Ayah, Bopa dan Abi

658 70 16
                                    

Ada banyak hal yang menurutnya tak akan menyatu. Selayaknya minyak dengan air, selayaknya negara a dan b, selayaknya dirinya dan Jungkook.

Jungkook adalah pria tinggi nan tampan namun juga dengan tingkah konyol. Pria pertama yang membuatnya bangga dan mau menerima dirinya secara utuh sebagai pemegang bendera dengan banyak warna.

Jungkook lah, pria yang mampu membuatnya tahu dan paham, bahwa menjadi seseorang dengan orientasi yang berbeda bukan lah sebuah aib.

Dulu, hidup Jimin sangat tertutup. Sejak 15 tahun umurnya kala ia mengetahui mengenai orientasi seksnya, Jimin jadi menghindar dari lingkungan. Termasuk di keluarga. Jimin berubah sangat tertutup. Tak lagi mendapati julukan 'Jimin si ceria'.

Jimin tak masalah ketika ia di kecam, di bully karena menjadi sosok yang diangkap cupu atau bahkan kurang bersosialisasi. Karena menurutnya, hal itu lebih baik daripada seluruh orang tahu bahwa dirinya adalah gay.

Jimin tak mau itu terjadi.

Itu dulu, ketika dunianya dipaksa mengenal hitam dan putih saja padahal dirinya memiliki pelangi di jiwanya.

Banyak kejadian buruk yang ia alami. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya ke luar negri. Meninggalkan Bandung, orang tua, keluarga, dan segala hal yang ia lalui selama 17 tahun di hidupnya.

Pertama kali menginjakkan kaki di London, ia disambut oleh teman yang baru ia kenal setelah ia memutuskan untuk pindah. Jika kalian pernah dengar mengenai komunitas yang bersal dari daerah yang sama, itulah teman Jimin.

Ia sadar, akan sulit untuk nya menemukan kenyamanan di negara baru nan asing. Oleh karena itu, ia berusaha mencari tau perihal mahasiswa lain yang hidup lebih dulu di London.

Dan saat ini lah, ia bertemu Jungkook.

.
.
.

Jimin kembali membuka lembaran album fotonya. Sembari mengenang apa saja yang ia lalui dihidupnya.

Lembar demi lembar, terbalik dengan isi yang beragam. Dari Jimin yang masih malu untuk bereskpresi sembari berfoto di depan kampusnya- katika pertama kali datang. Dari Jimin yang disambut dengan heboh oleh komunitas mahasiswa yang berada di London. Dari Jimin yang mendapat perayaan ulang tahun spesial dari Jungkook, yang kala itu masih sebatas teman kuliah sekaligus teman satu kamar.

Hingga saat ini, sebuah foto yang menampilkan ia beserta Jungkook berada di satu frame yang sama. Di tengah hamparan hujan salju dan kerlipan lampu kuning yang memenuhi  jalan kota London kala itu. Dengan Jungkook bertekuk satu lutut, memintanya untuk menjadi milik Jungkook seorang.

Begitu romantis. Dengan latar dan sorai-sorai teman komunitas maupun teman kampus mereka, malam itu menjadi malam yang membahagiakan untuknya.

Jimin tersenyum ketika mengingat. Bahkan saat ini kembali meneteskan air mata. Terlampau bahagia jika mengingat kenangan itu.

Lalu kemudian, ia kembali membalik albumnya. Sosok dirinya dengan setelan hitam dan jaket kulit hitam mengkilapnya. Tersenyum lebar ketika berada di permainan cup dengan ia memakai topi mickey.

Jika diingat, Jungkook memberikan hadiah ulang tahunnya ketika hubungan mereka menginjak dua tahun. Jepang, disneyland adalah tempat impian Jimin sepanjang ia hidup.

Jimin bisa saja pergi ketika ia masih berada di Bandung. Tapi bukan itu impiannya. Impiannya adalah pergi bersama pasangan dan menghabiskan waktu untuk mencoba segala bentuk permainan yang ada dan ditutup dengan menonton kembang api pada malam hari.

Dan beruntung lah ia memiliki Jungkook. Pria itu mampu membuat impiannya terwujud dan dengan seribu lebih banyak kebahagiaan yang Jimin rasakan daripada yang ia bayangkan.

ʜᴀᴘᴘʏ [ᴋᴍ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang