Third POV
Tiga hari berlalu, kondisi Lisa sudah stabil dan dua hari lalu Lisa sudah dapat dipindahkan dari ICU ke ruang rawat. Lisa mengalami gegar otak dan sedikit retak di tulang tengkorak kepala. Dokter menjelaskan bahwa sebenarnya kondisi ini tidak membahayakan namun karena Lisa sudah lebih dari sekali dalam kondisi seperti ini, membuat kondisi Lisa lebih lama pulih dan menimbulkan resiko lain, seperti kelumpuhan sementara, gangguan saraf atau lebih buruk lagi hilang ingatan.
Jennie hanya bisa menangis sambil terus menggenggam jemari Lisa. Bisikan kata-kata cinta dan permohonan sudah berkali-kali Jennie bisikan di telinga pujaan hatinya itu, berharap Lisa dapat mendengar dan terbangun dari tidurnya. Namun, Lisa ternyata lebih suka untuk tetap tertidur lelap dengan selang oksigen yang terpasang di hidungnya.
Bukan Jennie tidak suka Lisa yang tertidur. Jennie, sering dikatai Lisa "creepy" karena sering tertangkap basah sedang menatapnya saat tertidur. Jika sudah seperti itu, Jennie hanya dapat menyembunyikan wajahnya di leher Lisa dan Lisa hanya tertawa gemas sambil memeluk Jennie erat. Bukan malu, hanya saja Jennie bingung menjelaskan kepada Lisa bagaimana bahagianya ia hanya dengan memandang wajah Lisa saat tertidur.
Jika tidak sedang kelelahan atau teringat tanggungjawabnya di esok hari, Jennie bisa tidak tidur dan menghabiskan satu malam penuh hanya untuk menatap Lisa tidur. Secandu itu Jennie terhadap Lisa. Berlebihan? mungkin, tapi Jennie tidak peduli. Segila itu cintanya pada Lisa.
Jennie benar-benar bersyukur Lisa sudah keluar dari masa kritis, walaupun memang belum sadarkan diri. Bayangnya kehilangan Lisa sebelumnya membuatnya hampir kehilangan hidupnya pula. Jadi bagi Jennie, Lisanya tertidur ini jauh lebih baik buat dirinya, karena ia masih dapat melihat wajah pujaan hatinya itu, menyentuhnya, menciumnya.
"Hei.. apakah kamu sudah makan" kata seseorang sambil menyentuh lembut bahu Jennie. Jennie segera menghapus air matanya, dan menatap wanita cantik di belakangnya. "Makan lah dulu,, supaya kamu kuat menunggunya"
Jennie membalas senyuman wanita itu. Senyuman wanita cantik ini pasti sudah meluluhlantakan harapan banyak pria pada masanya. Karena walaupun di usia tidak mudanya ini, senyuman wanita ini pasti masih membuat banyak pria berdebar. Wanita cantik itu adalah wanita yang sudah mengandung dan melahirkan orang yang sangat dia cintai. Siapa lagi kalo bukan Ibu kandung Lisa.
Jennie sempat merasa kaget saat ayah Lisa memperkenalkan wanita ini pada dirinya sebagai Ibu Lisa. Ya walaupun Jennie sendiri tidak menyangka pula bahwa pria itu ayah Lisa. Mereka terlalu tampak muda untuk memiliki anak seusia Lisa.
"Terima kasih Mrs. Manoban atas perhatiannya, apakah Mrs. Manoban ingin bersama Lisa? Aku akan.."
Mrs. Manoban, ibu dari Lisa. Kecantikan wanita asia bercampur kaukasian nya membuat usianya yang asli tertutupi. Wajah yang cantik jelita serta tubuh yang langsing bak seorang model aktif, membuat Mrs. Manoban lebih tampak seperti ibu muda dengan anak usia tidak lebih dari 3 tahun.
"Tidak Jennie, aku tidak memintamu makan karena aku ingin hanya berdua bersama anakku, aku hanya ingin kamu memperhatikan dirimu juga" potong Mrs. Manoban lembut, sambil mengusap lengan Jennie. "Wajahmu sangat pucat, makanlah dulu dan beristirahatlah dulu Jennie"
Jennie menggeleng namun tetap tersenyum, bukan dia tidak menghargai perhatian wanita yang sangat lembut ini, namun bagaimana dia bisa meninggalkan Lisa, meninggalkan separuh hidupnya pada saat ini. Bagaimana jika Lisa berani meninggalkannya lagi? Bagaimana Jennie harus melanjutkan hidup?
"Aku tahu kamu sangat mencemaskannya. Aku tidak menyuruhmu untuk meninggalkan ruangan ini. Makan dan tidurlah sebentar disana Jennie" kata Mrs Manoban sambil menunjuk tempat tidur bagi penunggu pasien. Biasanya memang Mr Manoban dan Mrs Manoban yang menggunakan. Dan Jennie duduk di kursi di samping ranjang Lisa. "Ayah Lisa sedang mengurus sesuatu, jadi kamu bisa istirahat dengan nyaman disana"
KAMU SEDANG MEMBACA
Special One
FanfictionBukan hanya sekali dua kali Lisa mengecewakan Jennie, dan bukan sekali dua kali Jennie berbuat salah terhadap Lisa. Cinta tetaplah cinta. Kemanapun ingin pergi, cinta lah yang menahan Jennie dan Lisa untuk tetap bertahan. Cerita ini hanya sekedar im...