bagian 29

2.8K 251 28
                                    

Hinata membuka matanya dengan perlahan, namun yang dilihatnya adalah pohon-pohon yang menjauh darinya. Dia menoba menggerakan kepalanya dan melihat punggung seseorang yang menurutnya telah menculiknya.

Dengan sekuat tenaga dia mencoba untuk bergerak tapi dia tidak bisa melakukannya karena dirinya terikat.

"Jangan buang tenagamu untuk sesuatu yang tidak berguna." Meski begitu Hinata mencoba untuk berteriak untuk meminta bantuan, namun suaranya tidak sedikitpun keluar.

Merasa putus asa, Hinata akhirnya memutuskan untuk memejamkan matanya untuk membendung air matanya. Dia tahu apa yang akan di alaminya jika hal ini terus terjadi, menjadi perternak untuk membuat lebih banyak lagi penguna byakugan. Hinata menggelengkan kepalanya, dia tidak ingin itu terjadi. Namun apa boleh buat, dengan keadaannya yang terikat begini semua usahannya hanya akan membuang waktu saja.

Dia mengigat saat-saat  bersama teman-temannya di Konoha sebagaimana dirinya bisa mengigat. Dan kemudian Hinata mengigat kembali saat Naruto memberikan sebuah segel di tangannya. Mencoba mengalirkan cakranya, Hinata menghela nafas lega karrna dia masih memiliki cukup Chakra untuk memanggil Naruto.

Menutup matanya, Hinata mengalirkan Chakranya tepat di pergelangan tangannya, setelah itu dia mendengar sura teriakan dan dentuman. Dan perasaan jatuh sebelum di tangkap dan menarat dengan aman di tanah.

"Kau baik-baik saja Hinata?" Hinata menmbuka matanya dan sekali lagi air mata mengalir di wajahnya namun dia tidak bisa mengucapkan apapun karena mulutnya di sumpal mengunakan kain.

Naruto, orang yang menyelamatkan Hinata dengan cepat membuka penutup mulut Hinata dan juga ikatan pada tangan dan kakinya.

Setelah ikatan itu terlepas, Hinata langsung menerjang tubuh Naruto dan menyembunyikan wajahnya di dada Naruto dan sesekali menggosokan hidungnya di dada bidang itu. Naruto terkekeh kecil dan merengkuh tubuh kecil Hinata ke
dalam pelukannya.

"Ssshhh kau baik-baik saja sekarang." Naruto menmbelai lembut rambut kelam Hinata dan sesekali memberikan ciuman di rambut itu. Setelah merasa Hinata lebih tenang Naruto mengangkat Hinata dengan pegy back dan mulai berlari melintasi hutan.

"Kenapa kau tidak mengunakan Hiraisin saja agar cepat sampai?" Hinata bertanya di balik pundak Naruto membuat Naruto tersenyum malu-malu.

"Aku hanya ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan mu." Naruto berucap membuat wajah Hinata merona namun tetap tersenyum mendengar pernyataan itu.

"Apa menurutmu sekarang kita sepadang kekasih?" Hinata bertanya lagi setelah menenangkan detak jantungnya yang mengila. Naruto tidak menjawab namun memberikan anggukan sebagai konfirmasi. Hinata tersenyum dan meletakan dagunya di pundak Naruto membuat pipi mereka bersentuhan. Hinata memejamkan matanya meradakan sensasi bahagia terbaiknya.

"Aku akan memperkenalkanmu drngan ayahku nanti." Naruto berucap membua Hinata membuka matanya dan menatapNaruto bertanya-tanya apa maksudnya.

"Sepertinya ada hal yang berbeda kali ini. Orochimaru tidak hanya menghidupkan kembali Hokage pertama dan kedua tapi juga ayahku."

"Ayah kita." Hinata mengoreksi ucapan Naruto membuat Naruto tersenyum.

"Apa kau merindukan mereka?" Tanya Hinata setelah terdiam beberapa lama.

"Jika yang kau maksud Boruto, Himawari dan Kawaki, mungkin aku memang merindukan mereka. Tapi aku merasa ini adalah keputusan yang terbaik, aku tidak ingin menempatkan putra dan putriku di dunia yang di penuhi dengan ketakutan. Dan aku juga akan berusaha menemukan Kawaki lebih cepat."

Hinata tidak menjawab ucapan Naruto dan Naruto juga meragukan bahwa Hinata mendengar apa yang di ucapkan apa yang diucapkannya setelah mendengar suara dengkuran halus dari Hinata.

Setelah beberapa menit, Naruto dan Hinata sampai di desa dan Naruto langsung menuju ke menara Hokage. Di sana Naruto menemukan para Kage yang terlihat menunggu dengan sangat tidak sabar, atau lebih tepatnya Raikage, dan Naruto juga merasakan suasana di sini sangat tidak baik.

"Sekarang beri aku alasan mengapa aku tidak mengambil nyawanya?" Raikage mendesis sambil menunjuk ke arah Orochimaru.

Naruto menghela nafas dan menurunkan Hinata yang telah bangun dan kemudian menghubungi Taisuki untuk membantunya. Setelah menyelesaikan tugasnya, Taisuki menghipang dan masuk ke kepala Naruto.

Hokage pertama menatap Naruto dengan pandangan sendu, kemudian melangkahkan kaki menuju Naruto dan meletakan tangannya di bahu Naruto. "Kau telah melalui sesuatu yang begitu menyakitkan, melihat apa yang berharga bagimu musnah. Kau juga memiliki hati yang begitu mulia, melindungi dan mencintai orang yang telah memperlakukan dirimu seolah kau adalah binatang."

Semua orang yang hadir di sana juga menganggukan kepala menyetujui ucapan Hokage pertama. "Dan Hokage terbaik dari pada kami di sini." Hokage kedua berucap sambil tersenyum.

"Dan ayah yang baik." Kali ini Hokage ke empat yang angkat bicara membuat Naruto menyeringgai sambil mengangkat jempolnya ke arah ayahnya.

Kemudian Hokage keempat berjalan dan berlutut di depan Hinata dan mengelus rambut Hinata dengan lembut. "Jadi ini menantuku ya." Ucapnya membuat Hinata menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah.

Naruto langsung menarik tangan Hinata dan menyembunyikannya di balik bahunya sambil menatap ayahnya dengan tayapan tajam. "Jangan menyetuhnya! Dia milikku aku tidak akan membiarkan siapapun menyebtuhnya termasuk ayahku sendiri." Semua orang yang berada di dalam ruangan itu tertawa menyaksikan sifat overprotektif Naruto.

"Dan terimakasih telah mengizinkan Mitsuki berada di desa, dan memberilanku rumah untukdi tinggali." Ucap Orochimaru.

"Tidak masalah." Naruto tersenyum kepada Orochimru.

"Aku telah memutuskan untuk tetap berada di sini sampai perang dunia ke empat." Ucap Hokage pertama yang di angguki oleh dua Kage edo tensei lainnya.

"Tunggu, maksudmu ayahku juga akan tetap di sini?" Naruto melebarkan matanya menyadari bahwa dirinya tidak alan kesepian lagi.

"Tentu." Ucap ayahnya membuat Naruto melompat ke pelukan ayahnya.

"Dari pada itu, kita harus membuat rencana untuk mempersiapkan perang dunia ke 4, dan ke 5." Tsucikage kali ini angkat bicara membuat semua orang disana menganggukan kepalanya. Naruto menolehkan kepalanya ke arah Hinata dan tersenyum lembut. "Lebih baik kau pulang saja, ayahmu pasti akan sangat mengkhawatirkanmu, dan bersiaplah untuk kencan kita besok." Hinata segera mengangguk dan setelah mengucapkan selamat tinggal dia segera berbalik untuk pulang.

"Baiklah tuan dan nyonya, bisa kita mulai pertemuan ini?" Kazekage bertanya dan semua orang termasuk Orochimaru pergi menuju ruang rapat.


















"Ingat Boruto, tujuan kita di sini hanya untuk mengalahkan Urashiki, dan menyelamatkan ayahmu darinya. Dan ingat jangan biarkan seorangpun tahu identitas kita." Ucap seorang pria dewasa berjubah hitam dan mengunakan semacam caping untuk menyembunyikan wajahnya.

Naruto ( Time Trevel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang