HEART

855 68 1
                                    

FLASHBACK

"Halo Jen.."

"Ya.. tumben menelponku malam-malam"

"Hahaha.. sorry apa aku mengganggumu? Apa kamu sudah tidur?"

"Belum  dan aku tak merasa terganggu.. aku masih membaca buku. Ada apa?"

"Hehehe, oke Jen.. emm.. besok ada waktu Jen?"

".... emm.."

"Sibuk?"

"Tidak terlalu"

"Ahh.. mungkin la.."

"Kamu ingin bertemu?"

"Kalau kamu sibuk lain kali sa.."

"Jam berapa?"

"Yahhh apa kamu akan terus memotong ucapanku"

"Hahaha.. sowwryy Lisa.. jam berapa kamu ingin kita bertemu?"

"Jangan memotongku lagi.. bagaimana kalo jam 10 pagi di cafe biasa, apa bi.."

"Tentu bisa."

"Grrrrr..."

"Hahahhahahahahahaha.. "

"Tertawalah sepuasmu.. sampai ketemu besok mandu.. bye"

"Yahhhhhh.."

Jennie masih mendengar gelak tawa di seberang sana sebelum sambungan telepon itu terputus. Senyumnya masih mengembang mengingat interaksinya bersama orang yang sangat ia sukai.. ehhmm bukan sukai. Tapi sangat cintai itu. Begitulah mereka, akan saling menggoda satu sama lain.

Hampir 1 tahun yang lalu sejak pertemuan di kampus itu. Jennie dan Lisa semakin dekat dan hampir tak terpisahkan. Jika tidak ada kesibukan kuliah, mereka akan selalu mencari alasan untuk bersama. Sahabat? Entahlah,, Jennie terkadang merasakan Lisa pun memperlakukan dia lebih dari sahabat. Perhatian-perhatian Lisa beri, kecupan-kecupan Lisa di pipinya, dan keseharian mereka yang penuh dengan kesan romantis. Bahkan teman-temannya dan teman-teman Lisa mengganggap mereka adalah sepasang kekasih. Tapi.. sebenarnya mereka tidak pernah meresmikan sebagai sepasang kekasih.

Terkadang Jennie gemas, ingin rasanya ia meminta kepastian hubungan mereka pada Lisa. Atau lebih baik Jennie yang menyatakan cintanya dan meresmikan hubungan mereka. Karena.. Jennie yakin Lisa memiliki perasaan yang sama dengannya. Dan sepertinya besok rencana itu harus ia jalankan. Jennie mau Lisa menjadi miliknya hanya miliknya. Pesona Lisa terlalu kuat, banyak pria dan wanita yang terus mendekati Lisa. Cemburu selalu menyergap tatkala Jennie melihat Lisa dengan wanita lain, walaupun hanya sekedar mengobrol. Jennie ingin berteriak, Lisa miliknya.

***

Semalaman Jennie sama sekali tidak bisa tidur karena memikirkan kata-kata yang tepat untuk menjadikan Lisa miliknya. Dan tanpa terasa ternyata pagi sudah menjelang.

Jennie heran, menghapal teori di mata kuliahnya tak membutuhkan waktu lama , tapi mengingat kata-kata yang akan ia ungkapkan ke Lisa ternyata sulitnya minta ampun. Setiap Jennie melatih ucapannya dan membayangkan wajah Lisa, bibirnya tiba-tiba terasa kelu, dan pikirannya seperti membeku, alhasil Jennie harus mengulangnya terus menerus.

Latihan saja sudah seperti ini, apalagi jika bertemu orangnya langsung. Dan ini membuat Jennie ingin menggagalkan rencananya sendiri. Tapi.. saat hampir yakin membatalkan rencananya, tiba-tiba terbayang wanita lain mendekati Lisa, membuat darahnya mendidih dan bertekad rencananya harus jalan apapun halangan rintangannya, karena LISA harus menjadi miliknya.

Special OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang