Jimin Jagganim~

2.8K 187 8
                                    

Hari minggu. Hari yang ditunggu Jimin sejak hari Senin kemarin dimulai. Tepat pada menit pertama hari Senin di mulai.

"Akhirnya ya Tuhaaannn" Jimin mengeluh panjang. Merebahkan tubuh mungilnya yang terasa remuk di atas sofa di ruang keluarga miliknya yang menghadap tepat di halaman belakang rumahnya.

Suasa yang sejuk karena ini masih pagi, angin sepoi-sepoi yang berasal dari taman belakang ditambah kicauan burung yang tengah menikmati sinar matahari yang menghangat pagi ini. Sempurna untuk Jimin. Lambat laun ia mulai menutup matanya. Nafas yang mulai keluar masuk secara teratur dan dengkuran halus yang teramat pelan mulai terdengar.

Hampir saja ia tertidur pulas, hampir- sebelum pria bongsor mengganggu tidurnya.

"Hyung~" erangnya. Jimin yang terganggu hanya mengumpat. Berdecak keras sembari mencoba untuk melepaskan diri dari pria bongsor yang tiba-tiba ikut tidur di sampingnya sembari memeluknya erat.

Sesak, btw.

"Jungkook lep-as! ish kau itu besar seperti babi, berat! sesak tau!" sungutnya. Pria bongsor bernama Jungkook hanya acuh. Kembali menempel pada Jimin dan memeluknya dengan lembut. Dan Jimin mulai tenang.

Suasana kembali tenang. Hampir lima belas menit dan semua tenang. Semua seperti semula, angin sepoi-sepoi, suara burung berkicauan. Masih sempurna, hanya sedikit gangguan karna suara dengkuran Jungkook yang sedikit bar-bar-- tapi Jimin sudah terbiasa, jadi tak masalah. Ini masih sempurna untuknya.

Hampir dua puluh menit dan Jimin mulai terlelap dengan tenang. Senyuman samar tercetak di wajah lelahnya karena tak menyangka akan sesempurna ini pagi harinya.

Jimin sudah terlelap-atau setidaknya begitu, dia bahkan sudah bermimpi sedang berlibur di New Zealand, negara impiannya sembari bermain salju di tengah pemukiman di kaki gunung yang terkenal disana. Memakai baju super tebal, bermain salju di taman belakang rumah yang luas dan secangkir teh amat panas dengan biskuit disampingnya. Oh, sempurna.

Setidaknya begitu- sebelum pria bongsor yang bernama Jungkook, lagi-lagi membangunkannya.

"Hyung" Jimin masih berusaha untuk tidak menggubris. Masih bersikukuh untuk melanjutkan mimpinya dari pada bangun dan meladeni pria bongsor ini.

"Hyung"

"Jimin Hyung"

"Hyung, aish! Hyung bangun, aku lapar!" cukup sudah.

"Kook-" panggilnya dengan suara parau dan mata yang terbuka setengah. Masih tertahan kantuk yang tak terkira.

Jungkook merespon dengan berdeham. Mengusap rambut Jimin yang semakin membuat Jimin ingin tidur. Ngantuk parah!

"Kau lapar?" Jungkook mengangguk.

"Kau pesan saja. Aku juga lapar, tapi aku mengantuk sekali. Bisa?" tanyanya. Berbicara dengan Jungkook ketika dia lapar harus ekstra sabar.

Jungkook rese kalo lagi laper, kata Jimin gitu.

Jungkook mengangguk, tak tega dengan keadaan Jimin sebenarnya. Jadi dia mulai meraih ponselnya dan mencari situs web yang berisi puluhan restoran dengan layanan pesan antar disekitaran apartemennya. Sementara Jungkook mengotak-atuk ponselnya untuk mencari makanan, Jimin mulai menutup matanya lagi, melanjutkan tidurnya yang terganggu dua kali. Karena Jungkook:)

"Hyung.." oh ya, ini yang ketiga.

Jimin terbangun. Mencoba lebih sabar lagi untuk menghadapi Jungkook. "Ya?"

"Ingin makan apa?"

"Samakan dengan mu, aku akan makan apapun itu" katanya.

Setelahnya benar-benar sunyi. Jimin kembali pulas tertidur di sofa besar dan Jungkook yang memutuskan untuk membuat teh hangat satu teko besar untuk Jimin. Sedikit tidak tega melihat kekasihnya.

Tiga puluh menit dan makanan yang ia pesan tiba. Jungkook dengan cepat menata segalanya sebelum membangunkan kekasihnya.

"Jimin..."

"Hyung..."

"Hmm?"

"Ayo bangun, makanannya sudah datang" Dengan berat hati Jimin membuka matanya. Pasalnya dia juga lapar, jadi yah~ harus makan juga.

Sarapan yang kesiangan sudah selesai. Kini Jimin sedang berada di pangkuan dan tengah dipeluk Jungkook dengan lembut. Dan dinyanyikan lulaby tentunya.

Mereka masih di tempat yang sama. Jimin sama sekali tidak beranjak dari sofanya sejak tadi. Dia bahkan memakan sarapannya disana. Dan sekarang ia tengah mendengkur dengan nyaman karena lulaby yang dinyanyikan Jungkook dan tepukan halus di pantatnya.

Jungkook terkekeh kecil, terkadang ia lebih merasa sedang tinggal bersama seorang balita. Bukan dengan pria dewasa yang lebih tua darinya.

Dua jam setelahnya Jimin terbangun. Ia lalu dengan pelan memindahkan tubuhnya dari pangkuan Jungkook. Merasa kasihan karena tubuhnya yang tidak sekurus seperti dulu.

Pergerakan Jimin tanpa sengaja membangunkan Jungkook.

"Sudah bangun hyung?"

Jimin hanya terkekeh. Merasa bersalah karena sudah membangunkan Jungkook.

"Hmm, maaf ya kau jadi terbangun" katanya. Jungkook hanya terkekeh, lalu menarik Jimin untuk duduk di pangkuannya lagi dan memeluknya. Menyandarkan kepalanya di pundak Jimin dan menyesap aroma menenangkan di ceruk leher Jimin.

"Baru dua jam tidur, kenapa bangun?"

"Hanya tiba-tiba terbangun. Ku rasa aku sudah kembali baik" kata Jimin.

Jungkook menegakkan badannya, menatap wajah mungil Jimin yang memucat dan kantung mata yang masih terlihat tebal.

"Kau masih terlihat buruk. Pucat dan kantung mata tebal. Mirip sekali dengan panda"

Jimin mendecih kecil sembar memainkan surai Jungkook.

"Berarti aku lucu dan menggemaskan, yakan?" Jungkook mengangguk tanpa sadar. Lalu mendecih, Jimin memang pandai menghancurkan fokusnya.

"Park Jagganim~"

Jimin terkekeh. Jungkook ketika memanggil nya dengan jagganim adalah satu hal yang Jimin suka. "Nde, Jeon Sajangnim?"

"Tidurlah lagi. Sudah satu minggu tidurmu tidak teratur Hyung. Kau tahu itu tidak baik untuk kesehatan, bukan?" Jimin terkekeh. Sebal sebenarnya, Jungkook ketika mode mengomel seperti ini akan terus mengomel. Jimin pusing.

"Iya Jungkook. Dan kau tahu bukan? dateline ku tersisa satu minggu kemarin untuk menyelesaikan bagian akhir novelku. Jadi yaa~"

Jungkook menggeleng. Ingin memprotes, tapi ia paham, menjadi seorang penulis bukan lah hal yang mudah.

"Oke-oke, asal kau tidak lupa makan dan vitamin mu Hyung. Kau harus menjaga badan mu. Kau semakin kurus. Aku tidak suka" ucapnya lalu kembali merengkuh Jimin dalam pelukannya yang erat dan hangat.

Jimin hanya terkekeh lalu membalas pelukan Jungkook. "Siap Tuan Jeon"

Setelahnya mereka tetap dalam posisi itu. Sesamanya enggan barang melonggarkan pelukan satu sama lain.

Terlanjur nyaman.

-------

𝙷𝙰𝙻𝙻𝙾,
𝙻𝚘𝚗𝚐 𝚝𝚒𝚖𝚎 𝚗𝚘 𝚜𝚎𝚎!

𝙷𝚎𝚑𝚎❤

ʜᴀᴘᴘʏ [ᴋᴍ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang