Seharian penuh member BTS melakukan syuting RUN BTS untuk beberapa episode selama seminggu penuh tanpa jeda. Mungkin terlihat biasa saja bagi idol papan atas seperti BTS namun ada satu kendala yang terus menerus membuat staff maupun member BTS cemas yaitu kesehatan jimin yang terus saja menurun. Sering kali jimin tampak kelelahan dan bahkan sampai pingsan.
"gwechana, jim ?" Tanya taehyung saat melihat jimin terlihat lesu sambil bertopang dagu di sudut ruang ganti.
"em. . ya, jangan khawatirkan aku. aku tidak apa apa tae" jawab jimin berdusta dengan senyum tipis.
"ku antar ke hotel saja ya. nanti biar aku katakan sama jin hyung untuk mengizinkanmu tidak ikut syuting hari ini" ujar taehyung terlihat begitu cemas.
"jangan, aku tidak mau membuat army nanti kecewa. lagian aku tidak apa apa kok tae, tidak ada yang perlu di khawatirkan" masih dengan senyum tipisnya jimin mencoba terlihat baik baik saja.
"Lagian ini kan syuting terakhir kita . . . dan tidak akan terlalu lama." lanjut ujar Jimin.
Taehyung mengerti dan sangat tahu temannya ini mencoba berbohong. Rasanya taehyung ingin marah saat ini juga melihat jimin seperti itu.
"Dasar keras kepala" cibir taehyung.
Usai syuting RUN BTS semua member pergi jalan jalan untuk menghabiskan waktu mereka sebelum esok kembali ke Seoul untuk melanjutkan jadwal yang begitu padat dikarenakan menjelang comeback.
Yoongi dan namjoon memilih pergi ke sebuah museum yang terkenal disana. Sementara hoseok, jin dan jungkook memilih menghabiskan waktunya pergi ke pusat perbelanjaan dan juga street food yang ada di sana. Lalu taehyung dan jimin pergi berkunjung ke rumah orang tua jimin. Menghabiskan waktu di sana dengan mengobrol dan membantu ibu jimin menanam bunga.
"yak paboya ! bagaimana bisa bunga anggrek kamu taruh di vas yang ada tanahnya tae" protes jimin dengan aksen busan.
"Huh ?! Memang kenapa ? Tidak bisa kah ?" Tanya taehyung dengan polosnya.
"Tentu saja tidak, kamu harusnya menaruh di sini" ujar jimin sambil memberi contoh pada taehyung.
"Kamu tidak bilang caranya seperti itu ya mana aku tahu" ujar taehyung mengelak.
"Kamu yang tidak bertanya" ujar jimin ikut mengelak.
Ibu jimin terkekeh melihat keributan mereka yang terlihat begitu lucu.
"Sudah, ayo makan dulu. Itu biar di lanjutkan nanti lagi" ujar ibu jimin dengan lemah lembut.
"Kajja tae" ajak jimin.
"Tapi aku ingin menyelesaikan ini." Ujar taehyung , terlihat asik menaruh tanah di vas bunga.
"Jangan, yang ada bukan membantu kamu malah merusaknya" jimin dengan sekuat tenaga menyeret taehyung yang masih saja ngeyel untuk melanjutkan menanam bunga.
Jimin dan taehyung pun makan bersama keluarga jimin. Mereka terlihat begitu bahagia makan di selingi candaan.
"Eomma . . Appa . . Jihyun - ah, aku dan taehyung pamit dulu nde" pamit jimin sambil membungkuk 90° dan tersenyum lebar.
"Ah nde , jaga kesehatanmu jim. taehyung - ah aku titipkan bocah nakal ini, kalo nakal cubit saja pipinya dan titipkan salamku untuk teman - temanmu itu" ujar ibu jimin.
"Aish eomma !!" Rengek Jimin dengan lucunya.
"Haha . . Siap ahjumma" ujar taehyung, box smile.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Swan [END]
Fanfic"A dancer dies twice. Once when they stop dancing, and this first death is the more painful." Park Jimin, pemuda yang memiliki hati selembut sutra dan paras yang begitu sempurna. Semua orang mengenalnya sebagai penari terbaik di BTS. Sosok hangat d...