Aku telah mencintaimu dan aku tidak tahu kapan akan berhenti
Aku telah menyayangimu dan aku tidak tahu mesti bagaimana aku menjalani
Kau membuatku patah, tapi perasaanku tidak berubah
Kau membuatku kecewa, tapi panah cupid tak jua berkesudah
Aku masih mencintaimu dan aku tidak tahu apakah bisa mengendalikan tumbuhnya yang makin ke sini makin maknawi
Aku membimbing hatiku yang sedih, mendiktenya dengan beragam macam intervensi dengan iming-iming suka di lain hati
Aku menyesuaikan diri dengan situasi, menyempurnakan bahagia meski separuh bahagiaku mengikutimu pergi
Aku bilang pada diri sendiri lekas berbenah, tapi selalu ada cela untuknya membantah
Aku bilang, "Yang seharusnya menunggu di depan sana", tapi ia bertitah saat ini adalah fatah
Sungguh, aku telah jatuh sejatuh-jatuhnya pada dirimu dengan tidak terkendali
Aku memaksa berserah diri, bangkit berulang kali, menguatkan diri lagi dan lagi. Barangkali memang bukan kau yang ditakdirkan menjadi sepenuh hati sampai mati
Namun yang terjadi, aku tetap saja menyayangi
Terima kasih untuk hadirmu yang berarti...
Bone, 08 Februari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa?
PoesíaJika ingin tahu tentang "siapa?", dirimulah jawabannya. _ Terima kasih untuk kedatangannya, semoga bahagia ❤ Semoga sesuatu yang baik membekas di hati teman-teman selama dan setelah membaca tulisan-tulisan ini 😄 Salam sayang dari Wan...