Di gelapnya malam kaki lemah itu melangkah perlahan menaiki anak tangga hingga sampai di roftop rumah sakit. Diseretnya perlahan selang infusnya. Duduk memandang rembulan.
Tatapan polos itu memandang ke arah langit malam. Dimana hanya bulan yang terlihat. Disibakkannya anak rambutnya yang terus tertiup angin menghalangi pandangannya.
Diam termenung, perlahan air matanya berlomba lomba turun. Membentuk aliran sungai kecil membasahi pipinya yang semakin menirus.
"Jim, aish jinjja. Ternyata kamu disini." ujar Taehyung dengan nafas ngos - ngosan.
Jimin hanya diam memandang ke arah bulan seolah tidak memperdulikan panggilan dari sahabat sekaligus partner kerjanya itu.
"Aigo kenapa menangis ? uljima jimin-ah" ujar Taehyung sambil merangkul bahu jimin.
"Hanya rindu dengan latihan dan tampil di hadapan penggemar" ujar Jimin dengan tatapan sendu.
Hening cukup lama, jimin menghela nafas. Lalu menatap taehyung. Hal itu membuat taehyung mencoba mengalihkan tatapannya.
"Tae" ujar jimin lirih.
Taehyung hanya berdehem tanpa menoleh.
"Apa kalian semua menyembunyikan sesuatu dariku ?" tanya Jimin.
Taehyung seketika memucat. Bola matanya bergerak gelisah, bingung harus menjawab apa.
"A-ani-aniya.. Tidak ada yang disembunyikan." dusta Taehyung.
"Sulit di percaya. Bagaimana bisa aku akhir - akhir ini mudah lelah, mimisan, bahkan aku merasa disini terasa sakit seperti di tikam" ujar Jimin sambil memegang dadanya.
"Jinjja ? Kenapa tidak mengatakan padaku ? Aish lain kali jika kamu merasakan sakitnya katakan padaku" ujar Taehyung cemas.
"Kalo aku mengatakannya kamu pasti akan lapor sama hyung-deul dan tidak akan memperbolehkanku latihan lagi" ujar Jimin.
"Hei kalian ini ngapain disana." ujar Jin. Dengan buru - buru Jimin menghapus air matanya
"Jim, ayo masuk ini sudah larut malam, angin malam tidak baik untuk kesehatanmu" ujar Jin, menarik jimin pergi dari roftop diikuti oleh taehyung.
"Nde hyung" ujar Jimin pasrah.
"Minum obat teratur, jangan terlalu kelelahan dan kontrol dengan rutin setiap minggunya nde" ujar uisa sambil memberikan secarik kertas berupa obat yang harus di beli.
"Nde uisa-nim , khamsahamnida" ujar Jin sambil membungkuk sopan. Di tariknya jimin yang hanya diam saja.
Beberapa menit kemudian jin bersama jimin sampai di dorm dan di sambut member BTS yang lainnya.
"Ah bogoshipo chinguya" ujar Taehyung melakonis.
Jimin tanpa permisi langsung menjitak dahi taehyung."kita sudah bertemu setiap hari pabo" ujar jimin.
"Jimin-shii ayo cepat duduk aku sudah lapar. Kamu ini lama sekali datangnya" teriak Jungkook.
"Apa hubungannya denganku" ujar Jimin kebingungan.
"Hoseok hyung tidak memperbolehkan aku makan sebelum kamu datang" ujar Jungkook cemberut.
Jimin terkikik pelan,"seharusnya aku tidak pulang saja". Jungkook langsung melotot,"yakmmpphh" teriak Jungkook tertahan karena yoongi langsung menyumpali dengan gimbab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Swan [END]
Fiksi Penggemar"A dancer dies twice. Once when they stop dancing, and this first death is the more painful." Park Jimin, pemuda yang memiliki hati selembut sutra dan paras yang begitu sempurna. Semua orang mengenalnya sebagai penari terbaik di BTS. Sosok hangat d...