Sowon tersenyum melihat amplop di tangannya. Ia menghirup aroma amplop itu dan menyeringai. Diambilnya sebuah cutter dan dibukanya amplop itu.
Ia mengeluarkan isi dari amplop. Beberapa lembar foto keluar dari amplop.
"Wah eonnie, apa saja yang kau lakukan di Busan?, tak kusangka kau bisa hidup baik baik saja, kupikir kau akan bunuh diri,"
Sowon terus menggilir foto itu sampai pandangannya terhenti di sebuah foto.
"Anak? Wah!, Jisoo eonnie..., aku tak menyangka kau justru memiliki anak padahal hanya satu malam saja," Sowon mengambil ponselnya dan mencari sebuah kontak, ditelponnya orang itu.
"Halo Sowon ssi.., apa yang kau butuhkan? Mengapa menelfonku?" Itu suara seorang pria
"Halo mr. Han, sudah lama tak berkontak, aku punya sebuah kabar baik untukmu,"
"Kabar baik apa itu?"
"Kau ingat malam ketika aku memintamu menyetubuhi kakakku? Heh, dia bahkan melahirkan seorang putri untukmu, bukankah sebuah kabar baik?"
"Putri?, kakakmu? Apa yang sedang kau bicarakan Sowon ssi?"
Sowon mengernyitkan dahinya. Apa dia tidak ingat?, pikir Sowon
"Apa kau tak ingat? 5 tahun lalu, ketika aku memintamu untuk membius kakakku dan menyetubuhinya"
"Ah... itu"
Sowon bernapas lega ketika pria itu mengingatnya.
"Soal itu aku minta maaf Sowon ssi, tapi malam itu aku tidak jadi datang, istriku mengurungku di rumah dan aku tidak bisa keluar,"
"Apa?!, apa kau benar benar tidak datang?!"
"Aku memang tidak jadi datang, tapi aku sudah meminta penjaga restoran untuk menaruhkan minuman Jisoo ssi obat bius, setelah itu aku tidak bisa menghubunginya, mungkin saja seorang gigolo yang datang kepada kakakkmu Sowon ssi,"
"....."
"Sowon ssi? Apa kau masih disana?,"
"...."
"Sowon ssi?"
"Selamat malam mr.Han" Sowon menutup panggilan. Ia terdiam dengan segala pikiran yang membebaninya.
Rencana yang ia pikir berjalan mulus selama ini ternyata tidak berjalan seperti apa yang ia pikirkan. Kakaknya tidak melakukannya dengan orang suruhannya, lalu siapa pria yang melakukannya?
"Bagaimana ini bisa terjadi?"
. . .
Sementara Seokjin buru buru menyelesaikan pekerjaannya karena ia ingin cepat pulang. Banyak pertanyaan yang harus ia tanyakan kepasa Jisoo.
Setelah pekerjaannya selesai ia segera pulang. Pikirannya kacau sekarang ini. Mobil Seokjin melewati toko roti nenek Hwang. Kemudian matanya menangkap sosok Jisoo yang sedang melayani pembeli dari kaca.
"Apa Jaewoo sudah sembuh? Kenapa ia bekerja?," Seokjin segera memakirkan mobilnya dan berjalan masuk. Tapi langkahnya terhenti saat melihat Jisoo tertawa dengan Mingyu. Jujur saja hatinya terasa panas. Mungkin cemburu?
Tanpa pikir panjang Seokjin memasuki toko. Jisoo yang sedang berbicara dengan Mingyu menoleh.
"Eoh? Seokjin ssi?"
"Appa!," terdengar suara Jaewoo yang tengah berlari menghampiri Seokjin.
"Jaewoo? Apa yang kau lakukan disini? Apa kau sudah sembuh?" Tanya Seokjin. Ia menggendong Jaewoo dan menghampiri Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
When the Sun Rise in your eyes ||JINSOO|| ✔
RomanceDia terbangun dan tak ingat apa apa Kim Jisoo merutuki dirinya sendiri semenjak malam itu terjadi, ia tak ingat apa apa. Ia sangat membenci malam itu, malam yg merubah kehidupannya 180⁰. Seorang putri konglomerat yg diusir karena dianggap mempermalu...