(20). Koki gadungan

27 1 2
                                    


Hy hy semuanya 👋👏👋👋

***


Sadar! Kau harus sadar! Atau kau akan sial!
.
*

**

"CK! Ini semua gara-gara kalian" Briand mendelik sinis kearah para gadis yang sedang memotong beberapa buah dan beberapa lainnya malah sibuk mengatur makanan diatas meja.

Yang sebenarnya mereka tidak memasak,  sebenarnya.

Karena yang sedari tadi mereka lakukan hanya mengatur beberapa buah diatas meja. Buah-buahan yang bagus dimakan saat sarapan seperti pisang juga apel. Beberapa susu kotak. Juga roti yang hanya mereka letakkan begitu saja. Dengan selay coklat juga kacang disampingnya.

"Akhirnya selesai juga" Alsa berucap semangat. Melihat hasil karya mereka sambil menggigit satu apel miliknya.

"Ya ya ya, ini bukan memasak namanya"

Ya, Bianca benar. Dan mereka menghembuskan nafas panjang mendengar itu.

"Gue bukan koki" Kelvin berucap kesal. Dia tidak akan mau melakukan semua ini. Tapi sayangnya nanti siang mereka juga harus menyiapkan makanan.

"Lo kira kita iya" sinis Roslyn, dan Kelvin menghela nafas kesal mendengarnya. Bagaimana ini, tidak ada satupun diantara mereka yang bisa memasak.  Denis memang pandai memainkan pisaunya. Bahkan Brian juga. Tapi tetap saja memasak bukan tentang keterampilan memainkan pisau.

Dan Albert.

Ahh,

Dia malah asik mengupas apel untuk dirinya sendiri.

"Kita benar-benar kacau" Dominic mengusab kepalanya kasar.  Ini baru sarapan pagi, Belum lagi siang.

Mereka tidak mungkin hanya menyiapkan susu kotak dan roti saat makan siang nanti.

"Kita harus masak apa nanti?" Alsa ikut-ikutan membuat mereka berpikir keras.

yang berakhir dengan helaan nafas panjang dari semuanya.

"Seharusnya Lo gak maksa kak Maxim pulang. Paling tidak dia bisa bantu kita" Bianca berucap jengkel. Kakaknya itu benar-benar menghilang setelah dipaksa pulang oleh Alsa semalam.


Kalau tahu akan benar-benar kalah seperti ini, paling tidak kakaknya itu bisa diandalkan dalam banyak hal. Termasuk memasak.

"Salah dia, kenapa salah aku pula" Alsa mendengus kesal. Ia tidak terima disalahkan, Bianca mendengus jengkel. Kapan sih Alsa mau peka.

"Salah Lo. Lo keras kepala. Padahal bagus ada kakak gue disini. Dia bisa bantu kita masak"

"Gue bisa bantu"

"Hah"

Bianca melotot kaget mendengar ucapan Albert. Hanya karena ia menyinggung tentang Maxim. Albert langsung menawarkan diri membunuh mereka semua.

Albert itu tidak bisa masak.

Dan mereka tidak ingin jadi kelinci percobaan Albert.

My Beautiful DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang