Pukul 10.15 pagi, aku masih mencari - cari restoran yang ingin aku datangi nanti, dan pastinya mengajak tetangga sebelah.
Aku mencari restoran yang sesuai budget dengan dompetku dan makanannya yang juga enak.
"ckk ini mahal sih tapi enak waktu itu pernah coba, gak ada diskon apa ya spesial ulang tahun gue" aku berbicara sediri
"ahh ini boleh nih" aku mengklik profil restoran itu dan melihat beberapa review - review yang bagus
Dan aku memutuskan untuk pergi kesana mentraktir Xiao Zhai.
"ini anak tumben gak keluyuran"
Aku mencoba menelponnya. Hanya terdengar suara deringan nada tunggu yang tak kunjung diangkat. Hingga aku memutuskan untuk mendatangi ke kamarnya.
"Xiao Zhai......."
Aku menempelkan sidik jari ibu jariku dan mendorong pintu itu, namun tetap terkunci.
"loh, di kunci ganda? tumbenan ni anak"
"Xiao Zhai......" sambil mengetok pintu
"ZHAI XIAOWEN......"
Tetap tidak ada balasan. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kamar. Membereskan segal cucian piring, dan menjemur baju yang tadi sudah dicuci.
Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah tadi aku kembali ke kamar Xiao Zhai dan memanggilnya lagi.
"ZHAI...XIAO....WEN...." aku mengetuk pintunya dengan sedikit keras
"AAAAAAIYYYYAAAAAAA" suara dia terdengar dari luar pintu
"bukaa wen... kenapaaa"
cekleek. Zhai Xiaowen akhirnya membuka pintu kamarnya.
Aku melihat bajunya penuh dengan noda putih seperti bedak.
"lo ngapain? mandi bedak?"
"eksperimen"
"hah eksperimen apaan" aku masuk dan melihat banyak barang masak yang berantakan
"gue buat kue beras ketan gula merah, nih"
"cobain, spesial buat lo yang ulang tahun"
Aku mengambil satu kue itu dan menguyahnya.
"lo tau gula merah?" tanyaku ke Xiao Zhai
"tau lah, gula yang warna merah"
"ini pake gula apa?"
"gula pasir, dikasih pewarna merah"
Aku terdiam "terus?"
"tapi pas liat gambar contohnya agak gelap warnanya, jadinya gue campurin kecap"
Aku menghentikan kunyahanku.
"kan kecap juga manis" lanjutnya
"udah jangan dilanjut, beresin aja" aku membereskan barang barangnya
"tapi enak kan?" tanyanya
"enak tapi gimana ya, aneh gitu"
Dia menopang dagu dengan tangannya "kok bisa ya"
"coba lo cobain"
Dia mencicipi juga.
"enak tapi kayak rasa bumbu semur"
"tapi enak" dia melanjutkan menghabiskan kue buatannya itu
Aku melanjutkan membersihkan meja yang penuh tepung dan lain lain itu.
"eh nanti malem makan diluar yuk" kataku sambil menyuci piring dan mangkok
"lo traktir?"
"iya kan gue yang ultah"
"yesss gue gak mau makan, makan nanti sekalian banyak"
"lo gak mau ganti tuh baju penuh tepung?"
"nitip ke cucian lo dong"
"gak, gue udah nyuci baju tadi"
"yaudah gue bawa ke laundry aja" dia masuk ke kamarnya dan melempar bajunya ke bak cucian
"ya ampun udah tinggal masukin ke mesin cuci, trus udah muter sendiri aja males"
---
Setelah dia ganti baju, kami duduk di ruang tamu. Aku makan beberapa snack miliknya yang ada di bawah meja, dia sibuk main game di hpnya.
"argghhh kalah mulu" dia memukul pahanya sendiri
"main apasih" aku penasaran
"HAHAHAHAHAHA" aku tertawa sangat kencang melihat game yang dia mainkan. Dia memainkan game parkir mobil.
"gue harus latian dulu di game biar bisa lulus tes sim"
"tapi kan beda wen hahahahaha"
"ini adalah salah satu usaha gue belajar, lo harus dukung"
Aku mengangguk sambil tertawa dan melanjutkan mengambil snack baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boy Next Door (Zhai Xiaowen)
أدب الهواةR1SE Halu Series #6 Zhai Xiaowen as Zhai Xiaowen / Xiao Zhai (y/n) as you . Banyak dari temanku, bahkan orang lain mengira kalau aku adalah pacar tetanggaku yang tampan ini. TIDAK. Aku tekankan sekali lagi; dia mencintai dirinya sendiri, tidak ada...