Sebelum baca sempatkan klik ☆ dulu ya guys
Biar thor makin semangat dan gampang nyari ide cmiw
Hope u guys enjoy it ♡(˃͈ દ ˂͈ ༶ )
.
.
.
FlashbackSeokjin dan Jungkook berjalan di basement menuju mobil. Langkah Seokjin terhenti di depan mobilnya.
"Wae hyung?"
"Jungkook ah, kirim salinan rekaman tadi kepada Yoongi," ucap Seokjin. Jungkook mengernyitkan dahinya.
"Kau ingin aku menyalinnya dan memberikannya pada Yoongi hyung? Tapi kenapa hyung?"
"Ey Jungkook ah, kau kan sudah mengenalku lama, seharusnya kau memahami itu, kita baru saja menggebrak pertahanan musuh, kau pikir mereka akan tinggal diam?"
Jungkook terdiam. Benar, mereka sudah mengobrak abrik sarang musuh, tidak mungkin musuh tidak gertak kan?. Segera Jungkook menyalin rekaman itu dan memberikannya pada Yoongi.
"Sudah hyung,"
"Masuklah," Seokjin sudah ada di dalam mobil. Jungkook menyusul dan memakai pengaman.
"Eum.. Jungkook ah,"
"Ya hyung?"
"Aku tidak tau ada apa dengan firasatku, tapi jika terjadi sesuatu nanti tolong jangan marah padaku, aku minta maaf menempatkanmu dalam bahaya,"
Jungkook tersenyum, "kita saudara hyung," Jungkook menepuk nepuk bahu Seokjin dan dibalas senyuman
. . .
Jisoo mendengar cerita Seokjin dan rekaman Sowon dengan seksama. Tangannya mengepal kuat. Ia terlampau emosi. Bagaimana tidak? Dulu ia merasa sangat kasihan dengan Sowon dan ia juga yang meminta ayahnya untuk mengadopsi Sowon, tapi Sowon bahkan tak pernah tampak menyukainya dari pertama kali ia menerima gelar 'putri presdir Kim Beom Seok'.
"Kau tenang saja Jisoo, aku akan menanganinya," ucap Seokjin. Ia tau betul Jisoo tengah marah dan mencoba menenangkannya.
"Seokjin, aku tidak lemah, aku tak mau terus dikasihani, biarkan aku yang membalas dendam," sergah Jisoo. Ia tak mau terus bergantung pada Seokjin, terlalu banyak hutang budi yang ia dapatkan.
"Jisoo, kau adalah ibu dari anakku dan calon istriku, itu sudah tanggung jawabku untuk melindungi dan membantumu," balas Seokjin
"Seokjin kumohon," pinta Jisoo. Ia menggenggam tangan Seokjin erat erat. Seokjin menghela napasnya.
"Baiklah, katakan padaku jika kau butuh bantuan," ucap Seokjin pada akhirnya. Tangannya kembali mengelus sang putri yang tengah tidur di pangkuannya.
. . .
"Seokjin ayo makaaan," rengek Jisoo
Well, sekarang Jisoo sedang merengek meminta Seokjin untuk makan. Seokjin tidak mau makan sedari tadi, tidak lapar katanya.
"Seokjin kau sedang sakit, kau harus makan, ayolaaah, sedikit saja juga tidak apa, perutmu butuh asupan," pinta Jisoo. Ia mencubit pipi Seokjin gemas karena Seokjin terus menolak makan.
"Ck," Akhirnya Jisoo menyerah. Ia menghela napasnya dan memandang Seokjin yang asik dengan ponselnya.
"Terserahlah!" Jisoo bangkit dan menghentakkan kakinya. Seokjin hanya meliriknya sekilas dan kembali bermain ponselnya.
Jisoo keluar dari kamar Seokjin, berharap pria itu memanggilnya dan meminta maaf. Tapi nihil, Seokjin tidak menggubrisnya dan asik dengan dunianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When the Sun Rise in your eyes ||JINSOO|| ✔
RomanceDia terbangun dan tak ingat apa apa Kim Jisoo merutuki dirinya sendiri semenjak malam itu terjadi, ia tak ingat apa apa. Ia sangat membenci malam itu, malam yg merubah kehidupannya 180⁰. Seorang putri konglomerat yg diusir karena dianggap mempermalu...