[49] Mulai Dari Awal

37.1K 3.9K 231
                                    

absen dulu, pake emot love warna favorit kalian.

aku purple love, pada tau kan ya.

"Kamu bisa rawat pasien kamar teratai itu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu bisa rawat pasien kamar teratai itu?"

Mata Beryl melihat dengan seksama pasien yang dimaksudkan tadi. Pasien itu terlihat rapuh dengan tangan dan kaki terborgol.

Terlihat duduk tak berdaya sehingga tak ada yang mengira seganas apa saat pasien itu dipancing amarahnya. Banyak perawat yang angkat tangan karena kewalahan merawatnya.

"Hati-hati, cukup suapi dia makanan dan obat tidur."

Beryl mengangguk sanggup. Tak apa, ini bukan pertama kalinya Beryl menangani pasien yang gangguan jiwanya sudah sangat parah.

"Jangan biarkan pintu tertutup agar kamu mudah kabur sewaktu-waktu dia mengamuk."

"Tenang aja," balas Beryl tenang.

Beryl mendekati brankar dimana seorang gadis berpakaian kusut, rambut semerawut, hanya diam menunduk lesu.

"Selamat siang," sapa Beryl pelan. Tak ada jawaban dari gadis itu.

Ineshia, umur 20 tahun, mahasiswa.

Dua tahun lebih muda dari Beryl. Wajahnya manis meski sekarang begitu pucat, garis bibir yang menghitam, dan kantung mata yang kentara.

"Ineshia, boleh saya panggil Nessa?"

Karena panggilan itu, Ineshia mendongak. Menatap intens Beryl dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan. Seperti, hm mungkin, ketakutan.

"Saya Beryl, umur saya 22 tahun. Saya bekerja untuk merawat pasien seperti kamu disini, dan saya tidak akan berbuat sesuatu yang buruk sama kamu, Nessa."

Ineshia yang tidak mudah percaya dengan orang asing, masih menatap penuh intimidasi Beryl.

"Nessa, kamu lapar?" Beryl membawakan sepiring nasi dan sup ayam hangat.

"Mau makan dengan saya?" Ineshia nampak ragu, tapi juga nampak ingin menerima tawaran Beryl.

"Tenang saja, jangan takut." Dengan gemetar, Ineshia menerima sendok yang diberikan Beryl untuknya.

"Mau makan sendiri atau saya suapi?" Beryl bertanya begitu lembut sehingga Ineshia merasa sedikit aman. Ineshia mulai percaya kalau Beryl bukan orang jahat.

"Se-sendiri," gumam Ineshia yang nyaris tak terdengar.

"Baik, saya temani ya." Beryl melepas borgol di tangan Inershia dengan hati-hati.

Selama Inershia makan dengan tangannya sendiri, Beryl membersihkan ruangan yang ditempati Inershia.

Mungkin baru saja terjadi kekacauan yang mengakibatkan ruangan seperti kapal pecah. Banyak pecahan kaca dan benda-benda yang yang tergeletak tak sesuai tempatnya.

TITANIUM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang