[17] The Truth

55.1K 6.3K 170
                                    

"Beryllium

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Beryllium ... "

Mungkin ini pertama kalinya Alkana memanggil gadisnya dengan nama, bukan panggilan sayang seperti biasanya. Dan itu terdengar mengerikan.

Langkah Alkana mendekat ke arah gadisnya yang tengah gemetar ketakutan. Sepenuhnya masih syok dengan fakta yang baru diketahuinya.

"Jangan mendekat!" Teriak Beryl. Larangan adalah sebuah perintah bagi Alkana.

"Please, jangan mendekat." Seperti biasa Alkana tak mengindahkan peringatan gadisnya. Ia terus mendekat sampai bisa merengkuh tubuh gadisnya yang bergetar hebat.

"Tenang, sayang. Jangan takut," kalimat penenang itu justru membuat hati Beryl gelisah. Beryl berusaha melepaskan diri dari dekapan Alkana, namun tenaganya hilang.

Makin lama, hanya suara isak tangis yang terdengar. Beryl melemah, ia juga menerima dekapan hangat Alkana meski menyesakkan dada.

"Aku butuh penjelasan dari kamu, Alkana." Yang Alkana takutkan akhirnya terjadi. Alkana selalu saja tidak siap jika suatu saat Beryl mengetahui tentang masa lalunya. Alkana takut Beryl pergi darinya.

"Aku pasti jelasin, sayang. Tapi nggak sekarang, kamu istirahat ya."

Beryl menggeleng lemah. Rasa kantuknya lenyap begitu saja, rasa lelah dan pegal pun sudah tergantikan oleh rasa penasaran serta pemikiran negatif di kepalanya.

"Kamu bilang, aku milikmu kan. Tapi kenapa aku gak tau apapun tentang kamu," sejenak menjeda sebab terlalu sesak lalu melanjutkan. "Kamu terlalu misterius dan berbahaya buat aku."

Alkana mencengkeram kuat pinggang Beryl sebelum mengecup pelipis gadisnya. "Aku takut kamu pergi. Kamu gak tau seberapa takut aku hidup tanpa kamu."

Bahkan Alkana sendiri tak bisa menjabarkan seberapa besar rasa takut akan kehilangan Beryl-nya. Cintanya begitu besar sampai Beryl tidak sadar, Alkana rela mati demi dirinya.

"Itu bukan cinta, Alkana. Tapi obsesi."

"Kamu gak akan ngerti diposisi aku, jangan bilang kalau perasaan aku ini hanya obsesi semata!"

Dunia pun tahu sebesar apa rasa cinta Alkana untuk gadisnya. Beryl yang tidak mau sadar dan seolah menutup mata dan telinga.

"I fuckin' love you, bahkan rasanya aku bisa gila kalo gak ada kamu." Beryl merasakan bahunya basah. Alkana menangis karenanya? Beryl tertegun beberapa saat. Apa cinta Alkana memang setulus itu.

"Sejak kapan?" Tanya Beryl membiarkan Alkana mencari kenyamanan di pelukannya. "Sejak kapan kamu terobsesi sama aku?"

Alkana ingin marah saat Beryl hanya menganggap perasaannya sebatas obsesi dan semuanya hanya berjalan karena nafsu. Alkana ingin marah rasanya. Tapi dia tahan. Kehilangan Beryl lebih membuatnya takut dari apapun.

"Pertama kali aku ngeliat kamu waktu itu, aku udah ngerasa ada yang beda. Kamu berbeda. Jantung aku seperti mau meledak karena berdetak terlalu kencang saat ada kamu didekat aku. Pertemuan kedua saat kamu ngobatin aku. Kamu tau, itu pertama kalinya aku punya keinginan untuk memiliki kamu. Kamu, Beryllium-nya Alkana."

TITANIUM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang