Serius, part plot twist menguras ide banget. Jadi, harus bener-bener mateng dulu buat ngetik ulang part ini. Niatnya juga mau up minggu depan, tapi wattpad magnetnya kuat bgt :')))
Happy Reading
Jangan lupa vote sama komentarnya! —
Koreksi typo,, belum direvisi soalnya"Jake. Aku rasa harus menyampaikan ini. Dengar, para Demon sudah mengincar dirimu dari lama." Namjoon memalingkan wajahnya dari Jake sebentar, "Kalian ingat? Saat malam pada waktu Melody melihat seseorang yang memaksanya keluar dari jendela?" Kini pandangannya tertuju pada Sunghoon.
"Bagaimana paman tau itu?" Sunghoon bereaksi serius ketika menyangkut soal Melody.
"Aku tau semua hal. Aku tau orang yang asing disini, lalu aku tau apa yang akan menimpa mereka. Maka dari itu, aku berpikir untuk membantu kalian keluar dari sini."
Jake semakin tertarik membahas soal malam itu lagi, "Paman, ceritakan kejadian malam itu." Dia merasa perlu tau akan hal yang terjadi.
"Yang menculik Melody bukanlah werewolf, dia seorang Demon. Demon bisa meniru wujud manusia, werewolf dan vampir, dia pikir kau ada hubungan dengan Melody jadi mereka ingin menjadikan dirimu bagian dari Demon dengan memancingmu menggunakan Melody."
Jake mengangguk mengerti, "Itu sangat diluar dugaanku. Aku tidak bisa berpikir lebih jauh, ini seperti sebuah teori yang sangat rumit." Ucapnya lalu mengacak rambutnya kesal.
"Demon akan terus mengincar dirimu, dengan berbagai macam cara. Dan kau..." Namjoon menghela nafas, mengusap wajahnya kasar.
"Aku kenapa? Apa yang terjadi?" Jake semakin penasaran saat Namjoon tidak langsung mengungkapkannya.
"Aku semakin bisa menghitung hari, dimana hari itu kau akan menjadi Demon.
Demon sudah menempatkan sesuatu.. didalam tubuhmu Jake. Itu semacam aura, seperti pintu yang membuat mereka masuk kapan saja kedalam tubuhmu. Jika kau tak bisa mengendalikan dirimu sendiri, maka pintu itu akan semakin lebar dan jalan mereka masuk semakin mudah. Aku harap kau tidak terlalu memikirkan ini, pikirkanlah caranya agar kau menahan diri.""Lalu, apa yang akan terjadi padaku?" Sunghoon menunjuk dirinya sendiri, terlihat takut setelah mendengar penjelasan dari Namjoon.
"Kau mungkin akan kehilangan orang yang terpenting dalam hidupmu."
"Siapa? Melody? Apa hal yang buruk terjadi?" Pemikirannya mulai tertuju pada istrinya sendiri, Melody.
"Ini tentang kehidupan, kau akan tau diwaktu yang tepat."
"Katakanlah sekarang. Aku mohon. Apa mereka semua akan...tiada?"
"Tiada atau tidak itu pilihan mereka sendiri. Bukan aku yang menentukan, Sunghoon. Orang yang terpenting bukan saja Melody, bisa jadi...Seokjin, Valendra, Sunoo, Heeseung dan Jungwon. Aku tidak akan mengatakan hal itu lebih jauh lagi."
"ARRGH! ini sangat membebani pikiranku!"
"Setelah ada yang tiada, setelah ada yang berkorban, setelah ada yang membantu kalian. Itu lebih mudah membuat kalian keluar dari sini." Namjoon menjeda ucapannya, "Mereka yang berkorban dan mereka yang membantu kalian, akan kalian temukan lagi di dunia manusia."
"Apa...kami akan menemukan paman lagi? Karena paman membantu kami."
"Kita lihat saja nanti." Namjoon mengulum senyuman yang membuat Jake dan Sunghoon kembali curiga.
"Paman, aku ingin bertanya. Kalau kita bukan Jake dan Sunghoon yang asli. Jadi, yang asli.. mereka ada dimana?"
"Pertanyaan yang bagus. Kita akan membahas awalnya. Raga Jake dan Sunghoon masih sama, namun dalam raga ini kalian memiliki dua jiwa. Jiwa Jake dan Sunghoon sebagai vampir, dan satunya lagi sebagai manusia. Artinya, kalian bukan vampir murni seutuhnya, ada jiwa manusia yang mengisi raga kalian."
"Jadi, bagaimana kita menemukan perbedaannya?"
"Perbedaan sangat terlihat sejak awal, Jake. Itu tergantung jalan pikir masing-masing. Ada kalanya kalian menjadi manusia biasa yang terlalu asing dengan dunia vampir, ada kalanya juga kalian lupa kalau kalian seorang manusia, hanya saja kalian berdua tidak sadar akan perbedaan itu."
"Lalu, bagaimana keadaan tubuh kita di dunia manusia?"
"Tubuh kalian baik-baik saja. Tenanglah."
Jake berjalan mendekat ke arah jendela, melihat keadaan di luar. "Sunghoon, hari mulai gelap. Apa mereka tidak mencarimu?"
Sunghoon menepuk jidatnya pelan.
"Ah, aku lupa. Tapi aku tidak ingin kembali ke istana tanpa dirimu." Ucapnya sambil memajukan bibir bawahnya./membayangkan.
Gemas, please! - author
"Pikirkanlah Melody, dia pasti mencemaskanmu."
"Baiklah, aku pergi. Jake, kirim aku surat. Aku juga akan mengirimkan surat untukmu." Sunghoon memberikan pelukan pada sahabatnya sebelum kembali lagi ke istana, "Paman, tolong jaga Jake. Dia sedikit ceroboh."
Namjoon tersenyum dan mengangguk, dia merangkul pundak Jake kemudian menepuk pundak Sunghoon pelan.
"Kalau begitu aku pergi dulu. Tapi, apa aku pergi sendirian? Tadi kan—" Sunghoon tadinya sudah melangkah ingin pergi, tapi dia berbalik lagi.
Namjoon lalu memegangi pundaknya, dia berjalan menuju kamarnya seperti orang tua yang membungkuk. "Akh, punggungku sakit sekali. Aku harus istirahat."
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ꜱɪᴅᴇ ᴏꜰ ᴇᴠᴇɴᴛ'ꜱ❞||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ [ᴇɴᴅ] ✔
Vampire[FANTASY-FANFICTION] Bagaimana jika seorang dua lelaki tampan terjebak dalam dunia vampir karena kecerobohannya? Menjadi seorang pangeran yang berdarah vampir, tapi itulah kenyataannya. Kehidupan yang penuh dengan tantangan, misteri, dan teka teki...