Satu titik air mata jatuh di pipi Yura, namun Yura segera menghapusnya ia tidak mau adiknya melihat Yura menangis. Ia harus kuat.

"Bunda pasti baik-baik aja, kamu tenang ya ada kakak disini." Yura masih menenangkan Zoa yang terus terisak.

Yura baru saja pulang setelah diantar oleh sepupunya Hyunjin, niatnya akan menyiapkan makan malam untuk dirinya dan Zoa. Harus terurungkan ketika Zoa menelfon nya kalau sang bunda tidak sadarkan diri.

Yura takut, takut sesuatu yang buru terjadi ia sangat panik dan langsung berlari keluar rumah mencari kendaraan apa saja yang bisa membawanya pergi kerumah sakit.

"Kamu udah makan?" Tanya Yura pada Zoa.

Zoa menggeleng.

"Aku pulang sekolah langsung kesini karena dapet telfon dari rumah sakit."

Yura mengajak Zoa untuk duduk disofa yang ada didalam ruangan itu.

"Kamu tunggu disini ya, kakak beli makanan dulu"

Zoa mengangguk, Yura tersenyum kecil kemudian pergi keluar membeli makan untuknya dan sang adik.

Saat baru keluar ruangan ia terkejut karena ada seorang dokter cantik dihadapannya sepertinya dokter itu akan masuk kedalam.

"Anda kerabat pasien?" Tanya dokter itu.

Yura membungkuk sopan, "saya anaknya dok."

Dokter itu tersenyum membuat kecantikannya semakin terlihat.

"Ah jadi kamu anaknya? Saya Wendy dokter yang menangani ibu kamu" Wendy memperkenalkan diri.

"Saya Yura, Terima kasih dok sudah menolong bunda saya."

"Itu sudah kewajiban saya kamu tidak perlu berterima kasih."

"Saya hanya akan memeriksa pasien apakah sudah ada perkembangan atau belum." Lanjut dokter Wendy.

"Silahkan dok, saya tinggal sebentar gapapa? Saya mau ke kantin didalam ada adik saya."

Wendy mengangguk sambil tersenyum, "Iya silahkan kamu pasti belum makan."

HE LEFT ME || Renjun•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang