Hari ini adalah hari ke dua Jimin hidup sendiri di apartemennya. Apartemen yang biasanya riuh ketika menjelang jam makan, apartemen yang setiap menjelang waktu tidur berubah menjadi romantis, kini seolah tak berpenghuni.
"Haah" Jimin mendesah bosan. Hari kedua tanpa sosok tampan yang selama ini selalu menemaninya di mana pun dan kapan pun.
"Ggukkie, rindu" Cicitnya pelan penuh kerinduan.
Ia lalu mendecih. Meruntuki sikap soknya ketika sang dominan ingin membawanya pergi juga.
"Dasar bodoh! harusnya kamu tuh mau, Jimin. Kenapa bodoh sih?!" kesalnya lagi. Andai saja dia menyetujui dan meng-iyakan ajakan sang dominan untuk pergi dan menemaninya dalam perjalanan bisnis satu minggu ini, dia tak akan meringkuk sendirian di keheningan apartemen miliknya.
"Haah, sudah lah. Penyesalan memang selalu datang di akhir" begini lah Jimin, sebentar marah- sebentar pasrah.
Ia lalu berjalan menuju ruang keluarga yang merangkap ruang tv. Menyalakan tv dengan remot lalu berselonjor. Mengganti chanel tv yang bahkan tak memberi program yang bisa menghilangkan rasa bosan dan kesepiannya.
"Oke, aku menyerah. Orang jaman sekarang kuno-kuno. Kenapa menyiarkan program yang bahkan kakek nenek buyutku tak akan terhibur. Membuang uang listrik ku saja. Sialan!" omelnya lagi.
Jimin menyeringit ketika ia mengomel, lalu mendesah. Dia tau point nya, dia kesal karena kesepian dan bosan.
"Apa aku ke rumah Hoseok hyung saja ya?" monolognya sambil menyesap coklat panas yang sudah sedikit mendingin. Lalu mengotak-atik ponsel yang sedari tadi ia genggam. Berharap jika sang dominan- Jungkook namanya, menelfonnya untuk sekedar menanyakanya atau apalah. Tapi hell no! dia bahkan tak membalas pesan Jimin.
Jadi emosi, kan -Jimin
"HALLO, HOSEOK HYUNG?!" Jimin reflek berteriak, serius.
Hoseok di seberang sana mendesah. Mengomel soal kupingnya yang patah-atau apalah, dan jantungnya yang bisa saja berpindah di telapak kaki. Saking kagetnya katanya.
Hoseok hyung itu baik, terlampau baik dan lucu. Tapi ya seperti ini, ekspresif. Oh, Jimin lebih suka mengatakan kalau Hosok hyung itu extra, wkwk.
"Hyung, tidak ingin ke mall atau ke cafe begitu? aku bosan di apartemen sendirian" Jimin berucap sendu. Di buat seolah-olah sangat menderita -atau memang iya?
Jimin tiba-tiba mendesah. "Ah tidak asik! Ayo lah hyung, kasihani lah aku yang kebosanan di apartemen" rajuknya.
"Iya-iya, aku kesepian tidak ada Ggukie. Puas?" Sungutnya. "Aku tidak peduli. Aku akan sampai di rumah mu dalam lima belas menit. Katakan pada suami mu- AH HEY TUAN KIM, KAU JANGAN SENTUH HYUNG KU DULU. LAKUKAN ADEGAN RANJANG KALIAN NANTI MALAM OKAY. DIA SEDANG ADA TUGAS NEGARA SEKARANG!" Bisa bayangkan Jimin berteriak? yah, Taehyung mendapat serangan suara teriakan melengking dari Jimin. Taehyung menggerutu, tentu saja.
"Tentu saja menemani ku jalan-jalan. Selamat siang" Setelahnya Jimin terkekeh. Ia sudah membayangkan Taehyung yang mengomel heboh karena acara ranjangnya tertunda dan Hoseok yang mendesah pasrah ketika melihat sang dominan dan sahabat tercintanya berdebat, tak pernah akur.
Hoseok pernah bilang begini pada Jungkook ketika mereka memutuskan untuk makan malam bersama di apartemen Jungkook dan Jimin. Oh dan tentu saja Taehyung dan Jimin berdebat. Walau main-main, Hoseok dan Jungkook mengakui bahwa itu memusingkan. Sangat memusingkan.
"Aku seperti melihat Tom&Jerry, Jeon"
"Tom Taehyung?" Tanya Jungkook. Hoseok menggeleng.
"Tom Jimin. Meskipun badan Jimin seperti Jerry, tapi kau tahu. Dia tak terkalahkan"