You have me, i'm yours.

1.4K 97 2
                                    

Akhir akhir ini Jungkook di buat khawatir pada pria mungilnya. Entah berapa kali desahan sebal berpadu  khawatir menguar memenuhi gendang telinga mereka berdua, terutama Jimin, kekasihnya.

"Kamu harus berhenti seperti ini, hyung. Tidak baik"

Jimin menarik dua sudut di bibirnya. Mengatakan seolah dia baik-baik saja, walaupun itu kontras dengan raut wajah yang ia tunjukkan.

"Dan berhenti tersenyum seolah kamu baik-baik saja" dengusnya lagi. Cukup jengkel melihat Jimin yang pandai berlakon.

"Iya Jungkook- iya. Udah ya, jangan marah-marah terus. Ayo kita makan malam, gimana?"

Tawarnya. Hampir dua jam mereka menghabiskan waktu di cafe dengan suasana yang suram. Jadi, Jimin berinisiatif untuk mencairkan suasana.

Jungkook mengangguk, berdiri lalu meminta tangan Jimin untuk kemudian di genggamnya secara erat di sepanjang perjalanannya menuju restoran sederhana andalan mereka.

Hampir tiga puluh menit. Mereka memesan dan menghabiskan makan malam dengan sedikit agak lebih cerah dari sebelumnya.

Mereka mulai bercerita hal random- penuh receh humor yang hanya mereka saja yang tau, berceloteh mengenai bagaimana rindunya mereka pada Busan- kampung halamannya, bergunjing mengenai pemerintah dan segala hal yang menarik untuk di bicarakan.

Seperti biasa.

"Hyung!"

"Apa?"

"Malam ini aku menginap, ya?"

"Oke" Setelahnya mereka terkekeh. Entah apa penyebabnya.

Setelah hampir satu jam selesai memakan makan malamnya, mereka sampai di apartement Jimin. Rumah kedua Jungkook setelah apartmentnya bersama sang ibu.

Ia memutuskan menginap malam ini. Bukan untuk hal-hal lain yang biasa di lakukan kaula muda. Jungkook sering, tapi tidak saat ini.

"Kamu mandi dulu Kook, aku siapin teh lemon hangat" Kata Jimin yang tidak mendapat bantahan dari Jungkook.

Setelah selesai, Jimin bergantian masuk dan Jungkook yang sigap melanjutkan kegiatan sang kekasih. Menyiapkan kudapan malam untuk menemani teh lemon.

"Sudah?"

Jungkook mengangguk sembari menatap Jimin. Menghela napas melihat wajah pucat dengan kantung mata yang menghitam juga menebal. "Mau dikamar atau di ruang tv?" tanyanya kemudian.

"Ruang tv saja. Aku ingin lihat homeshopping" Sedikit random, tapi yah- karna ini Jimin, Jungkook tak akan menolak.

Sekian jam telah mereka habiskan untuk menonton dan memencet tombol pada remot tv yang saat ini di genggam Jimin. Mengganti saluran tv kesana dan kemari hingga membuat Jungkook pusing.

"Ayo tidur, Ji" Ajaknya. Agaknya dia sedikit tidak suka dengan kebiasaan sang kekasih. Hampir dini hari dan Jimin belum juga terlelap.

"Nanti dulu, kamu tidur dulu saja. Aku menyusul" katanya tanpa menoleh.

"Kamu sering begini, ya?" Tanya Jungkook, terdengar menyebalkan dengan intonasi yang terkesan sinis. Tapi Jimin tak ambil hati.

Ia tersenyum simpul, hampir tak terlihat oleh mata. "Engga, udah kamu tidur dulu Kook. Setelah ini aku menyusul"

Tak butuh waktu lama bagi Jungkook untuk merebut remot tv yang sedari tadi dipencet secara random oleh Jimin untuk kemudian ia mematikan tvnya dan menggendong Jimin.

"Kook!"

"Tidur, Jimin"

Sesampainya di kasur, tak ada pembicaraan. Masing-masing dari mereka menganggap bahwa pasangannya telah terlelap.

ʜᴀᴘᴘʏ [ᴋᴍ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang