MEET UP

1.2K 84 1
                                    

FLASHBACK ON

Jennie berjalan terburu-buru untuk mengejar kelasnya. Tidak biasanya ia terlambat kelas, namun hari ini memang tidak biasa untuk Jennie. Dimulai dari alarm nya yang tidak berbunyi, dari ahjussi drivernya yang tiba-tiba absen, dari sulitnya ternyata mencari parkir mobil saat kelas pagi. Jennie sampai harus menahan emosinya berkali-kali. Jangan tanya mood nya, sebenernya Jennie sudah tidak mood masuk kelas. Cuma karena sudah sampai kampusnya, percuma saja jika dia harus pulang lagi ke rimah.

Dukk.. Jennie merasa menabrak sesuatu, akibat terlalu keras, dia merasa akan jatuh ke belakang. Semua berjalan lambat seperti slow motion saat ia merasa lengan kokoh merengkuh pinggulnya untuk menahannya agar tak terjatuh. Jennie yang semula memejamkan mata ketakutan, membuka matanya dan melihat wajah seseorang yang tidak asing dimatanya. Wajah yang sangat rupawan, hidungnya mancung, bibir yang tebal, mata yang besar. Jennie sampai mengerjapkan matanya berkali-kali.

"Anyong, kamu lagi" kata sesosok rupawan itu menyadarkan Jennie dari lamunannya. jennie segera berdiri tegak dan melepaskan diri dari pelukan si sosok tersebut, yang hanya tersenyum menatap Jennie. Senyum yang membuat jantungnya berkali-kali lipat lebih cepat.

"Maaf" kata Jennie menunduk malu. Malu saat menyadari pipinya pasti sudah memerah.

"No problemo, are you okey?" Mata sosok rupawan itu berusaha melihat wajah Jennie. Karena tiba-tiba wanita itu menunduk, ia pikir wanita ini terluka.

"I'm okay, thank you" Jawab Jennie lagi masih menunduk malu.

"Good, be careful okey" kata sesosok itu, Jennie kaget sesosok itu menepuk lengannya pelan dan berlalu.

Jennie masih terdiam, sosok itu, sosok yang sudah berkali- kali ia ingin temui. Iya, bukan sekali ini Jennie bertemu dengan sosok itu, bukan sekali ini pula sosok itu membantunya. Di perpus, saat ia ingin mengambil buku di rak yang cukup tinggi.. sosok itu dengan baik membantunya setelah melihat Jennie cukup kesusahan mengambilnya. Saat dia cukup kesulitan untuk mencari meja yang kosong di kantin, sosok itu dengan pengertiannya memberikan tempatnya untuknya. Yah walaupun memang saat itu, sosok itu sudah selesai makan. Oh iya, jangan lupakan juga, sosok itu juga menahan pintu lift terbuka untuknya, padahal yang lain melihatnya kesal. Sosok itu sudah jadi pahlawan rupawan bagi Jennie. Namun karena malu, Jennie tak berani mengajaknya berkenalan. Hei sosok itu juga tak mengajaknya kenalan. Atau memang sosok itu baik kepada semuanya. Dirinya yang terlalu besar kepala mengira dirinya spesial. Tapi.. Jennie ingin sekali mengenal pahlawannya itu. Ahh tidak hanya mengenal, Jennie mau lebih dari itu.

Jennie mencoba mengatur nafasnya, sebelum mengambil keputusan yang sebenernya menurut Jennie sungguh berani. Screw up.. batin Jennie, dikejarnya sosok itu sebelum makin menjauh.

"Hei..."

Sosok itu berbalik, terkejut karena sesorang sudah menahan lengannya.

"Ya.. ada apa?" Tanya kebingungan.

Jennie diam, bingung mau bilang apa. Malu sudah pasti. Kenapa tiba-tiba Jennie bisa sangat berani seperti ini. Aneh pasti. Apa yang akan sosok itu pikirkan tentangnya. Pipinya makin memerah.

"Aa.. aa.. papaa mau kopi bersama?" Damm,, akibat terlalu gugup, Jennie tergagap. Saat ini wajahnya sudah sama seperti tomat.

Sosok itu hanya bisa tertawa. Bukan tertawa mempermalukan, lebih ke tertawa gemas. Sepertinya sosok itu tau maksud Jennie. Cute.. batin sosok itu. Diulurkan tangannya kepada Jennie. "Namaku Lisa. Siapa namamu?"

Ahh sejenak Jennie menatap wajah sosok itu.. namanya Lisa namanya Lisaa.. akhirnya ia tau nama pahlawan rupawannya itu. Hanya tau namanya saja Jennie tersenyum gembira, diraihnya tangan itu. Jantung Jennie terasa begitu cepat. Ada apa dengannya. Perasaan apa ini?

Special OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang