[14] Masalah Sambal

63.9K 7.2K 423
                                    

Sepulang dari rumah pohon, Alkana tidak langsung mengantarkan Beryl ke kosan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sepulang dari rumah pohon, Alkana tidak langsung mengantarkan Beryl ke kosan. Alkana lapar dan ingin makan ditemani gadisnya. Mau tak mau Beryl mengiyakan, lagipula sedari kemarin dia hanya makan nasi sedikit. Itu pun dipaksa.

Diluar masih gerimis tipis-tipis. Beryl pikir Alkana akan membawanya ke restoran, mengingat Alkana bukan orang biasa dan kebanyakan dari orang-orang berada sepertinya selalu menjaga image saat makan atau datang ke tempat-tempat luar.

Namun yang Beryl lihat sungguh berbeda dari pikirannya. Alkana membawa Beryl ke kedai yang bisa dibilang kecil. Yang lebih kagetnya, Alkana terlihat akrab dengan pemilik kedai tersebut.

Meski kedai itu kecil, sepertinya kedai itu sudah memiliki banyak pelanggan. Terbukti dari meja yang hampir terisi semua. Rata-rata anak muda dan berstatus mahasiswa yang datang ke sana. Bahkan tak jarang muda-mudi berpasangan yang makan disana, seperti Alkana dan Beryl.

"Nak, Alka. Baru keliatan lagi atuh, kunaon?" Kata si bapak pemilik kedai. Kalau Beryl tidak salah ingat, namanya Mang Toto.

"Iya Mang, sibuk kuliah." Alkana tidak sepenuhnya bohong, kan. Sebulan belakangan ini memang Alkana hanya sibuk kuliah dan mengurusi Beryl.

Mang Toto mengangguk paham. Matanya kini menatap ke arah Beryl yang duduk didepan Alkana. "Geulis, siapa ini teh. Pacarnya Alka?"

"Bukan."

"Iya Mang."

Dua jawaban berbeda yang diucapkan di waktu bersamaan. "Atuh yang bener teh pacar atau bukan. Jadi bingung Mamang teh."

"Pacar Alka, Mang. Beryl namanya, malu dia makanya gak mau ngakuin Alka pacarnya." Mang Toto terkekeh geli mendengarnya. Apalagi melihat ekspresi Beryl yang tengah menahan malu serta umpatannya.

"Geulis pisan, ya. Cocoklah, satunya ge kasep." Beruntung, Beryl masih ada turunan sunda dari ibunya. Jadi dia paham. Alkana murni tidak ada turunan sundanya, tapi karena bergaul dengan Mang Toto jadi Alkana paham sedikit-sedikit bahasanya.

"Jadi ini teh mau pesen apa?" Alkana menyebutkan pesanannya begitu juga dengan Beryl. Saat Beryl meminta sambalnya yang banyak, Alkana langsung melotot dan mengatakan pada Mang Toto untuk tidak menuruti permintaan Beryl-nya.

"Kamu bisa sakit perut," tukas Alkana.

Beryl menghela nafas jengah. "Apa si, aku udah biasa."

"Tetep aja gak boleh," final Alkana dan Mang Toto menyudahi perdebatan pasangan muda itu. Setelahnya, Mang Toto melangkah ke dapur kedai, meninggalkan Alkana dan Beryl yang saling diam-diaman sekarang.

"Aku cuma gak mau kamu sakit," akhirnya Alkana mengalah dan bicara duluan.

"Gak enak kalo makan gak pake sambel," ajaran Nikel sudah pasti. Beryl selalu dicekoki sambel saat makan di kosan. Jadi kebiasaan.

TITANIUM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang